Dreamland Traveller
Day
3 : Amazing Journey to Pokhara
Setelah bangun pagi, bersiap-siap,
dan berpamitan dengan keluarga Srizan, Dreamland pun berjalan menuju tempat
pemberhentian bus yang berada di dekat pom bensin. Dengan sigap, papa Srizan mengantarkan
Dreamland menuju tempat naik bus dengan menggunakan skuternya. Setibanya di
lokasi penjemputan naik bus ke Pokhara, Dreamland pun menunggu selama hampir 30
menit karena bus wisata yang dijanjikan molor dari jam yang sudah ditentukan,
yakni 07.00.
Sambil menunggu, Dreamland
disarankan untuk membeli air putih karena cuaca Pokhara yang sangat panas dan
lembab. Tentu Dreamland tidak menyangsikan pernyataan itu karena papa Srizan
kan seorang meteorologis alias peramal cuaca. Setelah membeli 2 buah air putih
berukuran besar, Dreamland pun kembali menunggu. Papa Srizan kemudian mengantar
Srizan terlebih dahulu ke kampus, sebelum akhirnya kembali ke tempat semula
untuk memastikan bahwa Dreamland sudah mendapatkan bus ke Pokhara. Dreamland
sungguh merasa diberkati dengan perhatian yang diberikan papa Srizan ini.
Sesudah bus yang dimaksud datang,
Dreamland dan mama pun berpamitan, kemudian Dreamland menempati kursi bus yang
paling belakang karena kursi Dreamland ditempati orang lain. Perjalanan bus
dilanjutkan dengan keluar dari kota Kathmandu menuju kawasan pegunungan yang
berliku-liku dan menurun dengan tujuan akhir Pokhara. Kondisi jalan yang rusak
parah dan “berdisko” membuat Dreamland tidak bisa tidur sepanjang perjalanan.
Apalagi Dreamland duduk di kursi belakang yang sangat terasa goncangannya.
Pengalaman duduk di kursi belakang ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland
Traveller Moment.
Bus yang akan menempuh perjalanan
selama 7 jam ini pun berhenti di beberapa rest area. Rest area pertama hanya menjual
snack dan toilet ala kadarnya. Toilet umum untuk wanita sih bersih dan nyaman
karena diberi kamar satu per satu. Kamar mandi laki-laki dibuat menyatu tanpa
sekat dan hanya terdapat saluran air saja. Jadilah kencingnya berjamaah sambil
intip-intipan satu sama lain karena tidak dapat bersembunyi. Baunya pun sangat
menyengat karena tidak pernah disiram. Hal ini akan Dreamland bahas dalam
Dreamland Traveller Moment.
Kami pun melanjutkan perjalanan
melewati lembah hijau yang menyegarkan, sungai yang mengalir dengan tenang,
pemandangan bukit yang beranak pinak, serta rute jalan yang sangat memukau.
Sungguh Dreamland merasa sangat senang bisa menyaksikan pemandangan yang
menyejukkan mata ini setelah enek dengan suasana berdebu khas Kathmandu.
Perjalanan pun dihentikan lagi di rest area lain untuk makan siang. Menu makan
siangnya tidak terlalu mahal dan boleh dikatakan terjangkau. Supir dan keneknya
sih mendapat makan gratis karena berjasa sudah mendrop turis di rest area ini.
Setelah makan siang, perjalanan dilanjutkan
lagi menuju Pokhara. Suasana jalannya masih sama, tetap berbatu-batu dan
bergoyang sepanjang jalan. Pemberhentian terakhir dilakukan di rest area yang
menjual kopi dan makan siang prasmanan. Dreamland sih hanya pergi ke toilet
untuk buang air di setiap rest area agar tidak menahan sepanjang jalan menuju
Pokhara.
Setelah melewati jalan menurun dari
perbukitan, akhirnya bus tiba di jalan yang lurus, namun tetap berbatu menuju
Pokhara. Di rute inilah panas matahari Pokhara mulai terasa begitu menyengat.
Beberapa penumpang lokal sempat berhenti di sekitar area awal sebelum memasuki
kota Pokhara. Kondisi kota sebelum memasuki kota Pokhara terasa begitu gersang
dan pertokoan hanya berjejer di sepanjang kiri dan kanan tanpa pembeli.
Akhirnya setelah melewati kondisi
kota yang mulai teratur layaknya Cianjur saking kecil dan sepinya, kemudian
melewati Pokhara Airport yang berisi berbagai pesawat kecil untuk rute pendek
Nepal, Dreamland pun tiba di Tourist Bus Terminal Pokhara. Mengingat Dreamland
sudah memesan penginapan yang menawarkan antar jemput gratis, jadilah Dreamland
langsung dijemput tanpa harus bernegosiasi lagi dengan supir taksi untuk pergi
ke Hotel Lake Breeze.
