Sunday, October 9, 2016

Day 1 : Melihat Reruntuhan Patan Durbar Square

Dreamland Traveller




Day 1 : Melihat Reruntuhan Patan Durbar Square


            Setelah penerbangan singkat Air India selama 1 jam 20 menit dari Delhi, Dreamland pun tiba kembali di Kathmandu, Nepal. Dengan segera, Dreamland langsung keluar, berjalan di lorong, kemudian menuju konter Visa on Arrival (VoA) untuk memproses visa kunjungan selama 15 hari. Berhubung Dreamland sudah mengisi formulir VoA dari rumah, jadilah prosesnya sangat mudah dan cepat. Tahap pembuatan Visa On Arrival Nepal akan Dreamland bahas dalam Dreamland Info.

            Dreamland pun membayar 25 USD, kemudian menyerahkan resi pada konter khusus visa kunjungan 15 hari. Prosesnya hanya 5 menit dan paspor Dreamland pun ditempel visa Nepal dengan cepat. Perbedaan visa transit dan visa kunjungan Nepal terletak pada penggunaan formulir. Visa kunjungan Nepal mengharuskan kita menyiapkan foto ukuran 4 X 6 cm sebanyak 1 buah, sementara visa transit Nepal tidak memerlukan pas foto sama sekali.

            Setelah selesai, Dreamland langsung turun ke ruang Baggage Claim yang sudah familiar, melewati bea cukai, konter informasi turis, money changer, dan konter kupon taksi sebelum akhirnya keluar dari bandara. Berhubung Dreamland akan bertemu kembali Srizan di Nepal, Dreamland pun akan menginap di rumah Srizan yang ada di Bafal Chowk. Dreamland pun bertanya pada supir taksi yang ada di sekitar bandara. Rata-rata menawarkan tarif dengan harga yang tinggi, yakni 1.000 INR.

            Berhubung Dreamland sangat awam dengan wilayah Bafal Chowk, Dreamland pun bertanya pada polisi turis yang ada di Bandara Tribhuvan tentang arah jalan dan jauh atau tidaknya. Tak lupa Dreamland memberikan nomor Srizan untuk ditelepon polisi guna memberikan pengarahan jalan. Polisi Nepal yang sangat membantu Dreamland ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.

            Singkat kata, Dreamland mendapatkan alamat yang ditulis dalam Bahasa Nepal, kemudian Dreamland berjalan keluar kawasan bandara untuk mendapatkan taksi di luar. Setelah menunggu 5 menit, Dreamland mendapat taksi yang bersedia pergi ke Bafal Chowk seharga 400 INR. Dreamland pun menaikkan barang bawaan dan segera duduk di taksi. Perjalanan menuju Bafal Chowk ini rupanya cukup jauh dan memakan waktu hingga 25 menit.

            Sepanjang jalan, Dreamland melihat bangunan mal yang hancur dan cerita supir taksi yang mengatakan begitu banyak warga Nepal yang meninggal akibat gempa bumi dahsyat yang terjadi tahun 2015. Hal ini akan bahas dalam Dreamland Traveller Moment. Sungguh sebuah bencana alam yang tidak pernah diduga dan mengakibatkan kerusakan parah di banyak bangunan bersejarah Nepal.

            Singkat kata, Dreamland pun kembali menelepon Srizan saat sudah sampai di Bafal Chowk. Setelah menelepon, Dreamland melihat Srizan datang menghampiri taksi yang Dreamland gunakan. Senang sekali rasanya bisa bertemu kembali dengan Srizan setelah seminggu tidak bertemu saat Dreamland berada di India. Srizan pun menunjukkan arah jalan menuju rumahnya.

            Sesampainya Dreamland di depan rumah Srizan, Dreamland langsung membayar supir taksi senilai 400 INR, kemudian mendapat sambutan yang hangat dari seisi keluarga Srizan. Dreamland pun sudah disiapkan kamar khusus untuk menginap di rumah Srizan. Dreamland sangat senang sekali bisa merasakan suasana kehidupan masyarakat Nepal yang sesungguhnya di rumah Srizan. Hal ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.

            Dreamland sendiri bertemu Srizan saat konferensi We Day Seattle 2015 dan tidak menyangka 1,5 tahun kemudian bisa berwisata ke Nepal dan mengunjungi rumahnya. Srizan sendiri pernah bercerita bahwa gempa bumi yang terjadi saat kepulangan dari Seattle ini membuatnya harus bolak balik Dubai - Delhi, Dubai - Mumbai karena Kathmandu tidak bisa didarati oleh pesawat dan dia tertahan di Bandara Dubai sampai 30 jam! Glek!

