Saturday, March 30, 2013

Great Vacation in Dreamland Traveller

Dreamland Traveller akan kembali melakukan perjalanan istimewa yang tidak terlupakan, memberikan wawasan kehidupan baru, serta menjelajahi wilayah baru yang diharapkan mampu memberikan kenangan dan arti tersendiri bagi kehidupan Dreamland Traveller.

Nantikan perjalanan Dreamland Traveller dalam


Bangkok Trip, 31 Maret - 5 April 2013

Ikuti perjalanan Dreamland Traveller hanya di Dreamland Traveller!

Memaknai Tradisi Cheng Beng di Cianjur

Dreamland Traveller


Memaknai Tradisi Cheng Beng di Cianjur
            Sebagai masyarakat keturunan Tionghua, keluarga Dreamland senantiasa melakukan Cheng Beng yang merupakan tradisi tahunan dari kepercayaan masyarakat Tionghua. Bertepatan dengan tanggal merah yang jatuh pada 29 Maret, keluarga Dreamland pun memutuskan melakukan tradisi ini ke Cianjur. Kebetulan makam leluhur keluarga Dreamland berada di Cianjur, sehingga Dreamland pun berangkat dari Bandung menuju Cianjur dengan mobil.
            Perjalanan ini bermula ketika orang tua Dreamland membeli berbagai macam kembang yang akan digunakan untuk ziarah. Setelah itu, Dreamland langsung berangkat ke Cianjur dan menempuh perjalanan selama kurang lebih 2,5 jam. Sesampainya di Cianjur, Dreamland langsung menuju daerah Pasir Hayam dan parkir di kompleks pemakaman Tionghua yang ada di sana. 
            Dreamland dan keluarga pun langsung menaiki bukit pemakaman untuk menuju makam leluhur yang dituju. Sesampainya di sana, belasan penunggu makam dan tukang bersih-bersih dengan sigap membersihkan makam yang kami tuju. Kami pun mulai melakukan ritual Cheng Beng ini dengan mengucapkan doa dan salam pada arwah leluhur yang sudah tiada. Selain itu, kami juga menaburkan bunga di atas pusara leluhur.
            Tradisi Cheng Beng ini umumnya dilakukan secara fleksibel sesuai dengan kepercayaan masing-masing keluarga Tionghua. Terkadang Cheng Beng dilakukan dengan membakar sejumlah kertas berhologram emas sebagai bekal untuk arwah leluhur yang ada di surga. Ada juga yang membakar mobil, baju, elektronik, dan peralatan lainnya yang berbahan dasar kertas sebagai peralatan yang dapat digunakan di dunia arwah. Namun tradisi ini kebanyakan hanya dilakukan oleh keluarga Tionghua yang masih sangat konvensional.
            Cheng Beng sendiri bermakna hari yang ditetapkan untuk mengingat dan menghormati nenek moyang. Terlepas dari dongeng yang mengisahkan arwah orang yang sudah meninggal hadir dan berkeliaran saat Cheng Beng saat kita sembahyang di makam, Cheng Beng sendiri sama seperti Tahun Baru Imlek. Semua anggota keluarga berkumpul bersama untuk mengenang orang tua yang sangat berjasa dalam hidup kita. Seberapa jauh kita menghargai atau mengenang leluhur yang sudah meninggal akan terlihat dari tradisi Cheng Beng ini.
            Deretan makam yang didesain sedemikian rupa itu terlihat tak terawat ditumbuhi rerumputan liar. Sampah dedaunan dan ranting pohon memenuhi setiap makam yang ada di Pasir Hayam. Terlihat bahwa semakin tidak terawat, rusak, dan kondisi makam yang memprihatinkan menunjukkan bahwa anak cucu leluhur tersebut sudah melupakan mereka. Berbeda dengan makam yang ditaburi bunga, kertas emas, dan dupa yang kondisinya bersih dan rapi, tanda bahwa anak cucu mereka masih setia mengenang jasa dan menghargai setiap usaha yang leluhur lakukan selama masih hidup.
            Fenomena ini juga sekaligus menegaskan bahwa kematian akan mendatangi setiap manusia yang ada di muka Bumi. Hanya saja, tidak ada seorang manusia pun yang tahu kapan akan dipanggil pulang oleh Sang Pencipta. Kita hanya bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin, melakukan hal yang terbaik, dan tentunya berbuat baik pada semua orang agar kelak ketika waktu kita tiba, kita tidak perlu menyesali hidup kita. Justru orang lain yang akan menyesal mengapa semasa kita hidup justru mereka menyia-nyiakan kita.
            Sebagus dan semewah apapun makam yang kelak akan kita tempati, tubuh kita hanya menghabiskan maksimal 1 X 2 meter. Semasa kita hidup, kita harus sadar bahwa apa yang bisa manusia banggakan selain amal dan perbuatannya di dunia. Orang tidak akan melihat betapa kaya atau hebatnya kita saat hidup, melainkan apa saja yang sudah kita lakukan bagi orang di sekitar kita saat kita hidup di dunia ini. Toh pada akhir kehidupan, kita tidak akan membawa semua harta, gelar, kemampuan, dan apa yang kita miliki ke liang kubur. Yang tersisa hanyalah nama baik yang membuat orang masih mau mengingat dan menghidupkan nyawa kita kembali dalam benak orang yang mencintai kita.
            Tradisi Cheng Beng ini tentu sangat mengingatkan Dreamland akan makna kehidupan itu sendiri. Bahwa tidak ada manusia yang hidup abadi selamanya, sehingga kita perlu mempersiapkan diri tatkala kematian itu datang menghampiri kita, entah itu kapan waktunya. Dreamland pun mengakhiri perjalanan ini dengan pulang kembali ke Bandung melewati Tol Padalarang.

