Thursday, July 4, 2013

Jalan Perbatasan Serasa Jalan Tol

Dreamland Traveller Moment


Jalan Perbatasan Serasa Jalan Tol
            Perbatasan darat antara satu negara dengan negara lain tentu akan memperlihatkan tingkat kesejahteraan dari masing-masing negara tersebut. Bangunan, kondisi jalan, dan ornamen-ornamen yang ada di sisi jalan dalam jalan perbatasan akan memberi gambaran bagaimana perekonomian dan kesejahteraan masyarakat negara yang bersangkutan. Kita akan mendapat gambaran utuh bagaimana kehidupan masyarakat perbatasan, apakah terlunta-lunta atau diperhatikan dengan baik oleh pemerintah negara tersebut.
            Dreamland senang sekali berkesempatan mengunjungi 3 perbatasan darat dalam kurun waktu 1 bulan terakhir ini, yakni perbatasan Thailand – Myanmar, perbatasan Thailand – Laos, dan perbatasan Thailand – Kamboja. Meskipun Dreamland mengunjungi 3 perbatasan negara yang berbeda, Dreamland menemukan kesamaan yang otentik dari 3 daerah perbatasan ini, yakni kondisi jalan dari dan ke perbatasan sangatlah bagus dan mulus. 
            Tatkala Dreamland melintasi jalan menuju perbatasan Myanmar di Mae Sai, sepanjang jalan semua begitu mulus dan rapi. Pemandangan sisi kanan dan kiri jalan begitu indah dihiasi oleh pepohonan dan sawah yang hijau dengan latar belakang gunung yang eksotis. Tidak ada lubang atau tikungan tajam. Tak heran Dreamland bisa tertidur ketika naik bus sekelas Kopaja karena saking mulusnya perjalanan menuju Mae Sai. Pokoknya benar-benar perjalanan yang menyenangkan.


            Sama halnya tatkala Dreamland melintasi jalan menuju perbatasan Laos di Chiang Khong, sepanjang jalan begitu mulus dan rapi. Tidak ada lubang sama sekali meskipun kawasan Chiang Khong sebagian besar adalah bukit dan pegunungan yang terjal. Perjalanan begitu lancar tanpa adanya hambatan yang berarti dan memberikan kedamaian tatkala memandang sisi kanan dan kiri jalan yang begitu indah.
            Demikian juga di Aranyaprathet yang menjadi perbatasan antara Thailand dengan Kamboja. Semua jalan begitu rapi, meskipun kondisinya berdebu. Masyarakat perbatasan masih hidup secara layak dan sejahtera. Jalanan terawat, bangunan sekitar perbatasan berdiri dengan kokoh, dan polisi yang berjaga di setiap daerah perbatasan begitu sigap melindungi wilayah negara mereka dengan baik. Dreamland acungkan jempol untuk kehebatan Thailand dalam menjaga daerah perbatasannya dengan baik.
            Berbeda total ketika Dreamland berkesempatan mengunjungi Kuching via perbatasan Entikong di Kalimantan belasan tahun silam. Jalanan dari Pontianak menuju Singkawang memang terawat dengan baik, namun perjalanan dari Singkawang menuju Kuching sangatlah menakutkan. Sepanjang kiri dan kanan jalan adalah hutan belantara yang tidak terawat. Selain itu, jalanannya juga bolong sana sini dan membuat laju bus menjadi sangat pelan. Banyak sekali tanjakan dan tikungan tajam yang mengancam nyawa. Pokoknya benar-benar perjalanan yang mendebarkan.
            Begitu keluar dari Entikong, rasanya senang sekali mendapati jalanan yang mulus tanpa cacat cela. Perjalanan pun lancar hingga tiba di Kuching, Malaysia. Entahlah apakah daerah perbatasan darat kita yang terlalu luas membuat pemerintah malas memperhatikan atau bagaimana sampai-sampai jalanan menuju perbatasan rusak parah seperti itu tidak pernah mendapat penanganan yang baik hingga saat ini (2013). Bahkan di televisi, Dreamland menyimak ada patok negara yang sudah terlepas dan bergeser perlahan-lahan untuk menguntungkan Malaysia.
            Giliran kalau sudah mau diambil Malaysia saja, baru pemerintah seperti kebakaran jenggot. Berbeda kalau belum diklaim oleh Malaysia, pemerintah adem ayem saja seolah tidak ada hal apapun yang terjadi dan sibuk menikmati pelesiran ke luar negeri. Wajar rasanya kalau penjagaan pemerintah pada daerah perbatasan masih seperti ini akan ada Sipadan dan Ligitan lain yang akan diklaim oleh Malaysia di masa mendatang. Entahlah apakah Menteri Pertahanan kita terlalu sibuk mempertahankan kekuasaannya atau tidak punya waktu untuk melihat daerah perbatasan yang sudah sedemikian terancam.
            Kesejahteraan masyarakat perbatasan di Indonesia pun sangat memprihatinkan. Akses menuju sekolah, fasilitas umum, dan pusat perbelanjaan sangatlah sulit. Selain itu, pasokan listrik dan air pun sangat jarang bisa dinikmati, sehingga daerah perbatasan Entikong selalu berada dalam kondisi gelap di malam hari. Tak heran rasanya jika masyarakat perbatasan lebih memilih bergantung hidup pada Malaysia dibandingkan Indonesia sendiri yang seolah menganaktirikan mereka dengan ketidakpedulian yang diberikan pemerintah.
            Berkaca pada perbatasan Thailand di Mae Sai, Chiang Khong, dan Aranyaprathet, rasanya kita perlu berbenah diri dalam menata daerah perbatasan darat kita. Jangan sampai kesejahteraan, jalan, dan kondisi masyarakat perbatasan kita terlunta-lunta dan tak tahu rimbanya berakibat daerah Kepulauan Republik Indonesia akan menyusut karena diklaim terus menerus oleh Malaysia. Selain itu juga sebagai batas paling luar wilayah negara kita, sudah sepatutnya pemerintah memperhatikan wilayah vital tersebut agar NKRI dapat utuh seperti sediakala.
            Semoga suatu hari nanti jalan menuju perbatasan Entikong dapat semulus jalan tol.

~ oOo ~

No comments:

Post a Comment

Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.