Thursday, October 31, 2013

Petugas Bandara yang Sentimen

Dreamland Traveller Moment


Petugas Bandara yang Sentimen
            Tatkala Dreamland beranjak pulang ke Bandung sesudah menyelesaikan Ipoh Trip, Dreamland mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan di bandara LCCT, Kuala Lumpur. Saat itu, Dreamland membawa koper yang berisi berbagai macam oleh-oleh untuk sanak saudara di rumah. Begitu mau naik dan memasuki imigrasi, Dreamland dicegat oleh petugas bandara yang beretnis India. Begitu melihat paspor Dreamland adalah paspor Indonesia, langsung deh dia suruh menaikkan koper ke timbangan. Angka timbangan menunjukkan 9 kg dan Dreamland disuruh memasukkan koper ke bagasi. 
            Dreamland dongkol juga mendapat perlakuan seperti ini. Akhirnya Dreamland mundur kembali untuk membenahi barang-barang yang bisa membuat koper menjadi 7 kg. Tatkala Dreamland sudah beres membenahi barang, tiba-tiba datang warga Malaysia yang mau naik ke imigrasi. Dengan bebasnya, mereka dibiarkan melenggang pergi padahal barangnya lebih banyak dari Dreamland. Kalau ditimbang mungkin bisa-bisa mencapai 12 kg, tapi petugas India itu malah diam saja cuek bebek.
            Demikian juga saat petugas India itu melihat warga Malaysia yang melintas dibiarkan begitu saja. Benar-benar perlakuan yang sentimen! Dengan amarah yang sudah memuncak, Dreamland pun melihat petugas India itu dengan tatapan sengit. Dreamland benar-benar BT sesudah kejadian itu dan dalam kondisi super bad mood. Masalahnya TKI kita yang pulang juga mendapat perlakuan serupa untuk ditimbang, sementara warga mereka sendiri dibiarkan saja begitu saja dengan barang bawaan mereka yang bejibun.
            Memang petugas imigrasi maupun bandara yang beretnis India ini sudah membuat masalah hampir setiap kali Dreamland mendarat di Malaysia. Tatkala Dreamland melewati Bangunan Sultan Iskandar di Johor Bahru saja, petugas India yang membuat proses cap menjadi lama karena tanya ini tanya itu yang tidak penting. Makanya Dreamland selalu memilih petugas imigrasi non India karena mereka tidak mempersulit Dreamland untuk lewat.
            Maaf bukan Dreamland rasis, namun kenyataannya memang demikian. Sebal rasanya jika bangsa kita disentimenkan di negara tetangga ini!

~ oOo ~

Wednesday, October 30, 2013

Membudayakan Diri Taat Aturan

Dreamland Traveller Moment


Membudayakan Diri Taat Aturan
            Ada sebuah anekdot di Indonesia yang mengatakan jika lampu menunjukkan warna hijau, maka kita boleh jalan. Jika lampu sudah menunjukkan warna kuning, saatnya kita bersiap-siap. Terakhir ketika lampu mau berganti menjadi merah, momen di mana kita harus memacu kendaraan kita secepat mungkin agar tidak terhambat di stopan. Begitulah anekdot yang memang menjadi perilaku sehari-hari masyarakat Indonesia di jalan.
            Tertib berlalu lintas adalah hal yang langka dilakukan masyarakat Indonesia pada umumnya. Angkot yang ngetem di sembarang jalan, motor yang menyalip secara membabi buta, serta mobil yang parkir di pinggir jalan yang ramai merupakan pemandangan lazim yang kita temui setiap hari. Selain itu, polisi yang seyogianya menjadi aparat penegak aturan juga menjalankan tugasnya kalau “ada udang di balik batu”. Giliran akhir bulan biasanya baru deh polisi beraksi melihat pelanggaran yang dilakukan pengemudi kendaraan bermotor untuk mendapatkan uang jajan tambahan.
            Rupanya mentalitas berkendara di Indonesia ini sangat berbeda dengan tetangganya di Malaysia. Tatkala Dreamland berada di Ipoh, Dreamland sangat aneh melihat taksi yang Dreamland tumpangi berhenti di lampu stopan yang menunjukkan lampu merah, meskipun tidak ada mobil yang melintas satupun di kanan dan kiri jalan. Pengemudi taksi ini baru jalan tatkala lampu sudah menunjukkan warna hijau sesuai aturan yang berlaku. Coba saja jika situasi ini terjadi di Indonesia, pasti pengemudi sudah langsung tancap gas untuk melewati lampu stopan. Betul tidak?
            Tak hanya itu, fenomena unik yang Dreamland temui lainnya adalah pengendara mobil langsung mengatur posisi untuk memberikan jalan pada Ambulans di lampu stopan. Benar-benar mentalitas yang patut diacungi jempol. Kalau di Indonesia sih boro-boro memberikan jalan, mungkin yang ada jalan untuk Ambulans dihalangi karena semua orang merasa ingin cepat sampai tujuan. Alhasil kalau sudah begitu, korban kecelakaan yang perlu mendapat penanganan medis segera pun bisa bye-bye sebelum sampai di rumah sakit.
            Taat aturan itu soal kebiasaan. Kita tak perlu diawasi polisi terus menerus 24 jam agar kita mampu taat pada aturan yang berlaku. Lagipula taat aturan juga tidak ada ruginya kok. Ketika kita mau dihargai orang lain, maka kita harus menghargai orang lain terlebih dahulu. Sama halnya dengan lalu lintas. Ketika kita ingin jalan kita lancar, maka kita harus menghormati hak pengguna jalan lainnya. Jangan seperti (mohon maaf) angkot yang suka berhenti sana sini mengangkut penumpang seolah-olah jalan raya adalah miliknya sendiri. Wajar kalau akhirnya macet terjadi di sana sini akibat ulah manusianya sendiri yang tidak taat aturan.
            Terbukti bahwa semakin maju suatu negara, maka kesadaran mereka untuk taat aturan semakin tinggi. Bisa jadi karena efek jera denda yang diberikan pemerintah ketika melanggar ataupun mereka sudah dilatih sejak dini untuk taat aturan. Seandainya saja Indonesia mampu meniru budaya taat aturan ini pastilah kemacetan parah dan berbagai kasus kecelakaan lalu lintas dapat dihindari dengan baik. Semoga saja pemerintah mampu mengikis kebiasaan masyarakat Indonesia yang sudah mendarah daging melanggar aturan dengan kebijakan yang jitu.