Cianjur, 29 Maret 2013

Dreamland Traveller

Catatan:
- Cianjur adalah kota kecil yang terletak di sebelah barat Kota Bandung.
- Perjalanan dari Bandung ke Cianjur dapat ditempuh 1,5 – 2 jam perjalanan dengan mobil.
- Tauco adalah makanan khas Cianjur yang wajib dicoba.
- Kompleks pemakaman Tionghua di Cianjur terletak di daerah Pasir Hayam.
- Bahasa Sunda adalah bahasa yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari orang Cianjur.

~ oOo ~

Thursday, March 28, 2013

Tune Hotels : Now Everyone Can Sleep in 5-Star Bed

Kontes Blog Tune Hotels 2013


Tune Hotels : Now Everyone Can Sleep in 5-Star Bed
            Sebagai seorang budget traveler, biaya akomodasi menjadi salah satu elemen penting yang diperhitungkan agar liburan yang direncanakan tidak over budget atau melebihi anggaran yang telah ditetapkan. Namun Dreamland juga mengerti bahwa istirahat dan tidur yang berkualitas sangatlah penting untuk menunjang kebugaran fisik saat berada di lokasi wisata. Tentu Dreamland tidak ingin terkena penyakit flu, kurang enak badan, dan pilek akibat kurang tidur atau tidak bisa tidur akibat akomodasi yang tidak memadai.



            Memang kenyamanan dan harga yang murah kerapkali berbanding terbalik. Seringkali akomodasi yang murah membuat tidur kita terganggu, apalagi jika kita harus menginap bersama orang lain dalam 1 kamar yang sama. Selain itu, banyaknya kutu, rambut, dan bau apek juga kerapkali mewarnai akomodasi murah karena jarang dibersihkan. Sayang rasanya jika niat menghemat pengeluaran, justru membuat kita merasa tidak nyaman, tidak bisa tidur, dan pada akhirnya merusak semua rencana dalam agenda liburan kita.



            Saat semua hotel berlomba-lomba untuk memberikan fasilitas yang lengkap dengan harga yang mahal, Tune Hotels hadir dengan konsep limited service dengan harga yang murah meriah. “Pay Only What You Need”, kita hanya perlu membayar untuk apa yang kita butuhkan. Sebagai tamu, konsep ini tentu sangat adil mengingat tidak semua fasilitas hotel dibutuhkan oleh semua tamu yang menginap. Kita bisa menghemat pengeluaran akomodasi secara efisien tanpa melupakan kenyamanan dan keamanan yang didapat.



            Berbagai fasilitas add-ons yang bisa didapatkan dengan biaya tambahan, di antaranya Breakfast Set, Air Conditioning, Towel Rental & Toiletries, Internet Connection, dan Entertainment Package. Jika kita tidak memerlukan itu semua, kita tidak perlu membayar atau dipaksa membayar seperti hotel full service pada umumnya. Uniknya, meskipun kita mendapatkan harga promo yang serendah apapun, kita tetap mendapatkan fasilitas yang sama dengan tamu lainnya.