            Kamar yang disiapkan pun sudah disusun dengan rapi dan nyaman. Bahkan Dreamland disuguhkan makanan pembuka dan teh Dilmah rasa strawberry. Sungguh jadi merasa tidak enak merepotkan keluarga Srizan. Srizan pun dengan antusias akan mengajak Dreamland berwisata di Kathmandu untuk mengunjungi Patan Durbar Square. Srizan mengatakan Basanakpur alias Kathmandu Durbar Square dan Bhaktapur Durbar Square sudah hancur dan tidak banyak yang bisa dilihat, sehingga hanya Patan Durbar Square saja yang kondisinya “mendingan”.

            Lagipula bentuk kuil dan ornamennya pun sama saja, kata Srizan. Setelah beristirahat dan makan siang bersama keluarga Srizan, kami pun berbicara tentang perjalanan ke India. Tak lupa Dreamland memberikan buah tangan dari India. Sungguh rasanya seperti diterima di keluarga Nepal secara hangat. Ayah Srizan adalah seorang peramal cuaca untuk memprediksi cuaca bagi para pendaki Himalaya, sementara ibunya adalah seorang konsultan ahli kimia yang membidangi masalah air bersih. Tak ketinggalan ada bibi Srizan yang merupakan seorang arkeolog yang mempelajari relief yang ada di sebuah bangunan kuno.

            Singkat kata, Dreamland pun memulai perjalanan dengan Srizan menuju Patan Durbar Square. Dreamland berpamitan dengan orang tua dan bibi Srizan, kemudian berjalan kaki menuju tempat pemberhentian bus. Setelah berjalan selama 10 menit, kami pun tiba di pinggir jalan yang penuh debu. Kondisi jalan Kathmandu yang sedang berada dalam proyek perluasan jalan ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.

            Berhubung Dreamland pergi bersama Srizan yang notabene orang lokal, sehingga transportasi pun jadi murah meriah karena menggunakan bus. Harga bus lokal dari kawasan Bafal ke Patan hanya memakan 20 INR. Jaraknya pun cukup jauh, yakni sekitar 40 menit perjalanan. Sepanjang perjalanan, pemandangan yang terlihat hanyalah jalanan yang penuh debu, bangunan yang kumuh, namun panorama pegunungan yang eksotis dari kejauhan.

            Setibanya dekat Patan, Dreamland pun turun dan berjalan kaki selama 25 menit menuju Patan Durbar Square. Sepanjang jalan menuju Patan Durbar Square, Dreamland melihat begitu banyak dagangan yang dijajakan, mulai dari pakaian, kain sari, suvenir, restoran, dan lain sebagainya. Ada juga terminal bus Patan yang ramainya sama seperti Terminal Leuwi Panjang di Bandung.

            Setibanya di kawasan Patan Durbar Square, Dreamland harus membayar 750 INR untuk tiket masuk kawasan kuil Patan ini. Sementara itu, Srizan tidak harus membayar apa-apa karena orang lokal tidak dikenakan biaya sama sekali. Sebenarnya sih kalau tidak mau membayar juga tidak apa-apa karena banyak sekali jalan yang tidak dijaga petugas, tapi lebih baik jujur daripada kejar-kejaran lagi seperti yang terjadi di Anuradhapura, bukan? Hehehe...

            Dreamland melihat kuil utama yang ada di Patan ini sedang direnovasi dan ditopang dengan besi yang kokoh. Sungguh sangat disayangkan, Patan yang Dreamland kira eksotis sebelum gempa menjadi begitu hancur dan rusak seperti ini. Di sebelah kanan, ada Patan Museum. Anehnya harga museum ini sangat mahal dan terpisah dari harga tiket utama, yakni 400 INR, sehingga mengurungkan niat Dreamland untuk masuk. Sebagai informasi, tiket masuk Patan Durbar Square berbentuk name tag, sehingga terlihat seperti rombongan study tour ya.

            Dreamland sendiri dibawa Srizan ke tempat-tempat kuil utama di Patan, seperti Krishna Mandir, Kumbheshwor, dan Golden Temple. Rata-rata bentuk bangunan kuilnya serupa, hanya saja bentuknya kecil-kecil. Ada juga bangunan yang dipapah kayu karena takut runtuh akibat fondasi yang sudah tidak kuat pasca gempa bumi. Jalanan di Patan ini kecil dan sempit. Sayangnya jalan ini bukan hanya untuk pedestrian saja, tapi mobil dan motor pun ikut meramaikan jadi harus ekstra hati-hati saat berjalan.

