Sunday, October 30, 2016

Day 6 : Crazy Traffic To Kathmandu

Dreamland Traveller




Day 6 : Crazy Traffic To Kathmandu


            Akhirnya setelah berwisata selama 3 hari di Pokhara, Dreamland pun akan pulang kembali ke Kathmandu. Dreamland pun bangun pagi dan diantar ke Tourist Bus Terminal oleh supir hotel. Sesampainya di Tourist Bus Terminal, banyak sekali tukang bus yang sibuk mengatur turis agar mendapat bus yang sesuai. Dreamland sendiri menunjukkan tiket Golden Travel dan menunjukkan bus yang harus dinaiki. Sayangnya, jam berangkatnya bukan pukul 07.00, tapi jam 08.00! Alhasil Dreamland harus menunggu selama 1 jam sambil berdiri di sini.

            Di Tourist Bus Terminal ini terdapat penjual roti keliling, penjual suvenir, dan penjual tiket bus. Harga tiket bus ke Kathmandu jika beli langsung adalah 700 NPR, tapi untuk warga lokal mendapat tarif 600 NPR. Dreamland pun pergi ke toilet dan lagi-lagi bau dan kondisinya sangat mengenaskan. Setelah puas berkeliling dan melihat puluhan turis yang datang dan akan pulang kembali ke Kathmandu, Dreamland pun masuk ke dalam bus untuk menempati tempat duduk di bagian belakang.

            Pikir Dreamland kursi bagian belakang ini akan sepi, eh tidak tahunya ada bule asal Skotlandia, orang Nepal yang kerja di Dubai, dan orang Nepal asli yang duduk juga di belakang. Jadilah Dreamland duduk sempit-sempitan di sini. Dreamland pun mengobrol dengan bule Skotlandia yang sudah berwisata 2 bulan di India dan Nepal, dia mengatakan paling suka Pokhara dari kunjungannya kali ini.

            Bus pun berjalan dan jalanan khas Nepal yang bergoyang pun kembali dilalui. Pemandangan sepanjang jalan pun sama, hanya saja hari ini sangat berawan, sehingga pemandangannya tidak seeksotis saat pertama kali datang. Singkat kata, bus berhenti sebanyak 4 kali di 4 rest area. Pertama berhenti di rest area antah berantah yang memungut biaya untuk kencing. Kedua berhenti di rest area untuk makan siang. Ketiga berhenti lagi di rest area untuk makan siang lagi. Keempat berhenti di rest area untuk buang air saja.

            Jalan yang berbatu-batu, rute yang meliuk-liuk, dan kondisi jalan yang rusak kembali Dreamland alami. Mendekati Kathmandu, kemacetan parah terjadi dan membuat perjalanan jadi molor hingga 10 jam. Bule di depan Dreamland sudah berdiri dan melihat dengan putus asa. Bule Skotlandia sih asyik saja membaca buku, sementara orang lokalnya sih sudah kayak cacing kepanasan. Kemacetan ekstrim yang memakan waktu 3 jam di Kathmandu sendiri akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.

            Singkat kata, bule yang duduk di depan Dreamland minta turun karena sudah tidak sanggup lagi duduk di bus yang super macet ini. Beberapa warga lokal pun turun membawa barang bawaan seabrek di sebuah sudut jalan yang banyak taksi. Dreamland sendiri tidak bergeming karena akan berhenti di daerah Kalimati. Eh ketika dijawab, malah tidak berhenti di Kalimati! Sialan! Hal ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.

            Dreamland dan semua penumpang malah diturunkan di jalan yang antah berantah. Tambah bingunglah Dreamland. Si kenek yang meminjamkan HP untuk menelepon Srizan juga malah langsung kabur begitu saja. Dreamland langsung berjalan kaki saja menuju area Bafal dari petunjuk orang lokal setempat daripada nanti salah jalan lagi. Eh sudah berjalan hampir 1 jam melewati jalan yang kondisinya sama persis kok tidak sampai-sampai ya. Mana jalan yang ada sangat berdebu dan makin gelap.

