Mencoba sesuatu yang baru adalah sebuah pengalaman berharga yang akan diperoleh ketika berkunjung ke sebuah tempat asing sebagai musafir, tamu, turis, wisatawan, traveler, dan berbagai sebutan lainnya. Ketika saya berkunjung ke Istanbul, Turki di tahun 2022 sebagai perjalanan internasional pertama yang dilakukan setelah hampir 2,5 tahun, hal pertama yang saya lakukan adalah mencoba aktivitas lokal yang tidak akan ditemukan di tempat lain dengan tradisi yang kental, yakni hamam.
Kadirga Hamam |
Setelah mencari informasi dan berjalan kaki sejauh 1,2 km dari hotel tempat menginap, saya masuk ke Kadirga Hamam yang ada di kawasan kota tua Istanbul. Serasa dejavu karena sudah melihat detail lokasi dan informasi terkait lokasi pemandian umum khas Turki ini, saya pun mengambil paket lengkap, di mana hamam ini menawarkan 2 pilihan antara tarif masuk ke pemandian biasa seharga 110 Turkish Lira dan mandi, serta treatment hamam seharga 165 Turkish Lira.
Saya pun diminta berganti pakaian, mengenakan sarung berwarna merah (sarung yang menyerupai taplak meja), dan masuk ke ruang sauna yang ada. Ruang sauna yang ada ternyata disetting dengan suhu yang cukup panas, sehingga suasana ruangan sangat berkabut dan saya diarahkan untuk masuk terlebih dahulu ke ruangan steam yang suhunya lebih panas dari ruangan utama. Keunikan dari ruangan hamam ini adalah langit-langit di atasnya yang berbentuk bundar-bundar dengan arsitektur yang khas.
Selain saya, terdapat beberapa turis asing juga yang menikmati hamam dengan treatment yang diberikan. Setelah menunggu giliran selama 25 menit, akhirnya saya mendapat kesempatan untuk dipijat oleh orang lokal yang ada di Kadirga Hamam. Pertama, kepala dibasahi dengan air panas dengan centong air, kemudian dibasuh dengan sabun yang dijadikan sampo. Kepala juga dilakukan sedikit pemijatan di titik-titik tertentu sebelum akhirnya dibasuh dengan bersih menggunakan air hangat.
Selanjutnya, treatment akan dilakukan dengan menggosok permukaan tangan, dada, punggung, dan kaki dengan kain yang agak kasar untuk mengeluarkan kulit mati yang tersimpan (biasa disebut daki). Berhubung permukaan kulit sudah lembek karena terkena hawa panas dan dibasahi air panas, sel kulit mati itu dengan cepat keluar dari seluruh permukaan tubuh. Setelah selesai, badan kembali dibasuh dengan air panas dan diminta untuk berbaring di sebuah lantai marmer untuk treatment selanjutnya.
Penampilan Sesudah Hamam |
Setelah menunggu beberapa saat, orang lokal (yang kebanyakan bapak-bapak dengan perut yang cukup berisi) mengambil sarung yang menutup celana karena saya memakai celana dalam dan meminta saya berbaring telentang dan tengkurap sebelum akhirnya dimandikan dengan busa sabun yang melimpah. Di sela-sela pemberian busa sabun itu juga dilakukan pemijatan dengan siku tangan yang cukup membuat tubuh rileks. Treatment ini berlangsung kurang lebih 20 menit sebelum akhirnya saya diarahkan lagi ke keran air panas untuk membanjur tubuh sendiri sampai bersih dan diarahkan untuk mengenakan kain kering bersih yang tersedia di dinding.
Selesai treatment, saya diarahkan keluar dan dililit dengan handuk kering, mulai dari bagian kepala dan badan, sehingga tampak seperti Alibaba hehehe. Saya pun duduk santai di ruang ganti baju yang tersedia dan turun ke bawah setelah selesai berganti pakaian untuk membayar biaya hamam. Sebenarnya ada teh dan cemilan yang disediakan, tapi karena takut kena charge tambahan dan sulit berkomunikasi dengan orang lokal yang tidak berbicara dalam bahasa Inggris, akhirnya teh dan camilan itu diskip.
Pintu Masuk Kadirga Hamam |
Sungguh pengalaman baru menikmati hamam, sensasi dimandikan oleh orang lain dan belakangan saya baru tahu bahwa hamam ini adalah tradisi ratusan tahun yang dilakukan berkaitan dengan fenomena sosial yang berkembang di Turki, baik itu mandi hadas, perkumpulan ketika akan merayakan hari besar, atau hanya sekadar rileksasi tubuh setelah sekian lama beraktivitas.
Dreamland Traveller
IG: @traveldreamland