Dreamland Traveller
"The world is a book, and those who do not travel read only a page." - Saint Augustine
Pepatah yang populer di kalangan traveler ini menjadi sebuah motto tersendiri bagi Dreamland untuk menggali berbagai hal yang ditemukan selama dalam perjalanan. Dreamland selalu percaya bahwa dunia menyimpan begitu banyak harta karun tersembunyi yang belum digali oleh sebagian besar. Melalui traveling, Dreamland mencari, menemukan, dan pada akhirnya memahami bahwa ada banyak hal yang selama ini tidak sesuai dengan pemikiran karena perspektif yang dibentuk oleh media yang dikonsumsi. Traveling adalah sebuah pencerahan dari berbagai isu, berita, dan gosip yang selama ini dihembuskan oleh lingkungan di sekeliling kita.
Dreamland mengawali tahun 2017 dengan perjalanan pulang dari studi di Zhenjiang, China. Setelah merasakan satu tahun hidup di negeri Tirai Bambu, Dreamland merasakan bahwa apa yang selama ini diberitakan tentang Tiongkok tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah juga. Banyak sekali hal yang Dreamland pelajari, mulai dari budaya, pola makan, pola pergaulan, dan kehidupan sosial yang selama ini tidak Dreamland pahami dan menjadi sebuah ilmu tersendiri bagi Dreamland.
Selanjutnya, Dreamland berkunjung ke Vietnam Selatan dan berhasil mengunjungi berbagai tempat yang selama ini ingin Dreamland kunjungi, seperti padang pasir Merah di Mui Ne, kemudian kota kecil Da Lat yang sejuk, serta kota pantai Nha Trang yang dipenuhi banyak ekspatriat asal Rusia. Tak hanya itu, Dreamland juga melihat sisi lain dari Ho Chi Minh City yang selama ini hanya Dreamland ketahui hanyalah seputar Ben Thanh Market atau Pham Ngu Lao Street saja.
Dilanjutkan dengan kunjungan ke Perth yang sangat berkesan karena Dreamland baru pertama kali menginap di bunk bed backpacker sepanjang sejarah melakukan travel karena ongkos penginapan yang mahal. Selain itu, Dreamland juga berhasil mengunjungi berbagai tempat yang menarik, seperti King’s Park, Yanchep National Park, Fremantle, Rottness Island, Lancelin Sand Dunes, dan The Pinnacles di Western Australia. Dreamland juga belajar mandiri untuk menyiapkan makanan di dapur, serta berbaur dengan backpacker-backpacker lain asal dari berbagai negara.
Dreamland pun vakum traveling selama 2,5 bulan karena mempersiapkan sidang kelulusan untuk jenjang magister. Selanjutnya, Dreamland mengunjungi Bali dalam rangka melakukan konferensi internasional, di mana Dreamland berhasil melihat Bali dari sisi budayanya yang begitu kental, mulai dari melihat Pura Tirta Empul yang memukau, Pura Goa Gajah yang menyerupai situs arkeologi di film Lara Croft, Pura Gunung Kawi yang terkesan mistis dan sangat sakral, serta Pura Besakih yang menjadi pura terbesar di Indonesia. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga.
Tak hanya itu, Dreamland juga berkesempatan mencicipi makanan di Mozaic Restaurant yang sangat hi class dan memiliki sensasi pengalaman makan yang unik. Selanjutnya, Dreamland banyak sekali melakukan wisata domestik, mulai dari menjelajahi hampir semua tempat wisata di Bandung, mulai dari Curug Malela, Curug Cimahi, Curug Tilu Leuwi Opat, Puncak Bintang, Gunung Tangkuban Parahu, dan berbagai museum yang ada di Kota Bandung.
Tak ketinggalan wisata di Solo, Yogyakarta, dan Magelang, seperti Taman Sari Yogyakarta, Pura Mangkunegaran, Gereja Ayam, bahkan sempat mampir di Camera House Magelang. Dreamland sangat kagum dengan berbagai destinasi wisata domestik yang rupanya sangat beragam dan mempunyai budaya yang khas. Memang masih banyak hal yang harus dibenahi dari aspek infrastruktur yang masih belum memadai dan kesadaran untuk merawat tempat wisata, namun wisata domestik ini memberi warna tersendiri dalam perjalanan Dreamland Traveller.
Dreamland pun mengunjungi New Zealand sebagai negara baru dalam perjalanan tahun ini, di mana perjalanan ini memberi kesan tersendiri karena setiap belokan jalan dan pemandangan yang ditemui seperti memandang lukisan yang terlalu indah untuk menjadi kenyataan. Dreamland menjelajahi New Zealand dari utara hingga selatan dengan bus umum dari TransCity, sehingga merasakan pengalaman road trip di New Zealand yang sangat memukau, mulai dari Auckland, Wellington, Queenstown, hingga Christchurch.
