Dreamland Traveller
Day
2 : Walking Around Swayambhu and Amazing
Chandragiri
Dreamland pun bangun pagi dengan
tubuh yang segar bugar di rumah Srizan. Mama Srizan mengundang Dreamland untuk
sarapan pagi bersama. Menu sarapannya adalah roti tawar dengan selai nanas dan
segelas teh Dilmah rasa strawberry. Setelah sarapan pagi, Srizan pun mengajak
Dreamland untuk mulai berjalan pagi karena agenda acara yang padat dan
rencananya kami akan bertemu teman Srizan di Chandragiri.
Kami pun memulai perjalanan yang
cukup jauh selama 40 menit menuju kawasan Swayambhu Temple dari rumah Srizan.
Dreamland melewati markas militer yang sedang sibuk berlatih dan membersihkan
lingkungan, kemudian pertokoan penduduk, sebelum akhirnya sampai di kawasan
Swayambhu yang dipenuhi kuil dengan tabung raksasa yang berputar. Sungguh
sangat unik melihat umat Buddha di sini yang memutarkan tabung-tabung itu agar
terus berputar dan tidak berhenti.
Dreamland dan Srizan pun berjalan
berkeliling kawasan ini sebelum akhirnya sampai di pintu masuk kuil yang berisi
3 buah patung Buddha besar. Dreamland sendiri hanya berfoto dan duduk sejenak
karena rute berjalan kali ini sangat menanjak dan melelahkan. Setelah itu,
perjalanan dilanjutkan dengan melihat rute menanjak Swayambhu Temple, tetapi Dreamland
tidak naik ke atas karena Srizan mengatakan kuilnya sama saja dengan apa yang
ada di bawah.
Sesudah itu, Dreamland pun mencari
tempat makan karena perut yang keroncongan. Dreamland pun singgah di sebuah
tempat makan yang cukup menarik karena mempunyai desain yang eksotis dan
berkesan butik. Dreamland memesan nasi goreng, sementara Srizan memesan menu
kentang yang dibumbui dengan saos tomat dan irisan sayuran. Sesudah makan pagi
menjelang siang, kami pun langsung mencari taksi untuk menuju ke Chandragiri.
Setelah bertanya dan bernegosiasi,
harga taksi dari Swayambhu menuju Chandragiri awalnya sekitar 800 INR, tapi
Dreamland berhasil menawar taksi dengan harga 500 INR. Langsung deh Srizan jadi
pemandu jalan untuk menuju lokasi Chandragiri yang dikenal sangat indah dan
mampu menyuguhkan pemandangan Kathmandu Valley secara menyeluruh dari Patan,
Kathmandu, hingga Bhaktapur.
Perjalanan menuju Chandragiri ini
ditempuh dengan jalan yang sangat berliku dan berdebu. Sepanjang jalan, debu
yang terbang menutupi pandangan jalan. Akhirnya setelah 25 menit jalan yang
berliku, berdebu, dan menanjak, Dreamland pun tiba di kawasan cable car
Chandragiri. Srizan pun sibuk menelepon karena akan bertemu teman baiknya di
sini. Harga tiket lokal 700 INR, sementara orang asing 22 USD atau 2.332 INR
alias 3 kali lipat lebih tarif lokal. Lagi-lagi dipalak tiket masuk di Nepal.
Hiks... Mahalnya tiket masuk bagi turis asing di Nepal ini akan Dreamland bahas
dalam Dreamland Traveller Moment.
Awalnya Dreamland mengurungkan niat untuk
naik cable car karena tarif yang sangat amat mahal dan bikin pusing kepala,
tapi toh Dreamland naik juga agar tidak mengecewakan Srizan. Setelah teman
Srizan datang, yakni Saurij, barulah kami naik ke konter masuk cable car.
Melihat Srizan tampaknya memberikan perlakukan spesial pada Saurij
sampai-sampai Srizan membayarkan tiket cable car Saurij, jadilah Dreamland
biarkan mereka berdua duluan naik cable car. Hehehe...
Dreamland pun naik cable car
selanjutnya bersama mama. Sungguh pemandangan cable car ini sangat indah dan
tidak mengecewakan. Pemandangan Kathmandu, Patan, dan Bhaktapur terlihat dengan
jelas dari cable car Chandragiri ini. Belum lagi liukan jalan menuju Pokhara
pun terlihat memutari gunung dengan pola-pola melingkar. Sepanjang perjalanan
cable car, Dreamland tak henti-hentinya mengabadikan pemandangan ini. Keindahan
pemandangan Chandragiri ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller
Moment.