~ oOo ~

Tuesday, October 29, 2013

Terjebak Parade Kemerdekaan Malaysia

Dreamland Traveller Moment


Terjebak Parade Kemerdekaan Malaysia
            Sebagai seorang traveler, beruntung rasanya jika kita bisa menyaksikan perayaan hari besar suatu negara saat kita sedang berwisata. Selain mendapatkan tontonan spektakuler gratis, kita juga bisa mempelajari dan mengenal budaya dari masing-masing negara lewat pertunjukan yang mereka sajikan. Hal ini Dreamland dapatkan tatkala berada di penghujung Ipoh Trip beberapa waktu yang lalu.
            Waktu Dreamland keluar dari Tune Hotels.com untuk berangkat ke Gua Kek Lok Tong, awalnya Dreamland senang karena jalanan begitu lenggang dan sepi saat menuju ke Medan Kidd. Begitu memasuki alun-alun kota Ipoh, Dreamland terkejut melihat begitu banyak kendaraan polisi, tentara, dan bus mengantri dengan padat di jalan. Dreamland kira ada kejadian yang tidak diinginkan nih. 
            Selain itu, banyak sekali polisi dan tentara yang berada di sepanjang kawasan ini. Dreamland melihat motor-motor polisi diparkir berjejer, kemudian ada parade keliling anak-anak sekolah sambil memainkan alat musik. Pokoknya suasana alun-alun Ipoh begitu meriah dengan adanya acara ini. Setelah Dreamland bertanya ke salah satu orang yang ada di sana ternyata Dreamland baru tahu kalau hari ini digelar gladi kotor untuk perayaan HUT Kemerdekaan Malaysia ke-46.
            Ratusan pelajar sekolah berbaris rapi layaknya petugas upacara, kemudian ratusan anak lainnya memainkan drum dan terompet. Suasana kota tua Ipoh yang semula sepi menjadi ramai dengan adanya atraksi ini. Perjalanan menuju Medan Kidd pun diwarnai dengan pemandangan yang seru dan menyenangkan, meskipun Dreamland harus menembus keramaian penjagaan tentara dan polisi saat acara berlangsung.
            Ternyata parade kemerdekaan Malaysia ini berdampak pada jalur transportasi di Ipoh. Bus memang bisa berangkat dari Medan Kidd, namun kita harus menunggu antrian yang panjang karena sebagian besar jalan utama di Ipoh ditutup untuk kepentingan parade ini. Tak hanya itu, kemacetan juga menjadi makanan Dreamland saat pergi ke Gua Kek Lok Tong, padahal tidak ada sejarah macet di Ipoh selama ini karena kotanya sendiri sangat sepi. Alhasil perjalanan yang seyogianya memakan waktu 30 menit, kini molor menjadi 1 jam.
            Meskipun acara Dreamland menjadi tidak lancar, terjebak dalam parade kemerdekaan di negara tetangga ini tentu menjadi momen yang tidak terlupakan karena Dreamland bisa melihat adanya kesamaan acara antara penyelenggaraan kemerdekaan di Indonesia dan Malaysia. Semoga Dreamland bisa terjebak dalam perayaan hari-hari besar lainnya tatkala sedang berwisata di suatu negara agar bisa mengetahui keunikan dari perayaan setiap negara!

