Monday, June 27, 2022

Memaknai Cerita dalam Perjalanan

Bangunan kuno tidak hanya sekadar menjadi artefak yang menyimpan kenangan, tetapi juga sejarah peradaban manusia yang layak untuk diapresiasi. Ketika saya berkunjung ke Hagia Sophia di Istanbul, Turki, bangunan yang sudah berusia ribuan tahun itu seolah menceritakan bagaimana peradaban manusia silih berganti mewarnai sejarah. Hal ini ditunjukkan dengan lukisan Yesus di dinding bangunan yang kini sudah beralih fungsi sebagai masjid. Selain itu, banyak sekali ornamen-orneman kuno yang menunjukkan bagaimana pemilik bangunan ini berganti dari waktu ke waktu.

Hagia Sophia
 

Hal ini sekaligus juga menjadi sebuah cerita bahwa keabadian adalah hal yang fana semasa manusia hidup. Raja yang begitu besar pada masanya akan digantikan oleh pemimpin baru. Demikian juga peradaban yang seolah menjadi penguasa dunia berganti dan berguguran dari masa ke masa. Setiap awal memiliki akhir, baik itu cepat atau lambat. Hal ini juga menjadi sebuah cerita yang disampaikan Jalaluddin Rumi yang memaknai kematian sebagai sebuah cinta dalam Tarian Sufi. Sungguh sebuah makna mendalam yang dapat dipetik di setiap detik perjalanan yang dilalui.

Kadang kita lupa untuk menikmati perjalanan karena sibuk berkurumun di keramaian, memaknai bahwa kebahagiaan akan datang bersama banyak orang. Namun nyatanya perjalanan yang sesungguhnya ada dalam hati yang senantiasa belajar dari momen setiap hari. Memaknai pertemuan sebagai kisah manis dan perpisahan sebagai kerelaan untuk memulai sebuah hal yang baru. Setiap bangunan bersejarah mengajarkan saya bahwa kelak hidup akan berakhir, sehingga mengisinya dengan hal bermakna adalah cara agar kehidupan itu menjadi nyata.