Sunday, May 29, 2016

Masalah Ketepatan Waktu

Dreamland Traveller Moment




Masalah Ketepatan Waktu

            Berkali-kali rasanya kita selalu mendengar kalau “time is money”, tapi rasanya pepatah itu tinggal kata bijak yang hanya didengungkan, baik bagi kita selaku orang Indonesia maupun orang dari belahan dunia lainnya. Ketika Dreamland ditunjuk untuk menjadi koordinator acara yang digelar di hotel tertentu, Dreamland sudah mewanti-wanti untuk datang paling lambat pukul 12.58 karena bus akan berangkat pukul 01.00 dari depan gerbang utama.

            Dreamland mengirimkan pesan berantai ke grup WeChat berkali-kali agar tidak datang terlambat, baik secara personal pada orang yang berminat hadir, maupun grup. Hari itu memang hujan, tapi tetap acara harus tetap berlangsung, bukan? Dreamland pun berjalan ke gerbang utama dan tiba pada pukul 12.50. Dreamland melihat baru ada 3 orang yang ada di tempat pertemuan.

            Menjelang pukul 12.59, mendadak banyak pesan dan telepon bermunculan dari berbagai penjuru kampus. Ada yang mengatakan “wait for me”, “on the way”, “almost arrive”, dan berbagai pesan yang intinya mengatakan “tolong jangan ditinggal”. Nah barulah mereka datang pada pukul 01.04, 01.07, dan 01.15, bahkan. Dosen Dreamland dan tamu yang mengundang pun harus menunggu satu per satu teman-teman Dreamland datang hingga akhirnya kita berangkat pada pukul 01.30 atau 30 menit terlambat dari waktu pertemuan.

            Coba saja kalau dosen Dreamland sangat strict dengan masalah ketepatan waktu, mungkin hampir sepertiga dari peserta akan ditinggal dan tidak dapat ikut serta dalam kegiatan ini. Hal ini sudah pernah terjadi pada salah satu teman Dreamland yang ditinggal saat akan pergi mengunjungi pabrik Daqo karena datang sangat terlambat.

            Itulah dia segelintir cerita lagi seputar ketepatan waktu.



~ oOo ~

Saturday, May 28, 2016

Melihat Pabrik China Lebih Dekat

Dreamland Traveller Moment




Melihat Pabrik China Lebih Dekat


            Sebagai mahasiswa MBA, salah satu keuntungan yang bisa didapatkan adalah adanya kegiatan kunjungan perusahaan. Bukan hanya sekadar presentasi atau menjelaskan keunggulan produk, melainkan juga melihat langsung proses kerja pabrik. Hal ini Dreamland dapatkan saat berkunjung ke pabrik Daqo yang ada di kota Zhenjiang, China pada 23 April 2016. Bersama rombongan mahasiswa MBA, baik mahasiswa lokal maupun internasional, kami menggunakan bus untuk menuju ke lokasi pabrik.

            Perjalanan sendiri memakan waktu 40 menit. Sesampainya di lokasi acara, kami langsung disambut oleh staf pabrik, juga penerjemah yang mampu berbahasa Inggris dengan sangat baik. Maklum cewek yang bekerja sebagai penerjemah ini pernah kuliah 4 tahun di Melbourne, Australia. Seperti biasa, kami diminta untuk menyimak produk-produk yang dihasilkan, presentasi singkat, serta melihat galeri produk yang ditampilkan. Ada satu produk prototype yang tidak boleh difoto karena masih dalam proses pengembangan.

            Setelah itu, barulah kami diajak berjalan-jalan mengelilingi pabrik. Pabrik pertama, kami diajak untuk melihat bagaimana pekerja pabrik melakukan aktivitasnya sehari-hari. Mereka duduk dan melakukan proses perakitan produk dengan sangat cermat. Penataan meja, kursi, dan alat-alat pun dilakukan secara teratur. Sebagai pengunjung, kami harus berjalan di garis kuning yang disediakan.