~ oOo ~

Monday, October 28, 2013

Menerima Perbedaan, Memelihara Persatuan

Dreamland Traveller Moment
Spesial Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2013



Menerima Perbedaan, Memelihara Persatuan
            Miris rasanya mendengar kabar masih begitu banyak perpecahan yang disebabkan oleh perbedaan suku, agama, ras, dan golongan. Tawuran antarpelajar, antarsuku, antarRT, dan lain sebagainya mewarnai pemberitaan media massa dalam kurun waktu 1 tahun terakhir ini. Tak hanya itu, organisasi yang mengatasnamakan agama juga kerapkali menggunakan kekerasan dengan alasan menegakkan kebenaran. Sungguh sangat memprihatinkan.
            Di usia bangsa Indonesia yang sudah menginjak 68 tahun ini, masih ada sebagian kalangan Indonesia yang bersikap picik, primitif, dan fanatik. Masing-masing sibuk mempertahankan kebenaran berdasarkan sudut pandangnya sendiri. Ketika melihat ada perbedaan pendapat, tidak ada lagi kata musyawarah untuk mufakat. Perbedaan itu ditumpas dan harus disamaratakan dengan pendapat mayoritas.
            Itulah realitas yang kita temui sehari-hari. Kaum yang benar pasti akan selalu kalah oleh kekuatan mayoritas yang sudah jelas-jelas merugikan banyak orang. Pada akhirnya, kita tak ubahnya negara dunia yang ketiga yang keadaan politiknya masih labil, seperti Myanmar. Tentu sebagai negara yang sudah merdeka dan berdaulat, kita tidak ingin disamaratakan dengan negara yang masih belum benar-benar merdeka sepenuhnya, bukan?
            Dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada hari ini, sudah sepatutnya kita menghayati kembali apa esensi dari Sumpah Pemuda itu sendiri. Jangan sampai kita hanya mampu menghafal isi dari Sumpah Pemuda, tapi tidak tahu bagaimana cara merealisasikan hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Isi dari Sumpah Pemuda:
Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.   

            Kita akan sadar betapa terbatas, kecil, dan tidak berdayanya diri kita tatkala kita sudah melihat dunia di luar Indonesia. Kita tidak akan bersikap sok nasionalis, sok benar, sok suci, dan sok sok lainnya. Wisata atau jalan-jalan akan mengajarkan kita semua bahwa perbedaan itu indah. Kita bisa melihat bagaimana kebudayaan satu bangsa dengan bangsa lainnya sangat kontras satu sama lain.
            Perbedaan yang ada di setiap negara itu nyatanya tidak membuat mereka harus berpisah atau terpecah belah. Justru perbedaan itu kelak menjadi daya tarik wisata yang membuat wisatawan mau datang berbondong-bondong untuk mengunjungi negara tersebut. Sebut saja salah satunya, Thailand. Meskipun waria dianggap makhluk terhina di Indonesia, Thailand justru menjadi mereka makhluk “spesial” yang mendatangkan uang bagi pariwisata Thailand.
            Thailand mengemas manusia yang “spesial” ini dalam pertunjukkan kabaret, tarian, dan bernyanyi yang membuat banyak orang tertarik untuk datang melihat mereka. Meskipun harga tiket nontonnya tidak murah, banyak orang berbondong-bondong untuk menyaksikan pertunjukkan ini lho sampai kursinya terisi penuh semua dari VIP sampai regular. Lihat betapa cerdasnya pemerintah Thailand mengemas pariwisata dengan memanfaatkan kaum yang termarginalkan di Indonesia.
            Lain halnya dengan Malaysia. Negara tetangga yang suka bermasalah dengan negara kita perihal penyiksaan TKI ini juga mengajarkan kita betapa indahnya perbedaan. Dreamland melihat anak sekolah, baik dari suku Melayu, China, dan India mereka beriringan masuk ke bus umum dan berbincang satu sama lain. Tidak ada sebutan “Dasar Cina!”, “Dasar India!”, dan lain sebagainya yang dilontarkan. Mereka memaknai perbedaan sebagai sebuah ciri khas tersendiri bagi Malaysia. Satu hal yang patut diacungi jempol adalah setiap kaum bisa menjadi pejabat negara Malaysia, entah itu dari Melayu, China, maupun India.
            Malu rasanya jika Indonesia yang benar-benar memiliki deklarasi persatuan layaknya Sumpah Pemuda ini malah berperilaku seperti kaum primitif yang tidak punya panduan sama sekali. Sentimen terhadap agama, suku, dan golongan tertentu masih terasa kuat, khususnya di daerah-daerah. Jika bukan kita yang mengubah paradigma yang sudah mendarah daging dalam masyarakat Indonesia dewasa ini, siapa lagi yang akan melakukannya?
            Maka dari itu, jelajahi dunia sejauh mungkin dan kembalilah ke Indonesia. Rasakan dan saksikan betapa beragamnya dunia yang kita pijak. Temukan dan bawalah nilai-nilai berharga yang kita temui dari setiap jengkal dunia yang kita lalui agar kelak kita menjadi orang yang bijaksana. Menerima perbedaan berarti juga memelihara persatuan. Selamat Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2013!

~ oOo ~