Day
1 : Melihat Reruntuhan Patan Durbar Square
Setelah penerbangan singkat Air
India selama 1 jam 20 menit dari Delhi, Dreamland pun tiba kembali di
Kathmandu, Nepal. Dengan segera, Dreamland langsung keluar, berjalan di lorong,
kemudian menuju konter Visa on Arrival (VoA) untuk memproses visa kunjungan
selama 15 hari. Berhubung Dreamland sudah mengisi formulir VoA dari rumah,
jadilah prosesnya sangat mudah dan cepat. Tahap pembuatan Visa On Arrival Nepal
akan Dreamland bahas dalam Dreamland Info.
Dreamland pun membayar 25 USD,
kemudian menyerahkan resi pada konter khusus visa kunjungan 15 hari. Prosesnya
hanya 5 menit dan paspor Dreamland pun ditempel visa Nepal dengan cepat.
Perbedaan visa transit dan visa kunjungan Nepal terletak pada penggunaan
formulir. Visa kunjungan Nepal mengharuskan kita menyiapkan foto ukuran 4 X 6
cm sebanyak 1 buah, sementara visa transit Nepal tidak memerlukan pas foto sama
sekali.
Setelah selesai, Dreamland langsung
turun ke ruang Baggage Claim yang sudah familiar, melewati bea cukai, konter
informasi turis, money changer, dan konter kupon taksi sebelum akhirnya keluar
dari bandara. Berhubung Dreamland akan bertemu kembali Srizan di Nepal,
Dreamland pun akan menginap di rumah Srizan yang ada di Bafal Chowk. Dreamland
pun bertanya pada supir taksi yang ada di sekitar bandara. Rata-rata menawarkan
tarif dengan harga yang tinggi, yakni 1.000 INR.
Berhubung Dreamland sangat awam
dengan wilayah Bafal Chowk, Dreamland pun bertanya pada polisi turis yang ada
di Bandara Tribhuvan tentang arah jalan dan jauh atau tidaknya. Tak lupa
Dreamland memberikan nomor Srizan untuk ditelepon polisi guna memberikan
pengarahan jalan. Polisi Nepal yang sangat membantu Dreamland ini akan
Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.
Singkat kata, Dreamland mendapatkan
alamat yang ditulis dalam Bahasa Nepal, kemudian Dreamland berjalan keluar
kawasan bandara untuk mendapatkan taksi di luar. Setelah menunggu 5 menit,
Dreamland mendapat taksi yang bersedia pergi ke Bafal Chowk seharga 400 INR.
Dreamland pun menaikkan barang bawaan dan segera duduk di taksi. Perjalanan
menuju Bafal Chowk ini rupanya cukup jauh dan memakan waktu hingga 25 menit.
Sepanjang jalan, Dreamland melihat
bangunan mal yang hancur dan cerita supir taksi yang mengatakan begitu banyak
warga Nepal yang meninggal akibat gempa bumi dahsyat yang terjadi tahun 2015.
Hal ini akan bahas dalam Dreamland Traveller Moment. Sungguh sebuah bencana
alam yang tidak pernah diduga dan mengakibatkan kerusakan parah di banyak
bangunan bersejarah Nepal.
Singkat kata, Dreamland pun kembali
menelepon Srizan saat sudah sampai di Bafal Chowk. Setelah menelepon, Dreamland
melihat Srizan datang menghampiri taksi yang Dreamland gunakan. Senang sekali
rasanya bisa bertemu kembali dengan Srizan setelah seminggu tidak bertemu saat
Dreamland berada di India. Srizan pun menunjukkan arah jalan menuju rumahnya.
Sesampainya Dreamland di depan rumah
Srizan, Dreamland langsung membayar supir taksi senilai 400 INR, kemudian
mendapat sambutan yang hangat dari seisi keluarga Srizan. Dreamland pun sudah
disiapkan kamar khusus untuk menginap di rumah Srizan. Dreamland sangat senang
sekali bisa merasakan suasana kehidupan masyarakat Nepal yang sesungguhnya di
rumah Srizan. Hal ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.
Dreamland sendiri bertemu Srizan
saat konferensi We Day Seattle 2015 dan tidak menyangka 1,5 tahun kemudian bisa
berwisata ke Nepal dan mengunjungi rumahnya. Srizan sendiri pernah bercerita
bahwa gempa bumi yang terjadi saat kepulangan dari Seattle ini membuatnya harus
bolak balik Dubai - Delhi, Dubai - Mumbai karena Kathmandu tidak bisa didarati
oleh pesawat dan dia tertahan di Bandara Dubai sampai 30 jam! Glek!