            Selanjutnya, kami diajak mengelilingi pabrik lainnya dengan produk metal dan baja yang sangat kokoh. Metal dan baja ini digunakan untuk merakit mesin energi yang sedang dikembangkan Daqo. Dreamland melihat peralatan yang digunakan untuk memindahkan satu barang ke tempat lain sangatlah canggih dengan robot yang terotomatisasi. Selain itu, pekerja yang ada di pabrik pun bisa dihitung hanya belasan hingga puluhan orang. Sungguh sangat efisien.

            Terakhir, kami dibawa ke sebuah pabrik besar, di mana proses finalisasi produk terjadi sebelum akhirnya dikemas. Sebelum masuk, kami dibagikan penutup kuping untuk mencegah kebisingan. Alat penutup kupingnya pun sangat menarik, seperti alat yang otomatis mengeluarkan sabun pencuci tangan. Memasuki pabrik, kami melihat aktivitas yang lebih luas dan suara bising mesin pun mulai terdengar. Satu hal yang Dreamland salut dari pabrik ini adalah pola kerjanya yang sangat teratur, terarah, serta bersih. Tidak ada sampah berceceran di lantai. Selain itu, ada juga kafetaria, ruang santai, dan klinik darurat di dalam lokasi pabrik. Sungguh tata letak pabrik yang sangat menarik.

            Memang ada beberapa area atau lokasi pabrik yang rahasia atau tidak boleh dikunjungi karena merupakan pusat pengembangan teknologi pabrik yang bersangkutan, tapi setidaknya kunjungan perusahaan ini membuka mata Dreamland tentang aktivitas bisnis, kegiatan pabrik, serta berbagai aspek mendasar dalam produksi, seperti efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Sungguh kunjungan perusahaan yang sangat menarik dan berkesan!



~ oOo ~

Wednesday, May 25, 2016

Serunya Festival Budaya di Kampus

Dreamland Traveller Moment




Serunya Festival Budaya di Kampus


            Sebagai mahasiswa asing di negeri Tirai Bambu, tentunya menjadi sebuah pengalaman tersendiri untuk dapat berpartisipasi dan terlibat dalam festival budaya di kampus. Apalagi jumlah mahasiswa Indonesia di Jiangsu University hanya 7 orang, tentu peran aktif setiap orang sangat diperlukan untuk membawa nama baik Indonesia. Maka dari itu, Dreamland pun ikut serta dalam International Culture Festival ke-6 yang diadakan Jiangsu University pada 14 Mei 2016.

            Dreamland dan teman-teman sebangsa dan setanah air pun mempersiapkan diri sejak 2 minggu sebelum hari H tiba. Kami mulai mendiskusikan tentang konsep penampilan, serta aneka masakan yang akan dijual di tenda. Tak hanya itu, kostum dan aneka macam pernak-pernik berbau Indonesia, seperti wayang, patung, batik, dan lain sebagainya pun diperhatikan agar memperkuat kesan Indonesia.

            Tentu di tengah aktivitas yang sangat sibuk, mempersiapkan penampilan bukanlah hal yang mudah. Apalagi Dreamland tidak bisa dansa sama sekali. Selain itu, tuntutan untuk membawa nama baik Indonesia pun menjadi taruhannya dengan penampilan yang disajikan. Sebelum hari H tiba, kami diharuskan melakukan gladi bersih pada tanggal 11 Mei 2016 untuk memperkirakan skenario yang akan dilakukan di panggung.

            Saat gladi bersih, kami melihat penampilan-penampilan yang dilakukan mahasiswa dari berbagai negara. Tarian khas India menjadi penampilan yang paling memikat. Tak ketinggalan tarian-tarian dari Afrika. Tentu Dreamland dan teman-teman Indonesia pun tak mau kalah dengan menampilkan nyanyian “Bubuy Bulan” dan melakukan tarian Caesar. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga dapat menampilkan sesuatu untuk mewakili negara.