Sepanjang perjalanan, Dreamland
melihat suasana Pokhara sangatlah touristy dengan jalanan yang menyerupai
pertokoan di Patong Beach, Phuket. Sayangnya semua toko itu terlihat sepi dan
hanya beberapa bule saja yang terlihat berjalan kaki di sekitar area pertokoan
tersebut. Entah karena hari yang sangat panas atau memang bukan musim turis.
Dreamland hanya bisa bertanya-tanya. Supir hotel sendiri mengatakan bulan ini
bukanlah musim turis, sehingga semua toko menjadi sangat sepi.
Sesudah menempuh perjalanan selama
15 menit, Dreamland pun sampai di Hotel Lake Breeze. Dreamland segera melakukan
proses check-in, menaruh barang bawaan, serta bersantai sejenak di hotel karena
hari yang sangat amat panas dan lembab. Setelah matahari agak redup, Dreamland
pun berjalan kaki ke arah Phewa Lake yang dapat ditempuh dalam 2 menit jalan
kaki. Sesampainya di sana, suasana sunset terasa begitu indah dan memukau
karena pantulan cahaya matahari memberi suasana senja tersendiri.
Beberapa bule dan turis pun asyik
berfoto, duduk santai, dan memenuhi kursi restoran pinggir danau untuk sekadar
duduk dan bercengkerama dengan teman mereka. Turis lokal pun asyik bersantai,
mengobrol, ngaso, dan duduk santai menikmati pemandangan danau yang cukup
eksotis dan indah. Tak lama kemudian matahari mulai tenggelam dan Phewa Lake
mulai ditinggalkan oleh para pengunjungnya. Aktivitas senja di Phewa Lake ini
akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.
Dreamland pun mengeksplorasi kawasan
pertokoan dan restoran yang ada di jalan utama Pokhara. Suasananya sungguh
benar-benar sepi. Satu fenomena menarik yang Dreamland alami adalah Dreamland
bertemu lagi dengan penumpang bus yang sama-sama naik dari Kathmandu. Fenomena
Lu Lagi, Lu Lagi di Pokhara ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller
Moment.
Suasana ekonomi yang lesu ini tentu
membuat Dreamland jadi malas berlama-lama jalan karena sepanjang jalan ditawari
terus petugas restoran atau toko dengan wajah yang murung. Dreamland pun
memutuskan untuk makan malam di restoran Chinese Food dengan nuansa musik
Tiongkok, namun dijaga oleh orang Nepal. Dreamland memesan nasi goreng, sambil
menikmati suasana oriental yang ada.
Sesudah menikmati makan malam,
Dreamland pun membayar dan mendapat pesan dari pelayan untuk makan kembali di
sini esok hari. Ya suasana yang teramat sangat sepi ini membuat kondisi ekonomi
di Pokhara menjadi lesu dan serba sulit. Dreamland sendiri berjalan pulang
sesudah makan malam dan menuju hotel untuk beristirahat karena badan yang remuk
sehabis perjalanan panjang dari Kathmandu.
Senang sekali rasanya bisa melihat
sisi lain Nepal di Pokhara yang tenang!
Kathmandu,
Pokhara, Nepal, 26 Agustus 2016
Dreamland
Traveller
Catatan:
-
Nepal menggunakan mata uang Nepalese Rupee sebagai mata uang yang sah.
-
Kurs 1 USD saat Dreamland melakukan perjalanan adalah 104,5 - 106 INR.
-
Nepal dikenal sebagai tempat wisata favorit backpacker. Penginapan murah di
Kathmandu tersebar di wilayah Thamel.
-
Pastikan untuk berjalan-jalan di Nepal pada saat hari masih terang karena
jalanan Kathmandu, maupun Pokhara akan menjadi sangat gelap di malam hari
akibat pemadaman listrik.
-
Pastikan untuk membawa masker mengingat debu Kathmandu yang pekat akibat proyek
perluasan jalan.
-
Wisata di Nepal, antara lain Pokhara, Sarangkot, Nagarkot, Bhaktapur, Patan,
Annapurna Base Camp (ABC), dan Gunung Everest. Anda bisa memilih tempat wisata
sesuai dengan jenis wisata yang ingin Anda nikmati.
-
Trekking di kawasan Annapurna rata-rata membutuhkan waktu 7 - 15 hari
tergantung rute yang ditempuh. Tak lupa Anda harus mengajukan Trekking Permit
pada otoritas yang berlisensi.
-
Hemat air dan listrik sangat penting selama di Nepal karena keberadaannya
sangat langka dan terbatas.
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.