            Saat Dreamland menginap pertama kali di Tune Hotels, yakni Tune Hotels Pasar Baru di Jakarta, Dreamland harap-harap cemas apa saja fasilitas yang akan Dreamland dapatkan dengan harga Rp 36.300,00. Apakah akan ada pengurangan fasilitas atau diberikan tipe kamar yang paling jelek. Ternyata Tune Hotels memberikan kamar yang prima dan nyaman untuk ditempati untuk semua tamunya. Dengan shower air panas yang modern, kipas angin, dan ranjang bintang 5 yang nyaman, Dreamland bisa menikmati sensasi tidur di hotel bintang lima hanya dengan Rp 36.300,00!



            Setelah itu, Dreamland senantiasa memantau promo-promo yang diberikan Tune Hotels di www.tunehotels.com. Tatkala Dreamland berkunjung ke Singapura, Dreamland selalu menginap di Tune Hotels Danga Bay, Johor Bahru karena harganya yang murah, lokasinya yang strategis, serta memiliki fasilitas yang prima. Tentu sebagai traveler yang keluar pagi dan masuk malam ke hotel, Tune Hotels adalah hotel yang paling ideal untuk Dreamland. Selain terjangkau, Dreamland tidak membutuhkan fasilitas yang lengkap, seperti kolam renang, sauna, fitness, dan lain sebagainya yang harus dibayar jika Dreamland menginap di hotel berbintang.


            Demikian pula saat Dreamland berkunjung ke Kuala Lumpur, Dreamland selalu memilih Tune Hotels Downtown Kuala Lumpur karena letaknya yang strategis, dekat dengan Monorail Medan Tuanku, serta dekat dengan pusat perbelanjaan. Satu hal yang Dreamland acungi jempol dari Tune Hotels adalah komitmen Tune Hotels untuk mengusung konsep go green secara aktif. Hal ini terlihat dari sistem kunci kamar otomatis yang menghidupkan, serta mematikan seluruh fasilitas di kamar tatkala kita masuk atau keluar dari kamar.


            Selain sangat menghemat energi agar tidak terbuang percuma saat tidak digunakan, TuneHotels juga sudah membuktikan bahwa hotel limited service juga bisa mempunyai teknologi secanggih ini. Tak hanya itu, seprei yang kita gunakan saat tidur pun tidak harus diganti setiap hari dengan tidak meletakkan kartu bergambar daun di ranjang. Dengan melakukan hal ini, kita sudah berpartisipasi aktif dalam mengurangi limbah detergen, serta penggunaan air bersih untuk mencuci.


            Setiap kamar Tune Hotels juga didesain secara dinamis, sehingga menambah nilai estetika tersendiri bagi tamu yang menginap didalamnya. Meja lipat yang dapat dibuka, cermin yang terpampang di bagian atas ranjang, desain kamar yang minimalis, serta safety box untuk menyimpan barang-barang berharga kita saat berjalan-jalan. Tentu Tune Hotels bukanlah hotel murah yang murahan, melainkan hotel dengan kualitas prima dan memberi pengalaman indah tersendiri bagi siapapun yang menginap didalamnya.
            Semua kamar Tune Hotels di berbagai negara pun mempunyai standar yang sama. Hal ini Dreamland rasakan saat menginap di Tune Hotels Pasar Baru, Jakarta, Danga Bay, Johor Bahru, Downtown Kuala Lumpur, Penang, dan Patong, Phuket. Dreamland pun tak perlu khawatir akan berkurangnya kualitas pelayanan dan fasilitas yang didapatkan. Dreamland tetap mendapatkan senyum yang ramah dari resepsionis, internet gratis di lobby, serta security yang aktif menjaga hotel selama 24 jam.
            Melihat harga, pelayanan, dan kualitas yang diberikan, rasanya tak heran jika TuneHotels mendapat penghargaan dari TripAdvisor sebagai hotel terfavorit wisatawan di seluruh dunia. Kesempurnaan tidak selalu datang dari harga yang mahal. Ya, konsep itulah yang membuat Tune Hotels selalu unggul di bidangnya dalam bisnis budget hotel. Tune Hotels selalu mampu memberikan tidur yang nyenyak, privasi mandi yang oke, serta memenuhi apa yang kita butuhkan.
            Dreamland sangat senang menjadi tamu setia Tune Hotels dalam berbagai trip yang Dreamland adakan. Selain sering mengadakan promo besar-besaran, Tune Hotels selalu memperlakukan semua tamu sama rata, meskipun mendapat harga terendah sekalipun. Dreamland berharap Tune Hotels senantiasa aktif berinovasi dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi setiap tamu yang menginap. Semoga Tune Hotels segera membuka cabang baru di seluruh dunia agar Dreamland tidak perlu lagi repot-repot mencari hotel murah yang kualitasnya sudah teruji.
            Jika saat ini Tune Hotels sudah membuka cabang di 5 negara, yakni Malaysia, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Inggris, Dreamland berharap Tune Hotels segera melebarkan sayapnya ke Australia, Eropa, Hongkong, Jepang, dan berbagai negara lainnya agar persepsi hotel mahal di negara tersebut dapat dihilangkan dari benak para traveler. Menjelajahi dunia tentu akan terasa seru bersama Tune Hotels karena akomodasi murah yang didapat mampu menghadirkan kenyamanan dan keamanan yang dibutuhkan. 
            Tune Hotels memang menjadikan semua orang bisa merasakan tidur di ranjang bintang 5!

