Sunday, October 16, 2016

Day 3 : Amazing Journey to Pokhara

Dreamland Traveller


Day 3 : Amazing Journey to Pokhara
            Setelah bangun pagi, bersiap-siap, dan berpamitan dengan keluarga Srizan, Dreamland pun berjalan menuju tempat pemberhentian bus yang berada di dekat pom bensin. Dengan sigap, papa Srizan mengantarkan Dreamland menuju tempat naik bus dengan menggunakan skuternya. Setibanya di lokasi penjemputan naik bus ke Pokhara, Dreamland pun menunggu selama hampir 30 menit karena bus wisata yang dijanjikan molor dari jam yang sudah ditentukan, yakni 07.00.
            Sambil menunggu, Dreamland disarankan untuk membeli air putih karena cuaca Pokhara yang sangat panas dan lembab. Tentu Dreamland tidak menyangsikan pernyataan itu karena papa Srizan kan seorang meteorologis alias peramal cuaca. Setelah membeli 2 buah air putih berukuran besar, Dreamland pun kembali menunggu. Papa Srizan kemudian mengantar Srizan terlebih dahulu ke kampus, sebelum akhirnya kembali ke tempat semula untuk memastikan bahwa Dreamland sudah mendapatkan bus ke Pokhara. Dreamland sungguh merasa diberkati dengan perhatian yang diberikan papa Srizan ini.
            Sesudah bus yang dimaksud datang, Dreamland dan mama pun berpamitan, kemudian Dreamland menempati kursi bus yang paling belakang karena kursi Dreamland ditempati orang lain. Perjalanan bus dilanjutkan dengan keluar dari kota Kathmandu menuju kawasan pegunungan yang berliku-liku dan menurun dengan tujuan akhir Pokhara. Kondisi jalan yang rusak parah dan “berdisko” membuat Dreamland tidak bisa tidur sepanjang perjalanan. Apalagi Dreamland duduk di kursi belakang yang sangat terasa goncangannya. Pengalaman duduk di kursi belakang ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.
            Bus yang akan menempuh perjalanan selama 7 jam ini pun berhenti di beberapa rest area. Rest area pertama hanya menjual snack dan toilet ala kadarnya. Toilet umum untuk wanita sih bersih dan nyaman karena diberi kamar satu per satu. Kamar mandi laki-laki dibuat menyatu tanpa sekat dan hanya terdapat saluran air saja. Jadilah kencingnya berjamaah sambil intip-intipan satu sama lain karena tidak dapat bersembunyi. Baunya pun sangat menyengat karena tidak pernah disiram. Hal ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.
            Kami pun melanjutkan perjalanan melewati lembah hijau yang menyegarkan, sungai yang mengalir dengan tenang, pemandangan bukit yang beranak pinak, serta rute jalan yang sangat memukau. Sungguh Dreamland merasa sangat senang bisa menyaksikan pemandangan yang menyejukkan mata ini setelah enek dengan suasana berdebu khas Kathmandu. Perjalanan pun dihentikan lagi di rest area lain untuk makan siang. Menu makan siangnya tidak terlalu mahal dan boleh dikatakan terjangkau. Supir dan keneknya sih mendapat makan gratis karena berjasa sudah mendrop turis di rest area ini.
            Setelah makan siang, perjalanan dilanjutkan lagi menuju Pokhara. Suasana jalannya masih sama, tetap berbatu-batu dan bergoyang sepanjang jalan. Pemberhentian terakhir dilakukan di rest area yang menjual kopi dan makan siang prasmanan. Dreamland sih hanya pergi ke toilet untuk buang air di setiap rest area agar tidak menahan sepanjang jalan menuju Pokhara.
            Setelah melewati jalan menurun dari perbukitan, akhirnya bus tiba di jalan yang lurus, namun tetap berbatu menuju Pokhara. Di rute inilah panas matahari Pokhara mulai terasa begitu menyengat. Beberapa penumpang lokal sempat berhenti di sekitar area awal sebelum memasuki kota Pokhara. Kondisi kota sebelum memasuki kota Pokhara terasa begitu gersang dan pertokoan hanya berjejer di sepanjang kiri dan kanan tanpa pembeli.
            Akhirnya setelah melewati kondisi kota yang mulai teratur layaknya Cianjur saking kecil dan sepinya, kemudian melewati Pokhara Airport yang berisi berbagai pesawat kecil untuk rute pendek Nepal, Dreamland pun tiba di Tourist Bus Terminal Pokhara. Mengingat Dreamland sudah memesan penginapan yang menawarkan antar jemput gratis, jadilah Dreamland langsung dijemput tanpa harus bernegosiasi lagi dengan supir taksi untuk pergi ke Hotel Lake Breeze.
            Sepanjang perjalanan, Dreamland melihat suasana Pokhara sangatlah touristy dengan jalanan yang menyerupai pertokoan di Patong Beach, Phuket. Sayangnya semua toko itu terlihat sepi dan hanya beberapa bule saja yang terlihat berjalan kaki di sekitar area pertokoan tersebut. Entah karena hari yang sangat panas atau memang bukan musim turis. Dreamland hanya bisa bertanya-tanya. Supir hotel sendiri mengatakan bulan ini bukanlah musim turis, sehingga semua toko menjadi sangat sepi.
            Sesudah menempuh perjalanan selama 15 menit, Dreamland pun sampai di Hotel Lake Breeze. Dreamland segera melakukan proses check-in, menaruh barang bawaan, serta bersantai sejenak di hotel karena hari yang sangat amat panas dan lembab. Setelah matahari agak redup, Dreamland pun berjalan kaki ke arah Phewa Lake yang dapat ditempuh dalam 2 menit jalan kaki. Sesampainya di sana, suasana sunset terasa begitu indah dan memukau karena pantulan cahaya matahari memberi suasana senja tersendiri.
            Beberapa bule dan turis pun asyik berfoto, duduk santai, dan memenuhi kursi restoran pinggir danau untuk sekadar duduk dan bercengkerama dengan teman mereka. Turis lokal pun asyik bersantai, mengobrol, ngaso, dan duduk santai menikmati pemandangan danau yang cukup eksotis dan indah. Tak lama kemudian matahari mulai tenggelam dan Phewa Lake mulai ditinggalkan oleh para pengunjungnya. Aktivitas senja di Phewa Lake ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.
            Dreamland pun mengeksplorasi kawasan pertokoan dan restoran yang ada di jalan utama Pokhara. Suasananya sungguh benar-benar sepi. Satu fenomena menarik yang Dreamland alami adalah Dreamland bertemu lagi dengan penumpang bus yang sama-sama naik dari Kathmandu. Fenomena Lu Lagi, Lu Lagi di Pokhara ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.
            Suasana ekonomi yang lesu ini tentu membuat Dreamland jadi malas berlama-lama jalan karena sepanjang jalan ditawari terus petugas restoran atau toko dengan wajah yang murung. Dreamland pun memutuskan untuk makan malam di restoran Chinese Food dengan nuansa musik Tiongkok, namun dijaga oleh orang Nepal. Dreamland memesan nasi goreng, sambil menikmati suasana oriental yang ada.
            Sesudah menikmati makan malam, Dreamland pun membayar dan mendapat pesan dari pelayan untuk makan kembali di sini esok hari. Ya suasana yang teramat sangat sepi ini membuat kondisi ekonomi di Pokhara menjadi lesu dan serba sulit. Dreamland sendiri berjalan pulang sesudah makan malam dan menuju hotel untuk beristirahat karena badan yang remuk sehabis perjalanan panjang dari Kathmandu.
            Senang sekali rasanya bisa melihat sisi lain Nepal di Pokhara yang tenang!

