(Lagi)
Hampir Ketinggalan Pesawat
Alon
alon asal kelakon. Semboyan yang berarti “pelan-pelan yang penting terlaksana”
ini memang menjadi falsafah hidup orang Indonesia pada umumnya. Tak heran
rasanya jika banyak orang Indonesia menyepelekan segala sesuatunya, meskipun
hal tersebut merupakan hal yang penting. Mulai dari menghadiri rapat,
pertemuan, sampai datang ke terminal atau bandara semua dilakukan dalam waktu
yang serba mepet. Akibatnya banyak kegiatan yang terancam terbengkelai dengan
falsafah yang sudah mendarah daging dalam setiap watak masyarakat Indonesia
ini.
Prinsip
hidup ala Indonesia ini juga Dreamland lakukan ketika akan mengakhiri rangkaian
Golden Triangle Trip di Bangkok. Saat itu, Dreamland menginap di Nasa Vegas
Hotel yang terletak tepat di seberang Airport Rail Link Ramkhamhaeng yang notabene satu jalur dengan Bandara
Suvarnabhumi. Dreamland pun bermalas-malasan saat akan pulang karena pesawat
Mandala yang akan membawa Dreamland akan terbang pukul 12.25.
Dreamland
pun baru check-out hotel pukul 10.30.
“Toh masih ada sisa waktu 1,5 jam lagi, bukan?” ujar Dreamland dalam hati.
Ternyata kealon-alonan Dreamland akan berbuah petaka beberapa saat lagi.
Ternyata proses check-out di Nasa
Vegas Hotel membutuhkan waktu sampai 15 menit karena tamu yang check-out mengantri pada saat jam
tersebut. Dreamland masih tenang karena punya waktu 1 jam lebih. Toh tidak
mungkin kan Airport Rail Link yang bebas macet akan membuat Dreamland
terlambat?
Dreamland
pun segera beranjak dari hotel menuju Ramkhamhaeng Airport Rail Link. Ternyata
kejutan baru menunggu Dreamland. Kereta yang akan membawa Dreamland ke bandara
baru akan tiba di stasiun ini 19 menit lagi! Sangat di luar dugaan Dreamland
karena biasanya kereta datang dalam frekuensi 5 menit sekali. Dreamland pun
mulai cemas, namun semua cair dengan kealon-alonan lagi. “Tenang, pasti sampai
bandara tepat waktu kok.” kata Dreamland dalam hati.
Singkat
kata, kereta pun datang dan Dreamland pun naik didalamnya. 15 menit kemudian,
kereta pun tiba di Bandara Suvarnabhumi. Dreamland langsung menuju ke konter check-in Mandala di lantai paling atas.
Dreamland masih tenang-tenang saja dan tidak ada firasat buruk yang akan
terjadi. Namun sesungguhnya bencana yang sangat besar akan terjadi! Dreamland
cek ke platform Q, tempat di mana konter Mandala berada di sebelah Eva Air,
namun tidak ada siapapun di sana.
Dreamland
pun mulai panik dan kelabakan. Dreamland langsung bertanya ke konter Informasi,
di mana letak konter Mandala sesungguhnya. Kok tidak ada lambang Mandala di
konter Q seperti biasanya? Langsung dong Dreamland dipingpong ke sana-sini
tanpa adanya sebuah kepastian. “You can
go to platform P behind this.” kata seorang petugas. Sampai di sana,
rupanya tidak ada siapapun. “You can
contact Tiger Airways Singapore.” kata seorang petugas lain.
Sampai
di konter Tiger Airways Singapore, bukan kejelasan yang Dreamland dapatkan,
melainkan ketidakpastian lain. “You can
contact to that counter.” kata petugas lagi. Dreamland mulai pusing dan
pening. Apalagi ini 30 menit menjelang boarding
time! Rupanya konter Mandala sudah menuliskan check-in close di layar bandara lebih cepat dibandingkan yang
Dreamland duga! Astaga Tuhan, Dreamland tidak mau ketinggalan pesawat dan harus
membeli tiket baru untuk kesalahan bodoh yang tidak diperlukan lagi.