~ oOo ~

Rumput Tetangga Lebih Hijaukah?

Dreamland Traveller Moment


Rumput Tetangga Lebih Hijaukah?
            Dreamland selalu mendengar celetukan orang yang baru saja pulang dari luar negeri dengan penuh semangat dan gembira. “Eh tahu ga, Singapura itu canggih ya. Sudah punya jaringan MRT, bus yang datang teratur, tempatnya bersih, dan seru. Pokoknya top banget deh!” kata salah satu teman Dreamland yang baru saja pulang jalan-jalan dari Singapura. “Kalau ke Thailand, pokoknya pengin borong semua barang. Soalnya murah-murah sih!” kata teman Dreamland yang lain.
            Setelah itu, pasti mereka menyambung dengan membandingkan kondisi tetangga dengan negara kita sendiri. “Ga kayak di Bandung, sudah macet seperti Jakarta, banyak sampah, orang-orangnya tidak displin, taman dibabat semua, pokoknya kacau balau deh.” katanya sinis. “Di Indonesia, barang-barang begini mahal banget dijualnya. Terus makanannya juga ga seenak Tom Yum Soup dan seafoodnya kurang fresh. Pokoknya Thailand oke banget deh!” Kalau sudah begini, wajar dong kalau kita semakin asing dengan negara kita sendiri dan semakin kenal dengan negara tetangga.
            Ada pepatah mengatakan “Teknologi itu mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat”, sama halnya dengan persepsi jalan-jalan oleh kacamata orang yang baru pertama kali keluar negeri. Kita akan selalu menganggap negara tetangga superior alias lebih dari kita segala-galanya. Akibatnya, kita jadi lebih kenal negara tetangga dibandingkan potensi negara kita sendiri. Kita lebih tahu Orchard Road sebagai surga belanja dibandingkan Jalan Riau di Bandung.
Padahal jika kita berkunjung ke tempat tersebut berkali-kali, kita akan mulai menemukan ternyata ada cacat cela di setiap negara yang pernah kita kunjungi. Apakah negara maju seperti Singapura, Thailand, atau Malaysia tidak punya kekurangan? Dreamland justru menemukan banyak kekurangan mereka setelah mengunjungi tempat tersebut secara mandiri alias tidak menggunakan travel agent. Travel agent justru akan membutakan mata kita untuk melihat hal-hal yang kasat mata jika kita hidup sebagai orang lokal di negara tersebut.
Kita selalu beranggapan Singapura itu lebih baik dari Indonesia dari berbagai segi. Padahal kalau dibandingkan Singapura itu tidak ada apa-apanya dibandingkan Indonesia. Dari segi luas wilayah saja, hanya seluas Kota Bandung. Tempat wisatanya pun kebanyakan buatan dan tidak alami. Singapore Flyer, Marina Bay Sands, Universal Studios Singapore, dan lain sebagainya semuanya terbuat dari mesin. Singapura miskin sekali dengan wisata hayati dan pantainya pun buatan. Teman Dreamland yang tinggal di Singapore saja tahu kalau pasir Siloso Beach itu diimpor dari Indonesia. Jika kita jalan ke tengah lautnya, kita akan tahu kita berjalan di atas semen!
Transportasi lebih bagus? Oke untuk hal ini, Dreamland akui Singapura lebih bagus. Tapi sangat wajar jika Singapura mengatur transportasi lebih mudah karena luas wilayah yang lebih kecil dari Indonesia. Indonesia tersebar dari Sabang sampai Merauke. Tentu mengawasi tiap daerah bukanlah hal yang mudah. Belum lagi ribuan pulau yang belum mempunyai nama dan terancam dicaplok orang. Wajar kalau transportasi masih sulit untuk dibenahi karena jika pemerintah Singapura diimpor ke Indonesia pun pasti stres melihat banyaknya penduduk Indonesia yang jumlahnya ratusan juta, letak geografisnya yang sangat luas, dan kebiasaan buruk masyarakat kita yang sulit diubah.