Dreamland juga berkunjung ke Myanmar secara mendadak karena mendapat tiket promo dan takjub dengan berbagai pagoda yang ada di Yangon, Mandalay, dan Bagan. Citra Myanmar yang selama ini dikatakan orang kumuh, tidak berabad, kejam, dan lain sebagainya langsung sirna begitu pertama kali menginjakkan kaki di Myanmar. Dreamland justru bertemu begitu banyak orang baik selama berwisata di Myanmar yang unik dan penuh dengan peninggalan sejarah yang memukau.
Sehabis itu, Dreamland pun berkesempatan untuk traveling ke Honolulu, Hawaii di Amerika Serikat dan melanjutkan perjalanan ke Los Angeles, San Fransisco, Las Vegas, dan berbagai kota kecil untuk melihat pemandangan alam Amerika Serikat yang sangat liar dan mendebarkan. Senang sekali rasanya setelah 2,5 tahun tidak berkunjung ke Amerika Serikat dapat kembali ke negeri Paman Sam sebagai wisatawan. Sungguh sebuah pengalaman yang sangat tak terlupakan. Perjalanan ke Amerika Serikat ini pun menjadi penutup dari rangkaian perjalanan Dreamland di tahun 2017.
Berbicara tentang perjalanan Dreamland Traveller, tentu Dreamland bersyukur karena Dreamland masih tetap aktif mengisi blog ini dengan tulisan, meskipun mengalami penurunan yang sangat drastis karena perubahan era sosial media yang sangat dinamis. Dreamland melihat banyak sekali travel blog yang terhenti di tahun 2017 karena pesona Instagram yang lebih menjanjikan untuk dilihat daripada blog. Selain itu, Dreamland juga senang karena Dreamland mulai aktif memposting foto perjalanan Dreamland di @TravelDreamland karena selama ini terkendala kesibukan, sehingga postingan tersebut terbengkalai.
Satu hal yang Dreamland syukuri adalah 6 tahun perjalanan panjang yang penuh warna, kisah, serta cerita yang luar biasa. Dreamland tidak menyangka bahwa Dreamland akan melangkah sejauh ini dalam menjelajah dunia. Dreamland percaya bahwa dunia masih begitu luas untuk dijelajahi dan tugas kita adalah melihat secara jelas tempat yang ingin kita kunjungi dengan traveling. Semoga di tahun 2018, Dreamland juga semakin aktif menulis kisah perjalanan yang pernah dilalui agar menjadi informasi berharga bagi para pembaca (mengingatkan diri sendiri).
Selamat Tahun Baru 2018 dan mari kita mulai tahun yang baru dengan langkah kaki yang baru, serta penjelajahan baru dalam menemukan arti dari sebuah perjalanan. Mari tulis kisah kita di tahun 2018!
6 Years Ultimate Experience
San Fransisco Golden Bridge |
Pepatah yang populer di kalangan traveler ini menjadi sebuah motto tersendiri bagi Dreamland untuk menggali berbagai hal yang ditemukan selama dalam perjalanan. Dreamland selalu percaya bahwa dunia menyimpan begitu banyak harta karun tersembunyi yang belum digali oleh sebagian besar. Melalui traveling, Dreamland mencari, menemukan, dan pada akhirnya memahami bahwa ada banyak hal yang selama ini tidak sesuai dengan pemikiran karena perspektif yang dibentuk oleh media yang dikonsumsi. Traveling adalah sebuah pencerahan dari berbagai isu, berita, dan gosip yang selama ini dihembuskan oleh lingkungan di sekeliling kita.
Dreamland mengawali tahun 2017 dengan perjalanan pulang dari studi di Zhenjiang, China. Setelah merasakan satu tahun hidup di negeri Tirai Bambu, Dreamland merasakan bahwa apa yang selama ini diberitakan tentang Tiongkok tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah juga. Banyak sekali hal yang Dreamland pelajari, mulai dari budaya, pola makan, pola pergaulan, dan kehidupan sosial yang selama ini tidak Dreamland pahami dan menjadi sebuah ilmu tersendiri bagi Dreamland.
Selanjutnya, Dreamland berkunjung ke Vietnam Selatan dan berhasil mengunjungi berbagai tempat yang selama ini ingin Dreamland kunjungi, seperti padang pasir Merah di Mui Ne, kemudian kota kecil Da Lat yang sejuk, serta kota pantai Nha Trang yang dipenuhi banyak ekspatriat asal Rusia. Tak hanya itu, Dreamland juga melihat sisi lain dari Ho Chi Minh City yang selama ini hanya Dreamland ketahui hanyalah seputar Ben Thanh Market atau Pham Ngu Lao Street saja.