Kathmandu, Pokhara, Nepal, 26 Agustus 2016

Dreamland Traveller

Catatan:
- Nepal menggunakan mata uang Nepalese Rupee sebagai mata uang yang sah.
- Kurs 1 USD saat Dreamland melakukan perjalanan adalah 104,5 - 106 INR.
- Nepal dikenal sebagai tempat wisata favorit backpacker. Penginapan murah di Kathmandu tersebar di wilayah Thamel.
- Pastikan untuk berjalan-jalan di Nepal pada saat hari masih terang karena jalanan Kathmandu, maupun Pokhara akan menjadi sangat gelap di malam hari akibat pemadaman listrik.
- Pastikan untuk membawa masker mengingat debu Kathmandu yang pekat akibat proyek perluasan jalan.
- Wisata di Nepal, antara lain Pokhara, Sarangkot, Nagarkot, Bhaktapur, Patan, Annapurna Base Camp (ABC), dan Gunung Everest. Anda bisa memilih tempat wisata sesuai dengan jenis wisata yang ingin Anda nikmati.
- Trekking di kawasan Annapurna rata-rata membutuhkan waktu 7 - 15 hari tergantung rute yang ditempuh. Tak lupa Anda harus mengajukan Trekking Permit pada otoritas yang berlisensi.
- Hemat air dan listrik sangat penting selama di Nepal karena keberadaannya sangat langka dan terbatas.

~ oOo ~

No comments:

Post a Comment

Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.