            Dreamland pun akhirnya sampai di Swayambhu area yang pernah dikunjungi dan menyerah untuk menggunakan bus karena rupanya area Bafal masih sangat jauh untuk ditempuh dengan berjalan kaki. Dreamland pun naik bus dan membayar 15 NPR per orang. Tak lupa Dreamland meminta agar kenek bus memberitahu di mana harus turun dan berjalan ke area Bafal.

            Setelah naik bus selama 10 menit, Dreamland pun diturunkan di sebuah area yang gelap dekat lapangan futsal. Dreamland pun langsung berjalan mencari arah dan bertanya ke orang setempat karena semuanya sudah terlihat gelap. Tak kurang akal, Dreamland menjadikan Hotel Soltee sebagai patokan untuk berjalan. Ting! Rupanya hal ini berhasil karena Dreamland berhasil menemukan sebuah kuil kecil yang sangat familiar sebelum akhirnya bisa sampai ke rumah Srizan dengan selamat tanpa kurang suatu apapun.

            Perjalanan meraba jalan ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment. Begitu sampai rumah, langsung deh mama Srizan mengatakan sangat cemas kalau terjadi apa-apa dengan Dreamland. 5 menit kemudian, papa dan Srizan sampai di rumah dengan skuter akibat tidak menemukan Dreamland di tempat yang diberitahu kenek bus. Waduh Dreamland jadi merepotkan seisi rumah begini, jadi tambah merasa bersalah.

            Sesampainya di rumah, Dreamland menceritakan pengalaman di Pokhara pada Srizan dan keluarga, diundang untuk makan malam, dan akhirnya beristirahat karena badan yang rontok akibat perjalanan seharian penuh ini. Sungguh benar-benar drama perjalanan bus Pokhara - Kathmandu yang tidak terlupakan selama berada di Nepal!



Pokhara, Kathmandu, Nepal, 29 Agustus 2016



Dreamland Traveller



Catatan:

- Nepal menggunakan mata uang Nepalese Rupee sebagai mata uang yang sah.

- Kurs 1 USD saat Dreamland melakukan perjalanan adalah 104,5 - 106 INR.

- Nepal dikenal sebagai tempat wisata favorit backpacker. Penginapan murah di Kathmandu tersebar di wilayah Thamel.

- Pastikan untuk berjalan-jalan di Nepal pada saat hari masih terang karena jalanan Kathmandu, maupun Pokhara akan menjadi sangat gelap di malam hari akibat pemadaman listrik.

- Pastikan untuk membawa masker mengingat debu Kathmandu yang pekat akibat proyek perluasan jalan.

- Wisata di Nepal, antara lain Pokhara, Sarangkot, Nagarkot, Bhaktapur, Patan, Annapurna Base Camp (ABC), dan Gunung Everest. Anda bisa memilih tempat wisata sesuai dengan jenis wisata yang ingin Anda nikmati.

- Trekking di kawasan Annapurna rata-rata membutuhkan waktu 7 - 15 hari tergantung rute yang ditempuh. Tak lupa Anda harus mengajukan Trekking Permit pada otoritas yang berlisensi.

- Hemat air dan listrik sangat penting selama di Nepal karena keberadaannya sangat langka dan terbatas.



~ oOo ~

Wednesday, October 26, 2016

Day 5 : Perjuangan Mencapai Pokhara World Peace Pagoda

Dreamland Traveller




Day 5 : Perjuangan Mencapai Pokhara World Peace Pagoda


            Setelah bangun pagi, sarapan dengan mie instan dari Indonesia, dan bersiap-siap, Dreamland pun berjalan kaki untuk mengelilingi wisata di Pokhara yang belum dikunjungi, yakni Devi’s Fall, Gupteshwor Mahadev Cave, dan Shanti Stupa atau yang lebih dikenal sebagai World Peace Pagoda di puncak bukit. Mengingat tidak ada target khusus hari ini, Dreamland berjalan kaki santai saja untuk mencapai semua tempat wisata yang ada.