Perjalanan cable car selama 20 menit
pun tak terasa saat Dreamland tiba di puncak Chandragiri. Srizan dan Saurij
sudah menunggu Dreamland di atas. Kami semua berfoto bersama dan mulai berjalan
santai di kawasan Chandragiri yang udaranya sangat sejuk dan segar dari
Kathmandu ini karena letaknya yang berada di atas bukit. Chandragiri Cable Car
ini baru saja dibuka 2 minggu yang lalu, sehingga bisa jadi Dreamland adalah
orang Indonesia pertama yang mengunjungi tempat ini. Hehehe...
Dreamland sendiri tidak melihat ada
turis asing yang berjalan-jalan di kawasan Chandragiri ini. Di lokasi
Chandragiri terdapat restoran, kuil, serta arena bermain anak yang masih dalam
tahap pembangunan. Suasananya sangat asri dan teduh, cocok sekali untuk
rekreasi keluarga. Dreamland, Srizan, Saurij, dan mama pun menghabiskan waktu
1,5 jam untuk sekadar bersantai dan menikmati suasana yang santai di
Chandragiri. Dreamland melihat ada pihak investor yang sedang memantau dan
berkunjung ke Chandragiri dengan pengawalan yang banyak.
Setelah asyik menikmati Chandragiri
yang tenang, kami pun turun kembali ke bawah dengan cable car. Seperti biasa,
Dreamland membiarkan Srizan dan Saurij terlebih dahulu agar lebih nyaman ketika
naik cable car. Dreamland dan mama sendiri naik cable car bersama staf
Chandragiri yang ramah. Bahkan kami sempat berfoto bersama di dalam cable car
dan mengobrol tentang tempat wisata apa yang menarik di Nepal.
Tak terasa 20 menit perjalanan turun
pun usai dan Dreamland ada di stasiun cable car bagian bawah lagi. Kami pun
berjalan keluar dan Saurij pun mengucapkan salam perpisahan karena akan pulang
naik sepeda motor, sementara Srizan akan ikut bersama Dreamland dengan
menggunakan taksi. Sungguh perpisahan yang antiklimaks. Setelah mendapatkan
taksi, kami semua langsung masuk. Rencananya kami akan pergi ke kawasan Hotel
Annapurna yang elit itu untuk membeli tiket bus menuju Pokhara keesokan
harinya.
Berhubung Dreamland sangat kecapekan
akibat kondisi badan yang sangat lelah, Dreamland pun ketiduran selama
perjalanan. Tahu tahu saja Dreamland sudah tiba di kawasan Hotel Annapurna.
Dengan sigap, Srizan membangunkan dan kami pun turun. Rupanya Srizan berjanji
untuk bertemu papa dan mamanya di sini. Setelah menelepon, kami pun bertemu
dengan papa dan mama Srizan di trotoar dekat Hotel Annapurna.
Rupanya Dreamland diantarkan ke
kantor Golden Travel. Yang membuat Dreamland terharu adalah papa dan mama
Srizan sengaja datang untuk menemani Dreamland membeli tiket bus. Perhatian
yang sangat tulus dari keluarga Srizan ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland
Traveller Moment. Singkat kata, kami semua masuk dan bernegosiasi tentang harga
tiket bus, penginapan, dan aktivitas yang rencananya akan dilakukan selama
berada di Pokhara.
Setelah berunding dan berdiskusi,
Srizan dan keluarga menyarankan agar Dreamland menginap selama 3 malam di
Pokhara karena perjalanan pulang dan pergi Kathmandu - Pokhara - Kathmandu saja
sudah memakan waktu 2 hari, sehingga kalau cuma sebentar akan capek badan.
Dreamland pun setuju dan membooking tiket bus seharga 700 INR satu kali jalan
dengan fasilitas Wi-Fi, AC, dan mendapat air minum, sementara hotelnya 1.500
INR dengan jasa antar jemput gratis dari terminal bus.
Setelah semua selesai, papa dan mama
Srizan langsung pulang dengan menaiki motor. Dreamland merasa sangat merepotkan
karena orang tua Srizan dengan sengaja datang untuk menemani Dreamland membeli
tiket bus, padahal kewajiban membeli tiket bus kan tugas Dreamland yang sedang
berwisata di Nepal. Sesudah selesai, Srizan dan Dreamland sendiri masih
berjalan-jalan di sekitar kawasan ini dan mencari bus untuk rute pulang.
Dreamland pun melewati menara jam
dan sebuah taman yang ramai, sebelum akhirnya menemukan semacam kendaraan mini
jeepney yang sangat sempit untuk pulang ke rumah Srizan. Harganya 20 INR untuk
sekali naik. Srizan pun mengajak Dreamland naik kendaraan ini dan menempuh perjalanan
selama 30 menit dengan jalan yang sangat berbatu dan membuat Dreamland harus
berpegangan agar tidak terlontar. Sungguh unik rasanya bisa menaiki angkot khas
Nepal ini.