Entah
kebetulan atau tidak, nasib Dreamland sama dengan 2 orang pasangan muda
Indonesia yang satu Airport Link dengan Dreamland. Anehnya kami bisa bertemu
dan akhirnya sama-sama berlari mencari solusi agar tidak tertinggal pesawat.
Kebayang rasanya betapa mahalnya harus beli pesawat mendadak hari ini, jika
sampai tertinggal pesawat. Akhirnya karena semua seolah ingin menenggelamkan
Dreamland dalam keputusasaan, Dreamland pun punya ide gila. Dreamland akan
menerebos imigrasi tanpa boarding pass Mandala.
Dengan
berlari sekencang-kencangnya, Dreamland langsung naik ke atas untuk scanning barang bawaan. Setelah itu
langsung turun dari eskalator dan menuju konter imigrasi. Ketegangan pun mulai
terasa tatkala petugas imigrasi menanyakan boarding
pass Mandala yang seharusnya Dreamland miliki. “This is not boarding pass. As you can see in this paper.” katanya
sambil menunjukkan kertas booking
yang Dreamland miliki. Astaga! Gimana dong?
Langsung
Dreamland beralasan, “The counter Mandala
has closed already, so staff tell me to go directly to boarding counter to
receive the boarding pass immediately.” Tiba-tiba 2 orang Indonesia datang
setelah scanning barang bawaan mereka
yang cukup banyak. “Only you?” tanya
petugas imigrasi Thailand lagi. “No, they
too.” kata Dreamland lagi. Mereka membalas dengan lambaian tangan. Petugas
imigrasi perempuan ini pun berbicara dengan petugas lainnya sambil akhirnya
mencap passport Dreamland. Thanks God!
Kekacauan
pun belum berakhir. Dreamland lagi-lagi nyaris melakukan kesalahan fatal saat
salah membaca gerbang keberangkatan. Harusnya D1 ke arah kiri, namun Dreamland
berlari ke arah kanan. Untungnya Dreamland belum terlalu jauh. Akhirnya bersama
2 orang Indonesia lainnya, Dreamland berlari maraton sampai boarding gate dan disambut kata-kata
masam dari petugas Mandala Thailand ini.
“How can you come to this place?” katanya
dingin. “You know you have miss the
flight. And the immigration do the wrong things.” katanya lagi. What? “Staff in front tell us to hurry go to boarding gate.” kata
Dreamland tak mau kalah. Langsung deh dia telepon ke depan. Kan konyol juga
jika imigrasi saja mengizinkan Dreamland untuk mengejar penerbangan, ini staf
Mandalanya sendiri malah menghambat dan membuat Dreamland tertinggal pesawat.
Toh pesawat dan penumpangnya saja masih menunggu di sini.
Setelah
perdebatan alot yang cukup memakan waktu, akhirnya staf Mandala di Thailand itu
mengeluarkan boarding pass untuk kami
semua. Fiuh! Langsung Dreamland masuk ke ruang tunggu dan tak lama kemudian
penumpang dipersilahkan masuk ke dalam pesawat. Rasa senang dan bahagia
bercampur aduk karena Dreamland bisa pulang kembali ke Indonesia tepat waktu.
Terlebih otak Dreamland sudah tak bisa berpikir jernih saat itu.
Dreamland
pun sangat menikmati penerbangan 3 jam 10 menit itu yang biasanya membosankan
karena seperti mendapat sebuah keajaiban untuk tetap pulang pada waktunya. Yang
pasti dan akan Dreamland perhatikan selanjutnya adalah Dreamland tidak akan
lagi pernah meremehkan jam berangkat pesawat. Apalagi kalau sikap alon-alon
asal kelakon ini bisa berbuah petaka tertinggal pesawat. Malu dong sering pergi
ke luar negeri tapi bisa ketinggalan pesawat.
Gokil
rasanya mengingat kembali momen berlari maraton di Bandara Suvarnabhumi yang
super besar dan luas itu sampai kaki rasanya sudah tak bisa berdiri lagi saking
lemasnya. Yok jangan remehkan waktu, apalagi untuk hal yang super penting
seperti tiket pesawat ini!
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.