            Saat hari H, antusiasme dan euforia budaya pun sangat Dreamland rasakan. Semua perwakilan negara menghiasi tenda yang disediakan dengan properti budaya yang dimiliki. Banyak mahasiswa lokal yang tertarik untuk berpartisipasi dan menyemarakkan acara yang digelar tahunan ini dengan mencicipi makanan yang disediakan, melakukan cap paspor-pasporan dengan nama negara, serta mengecat wajah mereka dengan bendera negara. Semua terlihat senang, bahagia, dan antusias melihat berbagai penampilan yang diberikan.

            Meskipun matahari sangat panas terik, tapi melihat orang dari berbagai negara berseliweran dengan pakaian adat masing-masing benar-benar membawa kesan tersendiri bagi Dreamland. Dreamland pun sangat bangga memakai batik yang sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia yang harus dipertahankan dan tentunya dibanggakan oleh orang Indonesia. Ditambah masakan nasi kuning, perkedel kentang, perkedel tahu, dan pisang goreng yang dipersiapkan ludes terjual dalam waktu kurang dari 1 jam.

            Sungguh sebuah pengalaman yang sangat langka, berkesan, dan pastinya tidak terlupakan karena dapat membawa nama Indonesia sebagai mahasiswa asing di China.



~ oOo ~

Monday, May 16, 2016

Pemandian Umum ala China

Dreamland Traveller Moment




Pemandian Umum ala China


            Kamar mandi biasanya menjadi tempat yang paling privat bagi semua orang untuk membersihkan dan menyegarkan badan dari aktivitas sepanjang hari. Tak heran jika toilet biasanya dibuat sangat tertutup agar setiap orang dapat menikmati waktu pribadinya secara utuh. Sayangnya, hal tersebut tidak berlaku bagi mahasiswa lokal yang kuliah di China.

            Mahasiswa lokal di China tidak memiliki kamar mandi pribadi di kamar layaknya mahasiswa asing. Jika mereka ingin mandi, mereka harus pergi ke kamar mandi umum yang letaknya cukup jauh dari asrama tempat mereka menginap. Tak heran setiap sore Dreamland selalu saja berpapasan dengan mahasiswa lokal yang membawa ember, baskom, dan wadah peralatan mandi.

            Dreamland pun mengecek seperti apa kamar mandi umum ala mahasiswa lokal. Ternyata kamar mandi umum yang disediakan sangatlah barbar layaknya bangsal penjara. Begitu masuk ke bangunan pemandian umum, laki-laki dan perempuan dipisahkan dengan lantai yang berbeda. Umumnya laki-laki berada di lantai dasar, perempuan berada di lantai atas. Memasuki ruang ganti, rupanya semua pakaian harus ditanggalkan di ruangan ini.

            Tak heran jika kita akan melihat semua orang berseliweran tanpa sehelai benangpun di ruangan ini. Setelah masuk ke ruang ganti, ruangan selanjutnya adalah ruangan shower. Begitu melihat showernya, alangkah terkejutnya Dreamland melihat pipa air diatur sedemikian rupa dengan berjejer dan pipanya dibuat seolah-olah shower. Belum lagi ada mesin tap kartu yang mengaktifkan air untuk mandi. Setiap kali gesek kartu, akan dipotong 2 yuan dari uang yang ada di kartu.

            Sungguh sebuah perjuangan yang berat untuk mandi saja ya. Sebenarnya di asrama tersedia shower, hanya saja airnya dingin dan lagi-lagi tidak ada sekat penutup sama sekali. Apalagi toilet dan shower berada di satu tempat. Jadi siapapun yang mandi pastilah dilintasi oleh orang yang akan menggunakan toilet. Wajar dong kalau mahasiswa lokal terlihat jarang mandi dan mempunyai banyak ketombe karena mandi saja harus membayar dan tempat mandinya pun sangat mengenaskan.



~ oOo ~