Wednesday, July 27, 2022

Toleransi dan Perjalanan

Perjalanan menjelajahi budaya baru bukan hanya memberikan banyak wawasan baru, tetapi juga kemampuan kita untuk toleransi berbagai situasi dan kondisi yang mungkin berbeda jauh dengan keseharian yang kita alami. Hal ini saya alami ketika berwisata ke Turki. Meskipun perjalanan dilakukan di waktu puasa, aneka gerai makanan dan orang yang makan di jalan terlihat bebas. Demikian juga dengan masyarakat yang berpuasa, mereka menjalankan ibadah mereka tanpa merasa terganggu dengan aneka aktivitas ekonomi dan kuliner yang terjadi di sekeliling mereka.

Pamukkale, Turki

Sebagai negara yang terletak di benua Asia dan Eropa, Turki memberikan banyak memori bersejarah yang luar biasa, khususnya berbagai filosofi kehidupan yang dalam. Makam Rumi yang terletak di Konya, Turki banyak berbicara tentang cinta dan kematian lewat tarian Sufi. Sementara itu, Efesus juga menjadi saksi bisu gereja kuno yang menyimpan berbagai artefak bersejarah. Mereka hidup berdampingan dengan Turki yang kini menjadi negara muslim yang bersifat sekuler. Dalam keragaman, mereka hidup saling menghormati dan menghargai satu sama lain, khususnya sebagai negara yang membuka pintu seluas mungkin bagi turis di masa pandemi Covid-19.

Perjalanan bukan hanya memberi kenangan, tetapi juga pembelajaran bahwa kehidupan akan indah ketika toleransi menjadi sarana untuk hidup berdampingan dengan ragam perbedaan yang ada. Toleransi yang ada bukan berarti mengubah sesuatu yang sudah ada, tetapi hidup berdampingan sebagai kesatuan yang harmoni. Berinteraksi dengan budaya baru bukan hanya memberikan kisah, tetapi juga cerita tentang refleksi kehidupan yang perlu direnungkan.