Berteman
dengan Orang Afrika
Ketika mendengar kata Afrika, yang
terlintas di benak kita sebagai orang Indonesia pastilah sesuatu yang buas,
liar, ganas, dan masih berunsur primitif. Hal lain yang mungkin terbayang
adalah mereka memiliki kulit yang hitam legam, masih menggunakan pakaian adat,
serta suka sekali berdansa. Kesan tersebut kita dapatkan karena berbagai siaran
TV yang menyorot Afrika sebagai benua yang masih tertinggal dibandingkan benua
lainnya.
Saat Dreamland tiba di Jiangsu
University, Dreamland sangat terkejut melihat begitu banyak orang Afrika yang
menempuh pendidikan di universitas ini. Sebagian besar mahasiswa Afrika yang
menempuh studi berasal dari Ghana, sisanya berasal dari berbagai negara yang
ada di Afrika. Tidak seperti image yang Dreamland dapatkan dari TV yang membuat
jantung kembang kempis, rupanya orang Afrika tidak seperti yang dikira.
Secara umum, orang Afrika cukup
ramah, suka tersenyum, dan tidak sulit untuk menjadi teman. Mereka selalu menyapa
orang yang mereka kenal dengan hangat. Tak hanya itu, sense of humor orang
Afrika rata-rata cukup tinggi, sehingga nyaman untuk diajak ngobrol atau
bercanda. Gestur khusus yang kerapkali digunakan orang Afrika ketika berbicara
adalah selalu ada imbuhan “Aiiihhhh, Aaaaahhhh…” dengan durasi yang panjang
sebelum menjawab pertanyaan.
Rata-rata orang Afrika yang
Dreamland temui sangat peduli dengan pendidikan karena mereka mengatakan bahwa
lapangan pekerjaan di negara mereka sangat sulit. Selain itu, mereka umumnya
berencana bekerja di China untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Jika
mereka tidak mendapatkan pekerjaan, mereka akan pulang kembali ke negara mereka
untuk mendapatkan posisi tawar pekerjaan yang lebih baik.
Sayangnya, kebanyakan orang Afrika,
umumnya yang masih muda, suka sekali menyetel musik sekeras-kerasnya di lorong
asrama dan berteriak-teriak, sehingga mengganggu ketenangan di asrama. Belum
lagi mereka suka sekali minum minuman keras hingga mabuk. Ada juga sebagian
orang Afrika yang suka sekali memaksakan kehendak dan mempunyai budaya yang
sangat bertolak belakang dengan masyarakat Indonesia. Sebagai contoh, saat
Dreamland menawarkan makanan, ada yang langsung mengambil semuanya karena
dianggap diberikan semua.
Tapi secara umum berteman dengan
orang Afrika tidaklah sesulit yang dikira atau menakutkan karena mereka pun
bisa menghargai dan menghormati satu sama lain. Bahkan salah satu teman
Dreamland dari Ethiophia boleh dikatakan sangat baik. Toh teman sekamar
Dreamland juga orang Zimbabwe dan dia pun bisa berjalan beriringan hingga saat
ini. Justru malah teman sesama benua yang kadang berkonflik dengan Dreamland.
Jadi berteman itu tidaklah sulit,
selama kita bisa menghormati budaya yang kita miliki secara dua arah.
~
oOo ~