Setelah itu, Srizan pun
memberhentikan angkot ini di sebuah jalan, sebelum akhirnya kami berjalan kaki
pulang menuju rumah. Di rumah, Kuku, anjing Srizan dan keluarga sudah menunggu
kami. Dreamland pun beristirahat sejenak ke kamar sebelum akhirnya disajikan
snack dan minuman dingin. Sungguh tidak enak rasanya merepotkan keluarga Srizan
selama menumpang tinggal di sini.
Mengingat hari yang sangat panas dan
terik, Dreamland pun memutuskan untuk beristirahat dengan tidur siang. Rupanya
Srizan pun kelelahan, sehingga tertidur pulas. Saat hari menjelang sore, papa
Srizan pun mengajak Dreamland untuk berjalan kaki sore menuju Basanakpur alias
Kathmandu Durbar Square untuk mengetahui seberapa parah kehancuran dari
kompleks kuil Kathamandu yang bersejarah ini.
Dengan langkah kaki yang cepat,
Dreamland ngos-ngosan berjalan dengan papa Srizan. Sepanjang jalan, papa Srizan
bercerita tentang harga tanah di Kathmandu yang sangat tinggi, biaya pendidikan
yang sangat mahal, serta kondisi jalan yang sedang dalam proyek perluasan.
Kondisi jalanan saat Dreamland berjalan kaki sangatlah ramai. Klakson
bersahut-sahutan dan Dreamland harus ekstra hati-hati saat menyeberang.
Singkat kata, kami bisa memasuki
kawasan Kathmandu Durbar Square dengan gratis karena hari sudah malam dan
sedang ada festival Dewa Krisna yang dirayakan, sehingga banyak sekali penjual
bulu Merak yang ada di tempat ini. Dreamland sangat kaget melihat Kathmandu
Durbar Square ini kini tinggal puing-puing saja karena kuil utamanya sudah
rusak semua tak bersisa. Kehancuran kuil bersejarah akibat gempa ini akan
Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.
Sesudah puas melihat bangunan yang
hancur oleh gempa Nepal tahun lalu, kami berjalan di kawasan pertokoan dekat
Durbar Square yang mulai tutup karena hari sudah malam. Konon lokasi ini
dulunya pusat perbelanjaan tertua di Nepal, namun karena banyaknya mal baru
jadi agak sepi dan mulai ditinggalkan. Ada juga jalanan khusus untuk menjual HP
dan elektronik di tempat ini. Kami pun kembali ke rumah dengan berjalan kaki
setelah eksplorasi malam ini. Jujur kaki Dreamland mau copot karena kita
berjalan tanpa henti selama 1 jam.
Papa Srizan pun menunjukkan lokasi
tempat naik bus esok hari saat akan pergi ke Pokhara, kemudian melewati pasar
Kalimati sebagai pusat pembelian buah dan sayur seantero Nepal yang murah
meriah. Sesudah itu, barulah kami berjalan kaki pulang dengan langkah gontai.
Kekuatan kaki orang Nepal karena suka berjalan kaki akan Dreamland bahas dalam
Dreamland Traveller Moment.
Sesampainya di rumah, kami disambut
mama, bibi, dan Srizan yang sedang makan malam. Kami pun diminta langsung duduk
untuk menikmati makan malam yang sudah tersedia dengan menu nasi ala sayur
Nepal. Setelah itu, kami pamit istirahat karena besok pagi akan memulai
perjalanan panjang ke Pokhara. Senang rasanya Dreamland bisa melihat
pemandangan Nepal dari ketinggian di Chandragiri dan melihat sisi lain
kehidupan masyarakat lokal hari ini.
Kathmandu,
Nepal, 25 Agustus 2016
Dreamland
Traveller
Catatan:
-
Nepal menggunakan mata uang Nepalese Rupee sebagai mata uang yang sah.
-
Kurs 1 USD saat Dreamland melakukan perjalanan adalah 104,5 - 106 INR.
-
Nepal dikenal sebagai tempat wisata favorit backpacker. Penginapan murah di
Kathmandu tersebar di wilayah Thamel.
-
Pastikan untuk berjalan-jalan di Nepal pada saat hari masih terang karena
jalanan Kathmandu, maupun Pokhara akan menjadi sangat gelap di malam hari
akibat pemadaman listrik.
-
Pastikan untuk membawa masker mengingat debu Kathmandu yang pekat akibat proyek
perluasan jalan.
-
Wisata di Nepal, antara lain Pokhara, Sarangkot, Nagarkot, Bhaktapur, Patan, Annapurna
Base Camp (ABC), dan Gunung Everest. Anda bisa memilih tempat wisata sesuai
dengan jenis wisata yang ingin Anda nikmati.
-
Trekking di kawasan Annapurna rata-rata membutuhkan waktu 7 - 15 hari
tergantung rute yang ditempuh. Tak lupa Anda harus mengajukan Trekking Permit
pada otoritas yang berlisensi.
-
Hemat air dan listrik sangat penting selama di Nepal karena keberadaannya
sangat langka dan terbatas.
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.