Kamar yang disiapkan pun sudah
disusun dengan rapi dan nyaman. Bahkan Dreamland disuguhkan makanan pembuka dan
teh Dilmah rasa strawberry. Sungguh jadi merasa tidak enak merepotkan keluarga
Srizan. Srizan pun dengan antusias akan mengajak Dreamland berwisata di
Kathmandu untuk mengunjungi Patan Durbar Square. Srizan mengatakan Basanakpur
alias Kathmandu Durbar Square dan Bhaktapur Durbar Square sudah hancur dan
tidak banyak yang bisa dilihat, sehingga hanya Patan Durbar Square saja yang
kondisinya “mendingan”.
Lagipula bentuk kuil dan ornamennya
pun sama saja, kata Srizan. Setelah beristirahat dan makan siang bersama
keluarga Srizan, kami pun berbicara tentang perjalanan ke India. Tak lupa
Dreamland memberikan buah tangan dari India. Sungguh rasanya seperti diterima
di keluarga Nepal secara hangat. Ayah Srizan adalah seorang peramal cuaca untuk
memprediksi cuaca bagi para pendaki Himalaya, sementara ibunya adalah seorang
konsultan ahli kimia yang membidangi masalah air bersih. Tak ketinggalan ada
bibi Srizan yang merupakan seorang arkeolog yang mempelajari relief yang ada di
sebuah bangunan kuno.
Singkat kata, Dreamland pun memulai
perjalanan dengan Srizan menuju Patan Durbar Square. Dreamland berpamitan
dengan orang tua dan bibi Srizan, kemudian berjalan kaki menuju tempat
pemberhentian bus. Setelah berjalan selama 10 menit, kami pun tiba di pinggir
jalan yang penuh debu. Kondisi jalan Kathmandu yang sedang berada dalam proyek
perluasan jalan ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.
Berhubung Dreamland pergi bersama
Srizan yang notabene orang lokal, sehingga transportasi pun jadi murah meriah
karena menggunakan bus. Harga bus lokal dari kawasan Bafal ke Patan hanya
memakan 20 INR. Jaraknya pun cukup jauh, yakni sekitar 40 menit perjalanan.
Sepanjang perjalanan, pemandangan yang terlihat hanyalah jalanan yang penuh
debu, bangunan yang kumuh, namun panorama pegunungan yang eksotis dari
kejauhan.
Setibanya dekat Patan, Dreamland pun
turun dan berjalan kaki selama 25 menit menuju Patan Durbar Square. Sepanjang
jalan menuju Patan Durbar Square, Dreamland melihat begitu banyak dagangan yang
dijajakan, mulai dari pakaian, kain sari, suvenir, restoran, dan lain
sebagainya. Ada juga terminal bus Patan yang ramainya sama seperti Terminal
Leuwi Panjang di Bandung.
Setibanya di kawasan Patan Durbar
Square, Dreamland harus membayar 750 INR untuk tiket masuk kawasan kuil Patan
ini. Sementara itu, Srizan tidak harus membayar apa-apa karena orang lokal
tidak dikenakan biaya sama sekali. Sebenarnya sih kalau tidak mau membayar juga
tidak apa-apa karena banyak sekali jalan yang tidak dijaga petugas, tapi lebih
baik jujur daripada kejar-kejaran lagi seperti yang terjadi di Anuradhapura,
bukan? Hehehe...
Dreamland melihat kuil utama yang
ada di Patan ini sedang direnovasi dan ditopang dengan besi yang kokoh. Sungguh
sangat disayangkan, Patan yang Dreamland kira eksotis sebelum gempa menjadi
begitu hancur dan rusak seperti ini. Di sebelah kanan, ada Patan Museum.
Anehnya harga museum ini sangat mahal dan terpisah dari harga tiket utama,
yakni 400 INR, sehingga mengurungkan niat Dreamland untuk masuk. Sebagai
informasi, tiket masuk Patan Durbar Square berbentuk name tag, sehingga terlihat seperti rombongan study tour ya.
Dreamland sendiri dibawa Srizan ke
tempat-tempat kuil utama di Patan, seperti Krishna Mandir, Kumbheshwor, dan
Golden Temple. Rata-rata bentuk bangunan kuilnya serupa, hanya saja bentuknya
kecil-kecil. Ada juga bangunan yang dipapah kayu karena takut runtuh akibat
fondasi yang sudah tidak kuat pasca gempa bumi. Jalanan di Patan ini kecil dan
sempit. Sayangnya jalan ini bukan hanya untuk pedestrian saja, tapi mobil dan
motor pun ikut meramaikan jadi harus ekstra hati-hati saat berjalan.
