Tuesday, July 2, 2013

Dipalak Petugas Imigrasi Myanmar

Dreamland Traveller Moment


Dipalak Petugas Imigrasi Myanmar
            Negara yang maju seringkali bukanlah negara yang memiliki segala-galanya, seperti alam, SDA, dan barang tambang yang melimpah, melainkan mempunyai prinsip hidup yang baik. Mulai dari ketegasan negara dalam memberantas korupsi, mentalitas pejabat di kursi pemerintahan, sampai sikap hidup masyarakatnya sendiri. Tak heran rasanya jika Jepang dan Singapore sebagai negara yang notabene miskin potensi, justru keluar sebagai negara maju berkat prinsip hidup yang mereka terapkan sehari-hari.
            Sayangnya, beberapa negara tak kunjung maju karena masih berjibaku dengan kondisi politik yang kurang baik. Sifat korupsi dan menguntungkan diri sendiri biasanya masih diderita oleh negara yang kurang maju. Hal ini terlihat pada saat Dreamland melintasi perbatasan Thailand menuju Myanmar di Thachilek. Begitu keluar dari Thailand, semua proses berjalan dengan lancar tanpa adanya hambatan yang berarti.
            Setibanya di pintu imigrasi Myanmar, Dreamland langsung diminta masuk ke kantor oleh petugas imigrasi Myanmar. Langsung deh di sana aksi pemalakan terhadap turis asing dimulai. “What do you want to do in Myanmar? Shopping?” tanyanya dengan ekspresi wajah yang menyebalkan. “Yes!” kata Dreamland. “Okay you must pay 500 bath to enter Myanmar.” katanya enteng. Dreamland tidak kaget mendengar hal ini karena sudah membaca sebelumnya dari berbagai panduan di internet.
            Dreamland pun mengeluarkan uang 10 US Dollar sesuai dengan jumlah nominal yang tertera secara resmi di kantor itu. Namun petugas itu segera menolak, “No, we not accept this. Only 500 bath and you can go inside.” Bule-bule yang penasaran dengan keadaan Thachilek tanpa banyak babibu langsung membayar dan difoto. Dreamland pun akhirnya menyerah dan terpaksa harus menerima pemalakan sebesar 500 bath itu. Baru deh dia senyum-senyum penuh kemenangan. Sebalnya! Paspor Dreamland pun ditahan di perbatasan ini dan Dreamland melenggang pergi.
            Begitu masuk ke Thachilek, Dreamland merasa sudah melakukan kesalahan terbesar dalam hidup. Seolah-olah hanya membayar cap masuk Myanmar, Dreamland melihat Thachilek tidak menarik sama sekali. Selain barang dagangannya hampir mirip dengan di Mae Sai, begitu mengikuti city tour di sini pun garingnya minta ampun. Hanya pagoda emas raksasalah yang menarik di sini. Boro-boro mau shopping atau belanja belanji, Thailand Bath Dreamland ludes dipalak petugas imigrasi Myanmar dan tidak bisa beli apa-apa lagi!
            Akhirnya Dreamland hanya 1 jam berada di sini karena melihat Thachilek bukanlah kota yang menarik. Dreamland pun kembali mengambil imigrasi di pos imigrasi Myanmar, kemudian masuk kembali ke Mae Sai, Thailand setelah melakukan rangkaian pemeriksaan paspor dan bawaan. Thachilek sebagian besar menjual Viagra abal-abal, VCD bajakan, dan rokok Myanmar yang ditutupi label internasional. Tidak ada yang menarik di sini karena kotanya sendiri sangat gersang dan sarat kemiskinan.
            Wajar rasanya jika Myanmar masih terdampar menjadi salah satu negara paling tidak berkembang di Asia Tenggara karena mentalitas korupsinya masih dipupuk terus menerus. Tanpa slip dan bukti yang resmi, ke manakah uang 500 bath itu akan lari kalau bukan ke kantong pribadi petugasnya, bukan? Padahal biaya resminya 10 US Dollar dan 500 bath itu setara dengan 16 US Dollar!! Negara yang maju adalah negara yang menjunjung tinggi etika, hukum, dan sikap hidup yang baik. Semoga saja praktik semacam ini tidak terjadi lagi di negara manapun di dunia ini. Cukuplah Myanmar yang melakukan hal ini!

~ oOo ~

No comments:

Post a Comment

Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.