            Dreamland berjalan kaki menyusuri pinggiran Phewa Lake yang tenang, melihat proses syuting film “Love Love Love” di dekat danau, kemudian meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki untuk menuju Devi’s Fall. Dreamland melihat kawasan Phewa Lake yang elite berada di kawasan dekat Dam ditandai dengan kondisi jalan dan hotel mewah yang ada di sini. Sayangnya, lokasi ini sangat sepi dan jarang dikunjungi turis.

            Di perjalanan, Dreamland bertemu ibu-ibu bule yang mengatakan bahwa perjalanan berjalan kaki ke Devi’s Fall sangatlah jauh. Dreamland pun melihat tentara Nepal yang dikerahkan untuk membersihkan sampah dan berjogging pagi. Hal ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment. Sesudah itu, Dreamland berjalan lagi melewati jalan yang sangat jauh, panjang, dan melelahkan.

            Dreamland pun berhenti di sebuah kios untuk meminum jus murni seharga 80 NPR, kemudian berbicara dengan anak pemilik kios yang bisa berbahasa Inggris dengan lancar. Lancarnya bahasa Inggris anak Nepal ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment. Sesudah itu, Dreamland meneruskan perjalanan melewati Dam, jalanan yang tandus, dan matahari yang sangat panas menyengat. Pengalaman jalan kaki yang sangat jauh dan panjang ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.

            Singkat kata, Dreamland bertanya berapa harga nasi putih yang ada di beberapa restoran. Ada yang gila menjawab 200 NPR, ada yang 100 NPR. Tapi melihat kelakuan penjual yang sangat sok, jadilah Dreamland memilih untuk tidak membeli. Dreamland pun mampir ke polisi turis Nepal dan mendapatkan peta, serta arah jalan yang benar. Ramahnya polisi turis Nepal ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.

            Singkat kata, setelah berjalan kaki sejauh 4 km, akhirnya Dreamland sampai juga di Devi’s Fall. Sebelum masuk, Dreamland membeli nasi terlebih dahulu di restoran yang ada di seberangnya, kemudian makan dengan lahap karena sudah sangat capek dan super lapar. Eh petugasnya kok malah asyik melihat saja dengan duduk di depan kursi Dreamland yang membuat aktivitas makan jadi risi. Di bangunan restoran ini juga terdapat Museum Robot di lantai 2, hanya saja harga tiket masuknya sangat mahal, yakni 200 NPR.

            Setelah makan siang, Dreamland pun masuk ke Devi’s Fall dan membayar 20 NPR. Begitu masuk, Dreamland disuguhi dengan informasi seputar Devi’s Fall di papan informasi, setelah itu barulah Dreamland turun. Alangkah kecewanya Dreamland melihat Devi’s Fall hanya begitu saja. Tidak ada apa-apanya jika dibandingkan air terjun di Indonesia yang spektakuler. Jujur kalau begini perjalanannya jadi antiklimaks.

            Sesudah melihat air terjun yang hanya seuprit itu dan dipagari pula karena tidak boleh memasuki area jembatan gantung, Dreamland pun duduk ngaso di pendopo yang ada sebelum akhirnya berfoto lucu-lucuan dengan patung-patung buatan yang ada di sisi kiri Devi’s Fall. Jujur baru kali ini Dreamland kecewa begini melihat objek wisata. Sepanjang pintu keluar, banyak sekali penjual oleh-oleh dan suvenir yang menjajakan dagangan.

            Perjalanan dilanjutkan ke Gupteshwor Mahadev Cave yang terletak tepat di seberang Devi’s Fall. Pintu masuknya dikelilingi para penjual suvenir dan tiket masuknya dihargai 30 NPR. Tentu Dreamland sih sudah mempersiapkan diri untuk kecewa karena tiket masuk yang murah biasanya diikuti dengan objek wisata yang “murah” juga. Begitu masuk, Dreamland menuruni anak tangga yang dipenuhi ukiran patung wanita telanjang, kemudian masuk ke dalam gua yang ternyata hanya seuprit.