Salah satu kuil yang menarik di
kawasan Patan adalah Golden Temple. Meskipun Dreamland harus membayar biaya
tambahan 50 INR, tapi worthed it karena kuil ini beda dari yang lain dengan
ornamen kuningan yang memukau. Sebagai umat Buddha, Srizan mengelilingi kuil
sebanyak 3 kali, sementara Dreamland asyik berfoto dengan berbagai ornamen yang
ada. Tak ketinggalan Srizan melakukan ritual lilin untuk berdoa dan memohon
keinginan agar terkabul.
Sesudah puas melihat Golden Temple,
kami pun berjalan keluar setelah mengelilingi Patan selama 1,5 jam. Dreamland
pun mampir ke supermarket untuk membeli roti dan kue untuk keluarga Srizan,
sebelum akhirnya naik bus untuk pulang kembali menuju rumah Srizan. Setelah
bingung melihat arah dan tujuan bus, Dreamland pun naik bus yang ditunjukkan
Srizan dan memulai perjalanan pulang ke rumah.
Rupanya sepanjang jalan kemacetan
parah melanda rute Patan - Kathmandu. Alhasil perjalanan yang semula hanya 40
menit menjadi melar 2 jam. Astaganaga! Kemacetan parah Nepal ini akan Dreamland
bahas dalam Dreamland Traveller Moment. Setelah perjuangan macet yang parah,
kami pun berjalan pulang dengan situasi jalan yang super gelap akibat minimnya
penerangan. Maklum pemadaman listrik sering sekali terjadi di Nepal. Hal ini
akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.
Sesampainya di rumah, Dreamland
disambut keluarga Srizan, kemudian Dreamland beristirahat sejenak. Bibi Srizan
pun datang dengan membawa camilan dan Fanta dingin pada Dreamland. Sungguh
Dreamland merasa tidak enak jadi dijamu terus menerus dan merepotkan. Setelah
itu, Dreamland pun diajak makan malam bersama pukul 21.00. Sebagai informasi,
makan malam keluarga Nepal umumnya dilakukan pukul 9 malam, jadi Dreamland
sangat kelaparan saat menunggu makan malam tiba.
Dreamland dan mama pun duduk bersama
dengan Srizan dan papanya. Sementara mama dan bibi Srizan menunggu kami semua
selesai makan. Dreamland diberikan makan malam khas Nepal, mulai dari daging
ayam yang dimasak dengan saus kari, sayur-sayuran, kuah kuning, dan nasi yang
melimpah. Srizan sendiri makan dengan menggunakan tangan layaknya comotan ala
Sunda, sementara Dreamland sendiri menggunakan sendok.
Rasa masakan rumahan mama Srizan
jujur sangat nikmat dan mengenyangkan. Setelah kenyang makan, Dreamland pun
berbicara dengan papa, mama, bibi, dan Srizan tentang pengalaman wisata hari
ini sambil menunjukkan foto yang diambil. Mereka semua dengan antusias
mendengarkan cerita Dreamland. Sungguh sangat menyenangkan menjadi anggota
keluarga baru dari keluarga Srizan.
Singkat kata, badan yang sudah
sangat lelah dan capek setelah jalan-jalan membuat Dreamland pamit untuk
beristirahat. Tak lupa papa Srizan memberikan selimut tebal karena malam akan
terasa dingin di Kathmandu yang memiliki ketinggian 4.000 meter di atas
permukaan laut. Senang sekali rasanya bisa mengeksplorasi Patan bersama Srizan
hari ini.
Kathmandu,
Patan, Nepal, 24 Agustus 2016
Dreamland
Traveller
Catatan:
-
Nepal menggunakan mata uang Nepalese Rupee sebagai mata uang yang sah.
-
Kurs 1 USD saat Dreamland melakukan perjalanan adalah 104,5 - 106 INR.
-
Nepal dikenal sebagai tempat wisata favorit backpacker. Penginapan murah di
Kathmandu tersebar di wilayah Thamel.
-
Pastikan untuk berjalan-jalan di Nepal pada saat hari masih terang karena jalanan
Kathmandu, maupun Pokhara akan menjadi sangat gelap di malam hari akibat
pemadaman listrik.
-
Pastikan untuk membawa masker mengingat debu Kathmandu yang pekat akibat proyek
perluasan jalan.
-
Wisata di Nepal, antara lain Pokhara, Sarangkot, Nagarkot, Bhaktapur, Patan,
Annapurna Base Camp (ABC), dan Gunung Everest. Anda bisa memilih tempat wisata
sesuai dengan jenis wisata yang ingin Anda nikmati.
-
Trekking di kawasan Annapurna rata-rata membutuhkan waktu 7 - 15 hari
tergantung rute yang ditempuh. Tak lupa Anda harus mengajukan Trekking Permit
pada otoritas yang berlisensi.
-
Hemat air dan listrik sangat penting selama di Nepal karena keberadaannya
sangat langka dan terbatas.
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.