Tuesday, August 25, 2020

Menelusuri Jejak Sejarah Bandung

Sebagai seorang traveler yang suka sejarah, pandemi COVID-19 boleh dikatakan menjadi salah satu kesempatan bagi saya untuk menelusuri jejak sejarah yang ada di Kota Bandung. Jika selama ini kesibukan dan banyaknya aktivitas membuat setiap bangunan, jalan, dan jejak masa lampau menjadi hal yang dilewati begitu saja, kini saya mulai menggali keberadaan dari setiap jejak masa lampau di Kota Bandung yang terinspirasi dari virtual tur, buku, hingga dokumentasi masa lampau. Berikut adalah 5 bangunan bersejarah yang berhasil saya kunjungi selama akhir pekan di Bandung:

1. Penjara Banceuy

Penjara Banceuy

Penjara Banceuy merupakan penjara bersejarah yang pernah menjadi lokasi penahanan Ir. Soekarno. Bertempat di Sel No. 5, Ir. Soekarno menyusun pidato pembelaan dengan judul “Indonesia Menggugat”. Sayangnya, penjara yang dibangun tahun 1877 ini sudah berubah fungsi menjadi kompleks ruko sejak tahun 1983. Kini hanya tersisa sel kecil berukuran 1,46 x 2,10 meter dan menara jaga yang menjadi saksi bisu perjuangan Ir. Soekarno dalam proses kemerdekaan Indonesia.

2. Gedung Sate

Gedung Sate

Gedung Sate merupakan bangunan yang dikenal dengan nama Gouvernements Bedrijven pada tahun 1920. Didirikan 100 tahun lalu, tepatnya di tanggal 27 Juli 1920, Gedung Sate dirancang arsitek J. Gerber asal Belanda dan menelan biaya hingga 6 juta gulden. Jumlah sate yang ada di puncak Gedung Sate melambangkan 6 juta gulden dengan 6 tusukan sate yang ada. Saat ini, Gedung Sate menjadi kantor pemerintahan Gubernur Jawa Barat dan terdapat Museum Gedung Sate yang dapat dikunjungi masyarakat umum.

3. Gedung Merdeka

Gedung Merdeka

Gedung Merdeka merupakan tempat pertemuan orang-orang Belanda, umumnya pengusaha perkebunan teh atau kopi pada tahun 1895. Bangunan yang dulu dikenal dengan nama Societeit Concordia ini dirancang Van Galen dan C. P. Wolff Schoemaker. Pernah digunakan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika di tahun 1955 dan 2015, kini Gedung Merdeka menjadi bagian dari Museum Asia Afrika Bandung yang dapat dikunjungi masyarakat umum.

4. Bandoengsche Melk Centrale

BMC

Bandoengsche Melk Centrale merupakan pusat pengolahan susu Hindia Belanda yang sudah berdiri sejak tahun 1928. Didirikan oleh Hirshland dan Van Zij, kini BMC masih beroperasi dalam menyediakan aneka hidangan berbahan dasar susu maupun sajiannya lainnya, seperti susu murni, milkshake, yogurt shake, yogurt cocktail, es krim, tiramisu, teh masala, kue, kefir, jus, pinacolada, shalimar, susu kambing, sup buntut, gado-gado, nasi bakar, nasi pepes, gulai, nasi liwet, kentang goreng, risoles, makaroni panggang, klappertaart, dan crepes.

5. Hotel Donk (Gedung Wastukantjana)

Hotel Donk

Gedung Wastukantjana di Jalan Wastukencana ini sempat difungsikan sebagai hotel pada masa penjajahan Belanda. Dibangun pada tahun 1910, penginapan bernama Hotel Donk ini menjadi tempat hiburan kelas atas yang biasa dikunjungi orang penting dengan perempuan yang berasal dari berbagai suku dan negara.

Semoga keberadaan bangunan bersejarah di Kota Bandung lainnya dapat senantiasa dijaga, dirawat, dan dilestarikan agar dapat dinikmati untuk generasi-generasi mendatang di Kota Bandung.

 

Dreamland Traveller

IG: @traveldreamland