            Bagian gua pertama adalah patung sapi yang tidak boleh difoto dan dijaga petugas dengan gua berbentuk ruangan khusus. Bagian gua ke bawah adalah kuil suci yang lagi-lagi tidak boleh difoto dan bagian dasarnya ditutupi oleh teralis karena sedang terendam air akibat musim monsoon. Yah kok serba hambar begini wisatanya, Dreamland pun naik lagi ke atas dan duduk sejenak sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke destinasi wisata akhir, yakni Shanti Stupa alias World Peace Pagoda. Garingnya wisata di Pokhara ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.

            Perjalanan menuju Shanti Stupa ini boleh dikatakan perjalanan paling ekstrim, gempor, dan sangat amat melelahkan. Dreamland harus berjalan melewati jalan yang tandus sejauh 2 km dari Gupteshwor Mahadev Cave, kemudian naik ke atas bukit yang tinggi dan terjal. Dreamland bertanya bule yang baru saja menuruni rute Shanti Stupa ke bagian dasar dan dia mengatakan membutuhkan waktu 1 jam untuk naik ke atas. Wew! 1 jam untuk bule berarti 2 jam untuk ukuran orang Asia pastinya.

            Dreamland pun mendaki bukit menuju Shanti Stupa ini dengan susah payah. Jujur saja kaki Dreamland mau copot saking capeknya sudah berjalan kaki 6 km ditambah lagi jalan menanjak begini. Setiap kali ada orang lokal yang bertanya, mereka menjawab sudah dekat, tapi kok tidak sampai-sampai ya. Perjuangan mencapai Shanti Stupa ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.

            Di setiap perhentian jalan, banyak sekali penduduk lokal yang memanfaatkan rute ini untuk berjualan minuman dingin buat para pendaki yang kelelahan. Kemudian, Dreamland berjalan naik terus melewati bebatuan yang sangat curam dan tinggi di tengah panas sinar matahari yang sangat menyengat. Keringat pun membanjiri baju Dreamland dengan sangat dahsyat.

            Singkat kata, Dreamland terus berjalan melihat rumah penduduk, sapi yang makan rumput, serta pemandangan Pokhara yang makin lama makin tinggi. Akhirnya setelah mendaki selama hampir 2,5 jam, Dreamland sampai juga di lokasi World Peace Pagoda. Kaki Dreamland pun super pegal dan jantung pun berdisko karena Dreamland sangat amat kecapekan. Dreamland pun banyak meminum air putih agar tidak terjadi dehidrasi akibat panas matahari yang super terik.

            Dreamland pun berjalan naik lagi menuju World Peace Pagoda setelah mengumpulkan nyawa, kemudian bertemu dengan biksu dari Bhutan. Beliau mengatakan akan mampir ke Indonesia jika ada undangan. Tak lupa dia pun mengajak berfoto bersama. Sungguh ramah sekali ya biksu dari Bhutan ini. Dreamland mengatakan apakah Bhutan mahal atau tidak. Dia sendiri mengatakan tidak mahal karena 250 USD per hari sudah termasuk makan, akomodasi, wisata, dan lain sebagainya. Wew! Tapi kan kalau 4 hari berdua saja di Bhutan sudah habis 2.000 USD, pikir Dreamland.

            World Peace Pagoda ini sangat eksotis karena letaknya yang berada di ketinggian dan Phewa Lake pun terlihat sangat memukau dari Shanti Stupa ini. Kita diminta untuk tenang karena Shanti Stupa adalah tempat yang sangat sakral. Bangunan yang dibuat pemerintah Jepang ini berisi kisah Buddha dalam perjalanan hidupnya di 4 fase, yakni lahir, tumbuh, mengembara, dan akhirnya meninggal. Nah kota lahirnya Buddha adalah Lumbini di Nepal, sementara matinya Buddha berada di Kusinara, India.

            Dreamland pun sempat berfoto dengan orang Iran di pagoda ini, kemudian berkeliling pagoda sejenak untuk menikmati suasana kota Pokhara dari ketinggian sebelum akhirnya turun kembali karena hari yang sudah sore. Kapok dengan rute yang tadi dilewati, Dreamland pun turun dengan rute trekking yang akan menuju ke Phewa Lake. Rute trekking dengan perahu rupanya lebih manusiawi karena disusun lebih teratur dan tidak licin layaknya rute dari Devi’s Fall yang sangat liar.