            Salah satu kuil yang menarik di kawasan Patan adalah Golden Temple. Meskipun Dreamland harus membayar biaya tambahan 50 INR, tapi worthed it karena kuil ini beda dari yang lain dengan ornamen kuningan yang memukau. Sebagai umat Buddha, Srizan mengelilingi kuil sebanyak 3 kali, sementara Dreamland asyik berfoto dengan berbagai ornamen yang ada. Tak ketinggalan Srizan melakukan ritual lilin untuk berdoa dan memohon keinginan agar terkabul.

            Sesudah puas melihat Golden Temple, kami pun berjalan keluar setelah mengelilingi Patan selama 1,5 jam. Dreamland pun mampir ke supermarket untuk membeli roti dan kue untuk keluarga Srizan, sebelum akhirnya naik bus untuk pulang kembali menuju rumah Srizan. Setelah bingung melihat arah dan tujuan bus, Dreamland pun naik bus yang ditunjukkan Srizan dan memulai perjalanan pulang ke rumah.

            Rupanya sepanjang jalan kemacetan parah melanda rute Patan - Kathmandu. Alhasil perjalanan yang semula hanya 40 menit menjadi melar 2 jam. Astaganaga! Kemacetan parah Nepal ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment. Setelah perjuangan macet yang parah, kami pun berjalan pulang dengan situasi jalan yang super gelap akibat minimnya penerangan. Maklum pemadaman listrik sering sekali terjadi di Nepal. Hal ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.

            Sesampainya di rumah, Dreamland disambut keluarga Srizan, kemudian Dreamland beristirahat sejenak. Bibi Srizan pun datang dengan membawa camilan dan Fanta dingin pada Dreamland. Sungguh Dreamland merasa tidak enak jadi dijamu terus menerus dan merepotkan. Setelah itu, Dreamland pun diajak makan malam bersama pukul 21.00. Sebagai informasi, makan malam keluarga Nepal umumnya dilakukan pukul 9 malam, jadi Dreamland sangat kelaparan saat menunggu makan malam tiba.

            Dreamland dan mama pun duduk bersama dengan Srizan dan papanya. Sementara mama dan bibi Srizan menunggu kami semua selesai makan. Dreamland diberikan makan malam khas Nepal, mulai dari daging ayam yang dimasak dengan saus kari, sayur-sayuran, kuah kuning, dan nasi yang melimpah. Srizan sendiri makan dengan menggunakan tangan layaknya comotan ala Sunda, sementara Dreamland sendiri menggunakan sendok.

            Rasa masakan rumahan mama Srizan jujur sangat nikmat dan mengenyangkan. Setelah kenyang makan, Dreamland pun berbicara dengan papa, mama, bibi, dan Srizan tentang pengalaman wisata hari ini sambil menunjukkan foto yang diambil. Mereka semua dengan antusias mendengarkan cerita Dreamland. Sungguh sangat menyenangkan menjadi anggota keluarga baru dari keluarga Srizan.

            Singkat kata, badan yang sudah sangat lelah dan capek setelah jalan-jalan membuat Dreamland pamit untuk beristirahat. Tak lupa papa Srizan memberikan selimut tebal karena malam akan terasa dingin di Kathmandu yang memiliki ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut. Senang sekali rasanya bisa mengeksplorasi Patan bersama Srizan hari ini.



Kathmandu, Patan, Nepal, 24 Agustus 2016



Dreamland Traveller



Catatan:

- Nepal menggunakan mata uang Nepalese Rupee sebagai mata uang yang sah.

- Kurs 1 USD saat Dreamland melakukan perjalanan adalah 104,5 - 106 INR.

- Nepal dikenal sebagai tempat wisata favorit backpacker. Penginapan murah di Kathmandu tersebar di wilayah Thamel.

- Pastikan untuk berjalan-jalan di Nepal pada saat hari masih terang karena jalanan Kathmandu, maupun Pokhara akan menjadi sangat gelap di malam hari akibat pemadaman listrik.

- Pastikan untuk membawa masker mengingat debu Kathmandu yang pekat akibat proyek perluasan jalan.

- Wisata di Nepal, antara lain Pokhara, Sarangkot, Nagarkot, Bhaktapur, Patan, Annapurna Base Camp (ABC), dan Gunung Everest. Anda bisa memilih tempat wisata sesuai dengan jenis wisata yang ingin Anda nikmati.

- Trekking di kawasan Annapurna rata-rata membutuhkan waktu 7 - 15 hari tergantung rute yang ditempuh. Tak lupa Anda harus mengajukan Trekking Permit pada otoritas yang berlisensi.

- Hemat air dan listrik sangat penting selama di Nepal karena keberadaannya sangat langka dan terbatas.



~ oOo ~

No comments:

Post a Comment

Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.