Singapura adalah negara yang bersih? Coba tengok daerah Geylang yang penuh dengan tempat prostitusi dan sampah-sampahnya yang bertebaran. Di wilayah ini, pemerintah melegalkan prostitusi untuk menambah devisa negara. Bagaimana tanggapan kalian setelah mendengar hal ini? Apalagi Dreamland yang pernah menginap di Hotel F, Geylang saja tidak betah karena ranjangnya terdapat bulu halus dan lantainya licin pada saat check-in. Rasanya di Indonesia, prostitusi tidak dilegalkan hanya saja dihalalkan oleh orang-orang yang kepepet butuh duit.
Oke berlanjut ke Thailand. Apakah barang Thailand lebih murah dari Indonesia? Dreamland bisa menjawab antara ya dan tidak. Coba saja beli kaos Thailand dan bandingkan dengan kaos di Mangga Dua. Kualitas bahannya lebih bagus di Mangga Dua dibandingkan di Thailand. Selain panas, kaos Thailand juga cepat sobek kalau dicuci. Wajar dong jika ada harga dan ada kualitas.
Banyak orang mengatakan kerajinan Chiang Mai sangat unik dan menarik. Yakin? Dreamland justru menemukan keunikan yang lebih banyak pada kerajinan tangan kita. Yogyakarta mampu menjual kerajinan anyaman tangan yang hampir sama persis dengan kerajinan Chiang Mai dengan harga yang jauh lebih murah. Selain itu, di Indonesia kerajinan tangannya pun bervariasi dari Sabang sampai Merauke. Hayo, adakah negara yang mempunyai kerajinan yang sangat bervariasi seperti itu?
Makanan Thailand rasanya sangat enak? Benarkah? Dreamland justru lebih suka kuliner Indonesia yang bermacam-macam dan tidak hanya Tom Yum Soup melulu. Di Indonesia, terdapat nasi timbel di Jawa Barat, pempek di Palembang, rendang di Padang, bika ambon di Medan, seafood di Belitung, gudeg di Yogyakarta, dan lain sebagainya. Belum lagi makanan ringannya, seperti bakpia pathok, onde-onde, kueku, pisang goreng, dan lain sebagainya. Jelas makanan Indonesia jauh lebih enak dan variatif dibandingkan makanan di seluruh penjuru dunia.
Mungkin kita jadi jauh lebih bangga ketika pergi ke luar negeri karena gengsi dan bisa pamer cap paspor kepada kolega. Wajar rasanya ketika kita sudah terlalu lama tinggal di Indonesia, kita tidak bisa mensyukuri hal-hal kecil yang sebenarnya tidak akan ditemukan di tempat lain. Kita akan sadar betapa berarti dan berharganya kekayaan bangsa kita ketika kita sudah ada nun jauh di negara lain dalam jangka waktu yang lama. Kalau ikut tur, jangan berharap Anda menemukan hal-hal detil semacam ini. Tur hanya memberikan sentuhan terbaik dari setiap negara dan menyembunyikan kekurangan mereka.
Maka dari itu, Dreamland berpesan kunjungi sebanyak mungkin negara yang ada di dunia. Hiduplah di sana sebagai orang lokal dan rasakan betapa beruntungnya kita hidup di Indonesia. Di Indonesia, masih ada makanan seharga Rp 5.000,00 dan sudah kenyang. Tidak seperti di Singapura yang harganya 2 dollar dan tidak kenyang. Di Singapore, kakek dan nenek pun masih harus bekerja karena standar hidup yang tinggi dan anak mereka tidak mau ikut campur. Di Indonesia, kakek dan nenek kita bisa duduk santai sambil baca koran dan minum kopi di teras karena sudah punya tabungan yang memadai.
Selain itu, masih ada pasar rakyat yang murah meriah dan bisa ditawar. Percaya deh semakin sering Anda bepergian keluar negeri secara mandiri, semakin sadar pula betapa enaknya jadi orang Indonesia. Rumput tetangga ternyata tidak lebih hijau dari rumput kita sendiri kan? Hidup Indonesia!

~ oOo ~