            Dreamland sendiri melihat kondisi jalan yang sepi tanpa rumah penduduk di sudut trekking yang satu ini, sehingga terkesan lebih angker dan agak menyeramkan. Dreamland hanya melihat sebuah restoran dan penginapan saja sepanjang jalan menuju area bawah danau. Akhirnya setelah menuruni bukit selama 45 menit, Dreamland pun sampai di dermaga, di mana ada bule yang sedang makan di restoran, kemudian Dreamland membeli tiket perahu seharga 450 NPR untuk menyeberang ke Phewa Tal dan mampir di Tal Berahi.

            Aktivitas menikmati perahu di Phewa Lake ini sangat menarik layaknya mendayung di Danau Toba. Sesampainya di Tal Berahi, Dreamland hanya melihat orang yang sembahyang saja di kuil kecil ini dan menikmati sekeliling pulau yang hanya seumprit ini sebelum akhirnya pulang kembali ke perahu dan diantar ke dermaga. Untung saja Dreamland naik perahu satu kali jalan dari Shanti Stupa karena kunjungan ke Tal Berahi akan dikenakan biaya 100 NPR per orang untuk bolak balik dengan jarak hanya 100 meter dari dermaga, jadi sekalian jalan.

            Sesampainya di dermaga, Dreamland berjalan pulang, menikmati senja untuk terakhir kalinya, dan akhirnya membungkus pizza untuk makan malam di sebuah restoran. Harga pizzanya 220 NPR sudah termasuk pajak. Dreamland pun kembali ke hotel yang sedang dilanda mati listrik dan menyantap pizza margarita akibat sudah kelaparan. Setelah 1 jam mati listrik, akhirnya lampu menyala dan Dreamland bisa mandi. Eh sesudah selesai mandi, listriknya mati lagi jadilah Dreamland hanya bisa tidur saja di sisa malam yang ada.

            Bangga rasanya bisa memaksa diri untuk mendaki Shanti Stupa yang sangat amat tinggi dan berjalan kaki dengan rekor terjauh sepanjang 8 km hari ini!



Pokhara, Nepal, 28 Agustus 2016



Dreamland Traveller



Catatan:

- Nepal menggunakan mata uang Nepalese Rupee sebagai mata uang yang sah.

- Kurs 1 USD saat Dreamland melakukan perjalanan adalah 104,5 - 106 INR.

- Nepal dikenal sebagai tempat wisata favorit backpacker. Penginapan murah di Kathmandu tersebar di wilayah Thamel.

- Pastikan untuk berjalan-jalan di Nepal pada saat hari masih terang karena jalanan Kathmandu, maupun Pokhara akan menjadi sangat gelap di malam hari akibat pemadaman listrik.

- Pastikan untuk membawa masker mengingat debu Kathmandu yang pekat akibat proyek perluasan jalan.

- Wisata di Nepal, antara lain Pokhara, Sarangkot, Nagarkot, Bhaktapur, Patan, Annapurna Base Camp (ABC), dan Gunung Everest. Anda bisa memilih tempat wisata sesuai dengan jenis wisata yang ingin Anda nikmati.

- Trekking di kawasan Annapurna rata-rata membutuhkan waktu 7 - 15 hari tergantung rute yang ditempuh. Tak lupa Anda harus mengajukan Trekking Permit pada otoritas yang berlisensi.

- Hemat air dan listrik sangat penting selama di Nepal karena keberadaannya sangat langka dan terbatas.



~ oOo ~

Sunday, October 23, 2016

Day 4 : Terpukau Eksotisme Annapurna di Sarangkot

Dreamland Traveller




Day 4 : Terpukau Eksotisme Annapurna di Sarangkot


            Setelah melewati hari yang melelahkan, Dreamland pun bangun pagi dengan tubuh yang segar bugar. Dreamland pun mandi pagi dengan bebas karena persediaan air di Pokhara sangatlah berlimpah, jika dibandingkan dengan Kathmandu yang langka air bersih. Sesudah itu, Dreamland pun sarapan dengan biskuit yang dibawa dari India dan mulai berjalan santai di sekitar pertokoan Pokhara yang kemarin belum dikunjungi.