Mt. Cook, New Zealand |
Dreamland pun vakum traveling selama 2,5 bulan karena mempersiapkan sidang kelulusan untuk jenjang magister. Selanjutnya, Dreamland mengunjungi Bali dalam rangka melakukan konferensi internasional, di mana Dreamland berhasil melihat Bali dari sisi budayanya yang begitu kental, mulai dari melihat Pura Tirta Empul yang memukau, Pura Goa Gajah yang menyerupai situs arkeologi di film Lara Croft, Pura Gunung Kawi yang terkesan mistis dan sangat sakral, serta Pura Besakih yang menjadi pura terbesar di Indonesia. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga.
Tak hanya itu, Dreamland juga berkesempatan mencicipi makanan di Mozaic Restaurant yang sangat hi class dan memiliki sensasi pengalaman makan yang unik. Selanjutnya, Dreamland banyak sekali melakukan wisata domestik, mulai dari menjelajahi hampir semua tempat wisata di Bandung, mulai dari Curug Malela, Curug Cimahi, Curug Tilu Leuwi Opat, Puncak Bintang, Gunung Tangkuban Parahu, dan berbagai museum yang ada di Kota Bandung.
Tak ketinggalan wisata di Solo, Yogyakarta, dan Magelang, seperti Taman Sari Yogyakarta, Pura Mangkunegaran, Gereja Ayam, bahkan sempat mampir di Camera House Magelang. Dreamland sangat kagum dengan berbagai destinasi wisata domestik yang rupanya sangat beragam dan mempunyai budaya yang khas. Memang masih banyak hal yang harus dibenahi dari aspek infrastruktur yang masih belum memadai dan kesadaran untuk merawat tempat wisata, namun wisata domestik ini memberi warna tersendiri dalam perjalanan Dreamland Traveller.
Taman Sari Yogyakarta |
Dreamland juga berkunjung ke Myanmar secara mendadak karena mendapat tiket promo dan takjub dengan berbagai pagoda yang ada di Yangon, Mandalay, dan Bagan. Citra Myanmar yang selama ini dikatakan orang kumuh, tidak berabad, kejam, dan lain sebagainya langsung sirna begitu pertama kali menginjakkan kaki di Myanmar. Dreamland justru bertemu begitu banyak orang baik selama berwisata di Myanmar yang unik dan penuh dengan peninggalan sejarah yang memukau.
Sehabis itu, Dreamland pun berkesempatan untuk traveling ke Honolulu, Hawaii di Amerika Serikat dan melanjutkan perjalanan ke Los Angeles, San Fransisco, Las Vegas, dan berbagai kota kecil untuk melihat pemandangan alam Amerika Serikat yang sangat liar dan mendebarkan. Senang sekali rasanya setelah 2,5 tahun tidak berkunjung ke Amerika Serikat dapat kembali ke negeri Paman Sam sebagai wisatawan. Sungguh sebuah pengalaman yang sangat tak terlupakan. Perjalanan ke Amerika Serikat ini pun menjadi penutup dari rangkaian perjalanan Dreamland di tahun 2017.
Berbicara tentang perjalanan Dreamland Traveller, tentu Dreamland bersyukur karena Dreamland masih tetap aktif mengisi blog ini dengan tulisan, meskipun mengalami penurunan yang sangat drastis karena perubahan era sosial media yang sangat dinamis. Dreamland melihat banyak sekali travel blog yang terhenti di tahun 2017 karena pesona Instagram yang lebih menjanjikan untuk dilihat daripada blog. Selain itu, Dreamland juga senang karena Dreamland mulai aktif memposting foto perjalanan Dreamland di @TravelDreamland karena selama ini terkendala kesibukan, sehingga postingan tersebut terbengkalai.
Satu hal yang Dreamland syukuri adalah 6 tahun perjalanan panjang yang penuh warna, kisah, serta cerita yang luar biasa. Dreamland tidak menyangka bahwa Dreamland akan melangkah sejauh ini dalam menjelajah dunia. Dreamland percaya bahwa dunia masih begitu luas untuk dijelajahi dan tugas kita adalah melihat secara jelas tempat yang ingin kita kunjungi dengan traveling. Semoga di tahun 2018, Dreamland juga semakin aktif menulis kisah perjalanan yang pernah dilalui agar menjadi informasi berharga bagi para pembaca (mengingatkan diri sendiri).
Bagan, Myanmar |
Bandung, 31 Desember 2017
Dreamland Traveller
@TravelDreamland