Dipalak
Petugas Imigrasi Myanmar
Negara
yang maju seringkali bukanlah negara yang memiliki segala-galanya, seperti
alam, SDA, dan barang tambang yang melimpah, melainkan mempunyai prinsip hidup
yang baik. Mulai dari ketegasan negara dalam memberantas korupsi, mentalitas
pejabat di kursi pemerintahan, sampai sikap hidup masyarakatnya sendiri. Tak
heran rasanya jika Jepang dan Singapore sebagai negara yang notabene miskin
potensi, justru keluar sebagai negara maju berkat prinsip hidup yang mereka
terapkan sehari-hari.
Sayangnya,
beberapa negara tak kunjung maju karena masih berjibaku dengan kondisi politik
yang kurang baik. Sifat korupsi dan menguntungkan diri sendiri biasanya masih
diderita oleh negara yang kurang maju. Hal ini terlihat pada saat Dreamland
melintasi perbatasan Thailand menuju Myanmar di Thachilek. Begitu keluar dari
Thailand, semua proses berjalan dengan lancar tanpa adanya hambatan yang
berarti.
Setibanya
di pintu imigrasi Myanmar, Dreamland langsung diminta masuk ke kantor oleh
petugas imigrasi Myanmar. Langsung deh di sana aksi pemalakan terhadap turis
asing dimulai. “What do you want to do in
Myanmar? Shopping?” tanyanya dengan ekspresi wajah yang menyebalkan. “Yes!” kata Dreamland. “Okay you must pay 500 bath to enter Myanmar.”
katanya enteng. Dreamland tidak kaget mendengar hal ini karena sudah membaca
sebelumnya dari berbagai panduan di internet.
Dreamland
pun mengeluarkan uang 10 US Dollar sesuai dengan jumlah nominal yang tertera
secara resmi di kantor itu. Namun petugas itu segera menolak, “No, we not accept this. Only 500 bath and
you can go inside.” Bule-bule yang penasaran dengan keadaan Thachilek tanpa
banyak babibu langsung membayar dan difoto. Dreamland pun akhirnya menyerah dan
terpaksa harus menerima pemalakan sebesar 500 bath itu. Baru deh dia
senyum-senyum penuh kemenangan. Sebalnya! Paspor Dreamland pun ditahan di
perbatasan ini dan Dreamland melenggang pergi.
Begitu
masuk ke Thachilek, Dreamland merasa sudah melakukan kesalahan terbesar dalam
hidup. Seolah-olah hanya membayar cap masuk Myanmar, Dreamland melihat
Thachilek tidak menarik sama sekali. Selain barang dagangannya hampir mirip
dengan di Mae Sai, begitu mengikuti city
tour di sini pun garingnya minta ampun. Hanya pagoda emas raksasalah yang
menarik di sini. Boro-boro mau shopping
atau belanja belanji, Thailand Bath Dreamland ludes dipalak petugas imigrasi
Myanmar dan tidak bisa beli apa-apa lagi!
Akhirnya
Dreamland hanya 1 jam berada di sini karena melihat Thachilek bukanlah kota
yang menarik. Dreamland pun kembali mengambil imigrasi di pos imigrasi Myanmar,
kemudian masuk kembali ke Mae Sai, Thailand setelah melakukan rangkaian
pemeriksaan paspor dan bawaan. Thachilek sebagian besar menjual Viagra
abal-abal, VCD bajakan, dan rokok Myanmar yang ditutupi label internasional.
Tidak ada yang menarik di sini karena kotanya sendiri sangat gersang dan sarat
kemiskinan.
Wajar
rasanya jika Myanmar masih terdampar menjadi salah satu negara paling tidak
berkembang di Asia Tenggara karena mentalitas korupsinya masih dipupuk terus
menerus. Tanpa slip dan bukti yang resmi, ke manakah uang 500 bath itu akan
lari kalau bukan ke kantong pribadi petugasnya, bukan? Padahal biaya resminya
10 US Dollar dan 500 bath itu setara dengan 16 US Dollar!! Negara yang maju
adalah negara yang menjunjung tinggi etika, hukum, dan sikap hidup yang baik.
Semoga saja praktik semacam ini tidak terjadi lagi di negara manapun di dunia
ini. Cukuplah Myanmar yang melakukan hal ini!
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.