            Mengingat Dreamland buta dengan wisata yang ada di Pokhara, serta tidak tahu arah untuk mencapainya, jadilah Dreamland bertanya ke beberapa supir taksi tentang kunjungan ke beberapa objek wisata di Pokhara. Rata-rata menawarkan harga yang tidak masuk akal, yakni 3.000 NPR. Dreamland pun beralih ke supir taksi lainnya, sambil deal dengan harga 1.500 INR untuk kunjungan ke Sarangkot, sebuah kuil Buddha, Seti River Gorge, dan Mahendra Cave.

            Singkat kata, Dreamland masuk dan memulai perjalanan menuju objek wisata pertama, yakni Sarangkot. Sebenarnya sih Sarangkot paling bagus dinikmati saat matahari terbit, tapi berhubung badan Dreamland remuk semua, jadilah kunjungan ini dilakukan pagi hari. Jalan menuju Sarangkot ini sangat terjal dan curam menanjak layaknya daerah Lembang di Bandung. Sesampainya di view point, Dreamland pun turun dan melihat pemandangan yang indah dari pegunungan Himalaya.

            Pemandangan pegunungan es yang ditutupi salju terlihat begitu eksotis dengan pemandangan bukit hijau yang subur. Tak ketinggalan suasana kota Pokhara yang terlihat seluruhnya dari Sarangkot. Dreamland pun melihat pesawat capung Buddha Air yang akan mendarat di Pokhara Airport melintas di sini. Sungguh pemandangan yang sangat menyejukkan dan istimewa. Pasti pemandangan ini akan lebih indah, jika dilakukan sambil trekking ke Annapurna Base Camp.

            Sesudah puas menikmati pemandangan yang indah, Dreamland pun ditawari suvenir oleh pedagang yang ada. Kemudian Dreamland melanjutkan perjalanan ke sebuah kuil Buddha kecil yang sama sekali tidak menarik. Ritual yang ada sama seperti kuil yang Dreamland kunjungi di India, hanya saja ada keluarga Nepal dengan baju tradisional yang unik, jadilah Dreamland minta foto bersama.

            Sesudah itu, taksi meluncur ke Seti River Gorge untuk melihat sungai yang berada di dasar tebing yang sangat tinggi. Jujur saja tempat ini sangat amat tidak menarik dan wajar harga tiketnya sangat murah, yakni 25 NPR. Di tempat ini, ada penjaga yang memperlihatkan uang Indonesia pecahan 100.000 dan 50.000 dan mau menukarkannya dengan Nepalese Rupee. Dreamland sih menolak karena uang NPR Dreamland pun terbatas dan lagipula uang IDR itu harusnya dikoleksi karena diberikan orang Indonesia yang ingin memberikan kenang-kenangan, bukan? Hal ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.

            Sesudah melihat sungai yang berada di dasar tebing, Dreamland melanjutkan perjalanan menuju Mahendra Cave yang letaknya cukup jauh dan berada di kawasan pedesaan. Dengan tiket masuk 100 NPR, Dreamland pun masuk dan melihat ke dalam gua yang rupanya juga tidak menarik karena kurang istimewa. Guanya sendiri kecil dan terdapat petapa yang memberikan doa berkah di bagian ujung gua yang remang-remang ini. Dreamland sendiri harus berhati-hati ketika berjalan di dasar gua karena licin dan sangat berbatu-batu.

            Setelah berkeliling kawasan Mahendra Cave dan melihat orang lokal yang sedang duduk santai, Dreamland pun keluar dan supir taksi entah kenapa sangat tidak sabaran ingin mengantar Dreamland pulang kembali ke tempat asal. Padahal masih ada Bat’s Cave yang ada di lokasi ini. Dia mengatakan minta tambahan 500 NPR kalau ingin berkunjung ke sana. Akhirnya dengan dongkol, Dreamland pun minta pulang dan harus melewatkan lokasi wisata yang tinggal ngesot 500 meter itu. Supir taksi yang tidak sabaran ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.

            Singkat kata, sesampainya di lokasi awal setelah perjalanan 20 menit, Dreamland memberikan 1.500 NPR. Tanpa ucapan terima kasih atau apapun, eh dia langsung melenggos pergi dengan muka jutek. Sialan! Sudah sepi turis, masih saja belagu dan tidak bersyukur ada yang mau memakai jasa dia. Dreamland pun kembali berjalan di sekitar area pertokoan dan bertanya-tanya soal paragliding yang sangat populer di Pokhara. Harganya berkisar antara 5.500 - 10.000 NPR, tergantung apakah mau divideokan atau tidak perjalanannya.

            Dreamland pun bertanya ke bule yang sedang berjalan dan dijawab dengan ramah seputar wisata yang ada. Bule yang ramah dan menjawab dengan baik ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment. Sesudah itu, Dreamland mencari tempat makan karena perut yang keroncongan ke sebuah rumah makan yang dikelola orang Nepal yang pernah bekerja di Malaysia.

            Dreamland memesan makan siang khas Nepal dan ternyata rasanya kurang cocok karena terlalu “kuat” rasa bumbunya. Setelah susah payah menghabiskan, Dreamland pun ngaso sejenak sambil melihat bule yang berjalan panas-panasan di luar. Jalanan terlihat sangat sepi karena semua orang berlindung di hotel masing-masing dengan tingkat kepanasan yang luar biasa ini. Sesudah itu, Dreamland berjalan santai ke hotel untuk tidur siang dan malas-malasan karena hari yang sangat amat panas terik. Sungguh suasana Pokhara ini seperti Bali dengan tingkat kelembaban yang sangat tinggi.

            Sesudah tidur selama 3 jam, Dreamland pun bangun sesudah matahari tidak lagi menyengat dan kembali menikmati nuansa senja di Phewa Lake yang tenang. Seperti biasa menjelang sore, banyak orang yang berduyun-duyun datang ke Phewa Lake. Lagi-lagi Dreamland bertemu orang yang sama dan pernah bertemu sebelumnya saking kecilnya Pokhara ini.

            Dreamland hanya melihat aktivitas orang yang memancing di danau, menikmati santapan ringan di restoran pinggir danau, dan berjalan santai di sepanjang bibir pantai. Setelah puas dan matahari mulai tenggelam, Dreamland ke kawasan pertokoan yang lagi-lagi bertemu lagi dengan orang yang sama. Hehehe... Dreamland hanya berjalan santai saja sebelum akhirnya membeli makan di rumah makan yang sama dan pulang kembali ke hotel.

            Sungguh pengalaman tersendiri bisa menyaksikan kawasan Annapurna yang diselimuti salju di Sarangkot!



Pokhara, Nepal, 27 Agustus 2016



Dreamland Traveller



Catatan:

- Nepal menggunakan mata uang Nepalese Rupee sebagai mata uang yang sah.

- Kurs 1 USD saat Dreamland melakukan perjalanan adalah 104,5 - 106 INR.

- Nepal dikenal sebagai tempat wisata favorit backpacker. Penginapan murah di Kathmandu tersebar di wilayah Thamel.

- Pastikan untuk berjalan-jalan di Nepal pada saat hari masih terang karena jalanan Kathmandu, maupun Pokhara akan menjadi sangat gelap di malam hari akibat pemadaman listrik.

- Pastikan untuk membawa masker mengingat debu Kathmandu yang pekat akibat proyek perluasan jalan.

- Wisata di Nepal, antara lain Pokhara, Sarangkot, Nagarkot, Bhaktapur, Patan, Annapurna Base Camp (ABC), dan Gunung Everest. Anda bisa memilih tempat wisata sesuai dengan jenis wisata yang ingin Anda nikmati.

- Trekking di kawasan Annapurna rata-rata membutuhkan waktu 7 - 15 hari tergantung rute yang ditempuh. Tak lupa Anda harus mengajukan Trekking Permit pada otoritas yang berlisensi.

- Hemat air dan listrik sangat penting selama di Nepal karena keberadaannya sangat langka dan terbatas.



~ oOo ~