Friday, May 24, 2013

Sindrom Pertama Kali ke Luar Negeri

Dreamland Traveller Moment


Sindrom Pertama Kali ke Luar Negeri
            Bagi orang yang baru pertama kali ke luar negeri, rasa takut, cemas, bingung, khawatir, senang, bangga, dan lain sebagainya bercampur aduk menjadi satu. Pertanyaan-pertanyaan klasik, seperti mau makan apa, mau menginap di mana, mau melakukan apa saja, dan berbagai pertanyaan lainnya tentu berkecamuk dalam pikiran kita. Apalagi menjelang hari H keberangkatan ke luar negeri, hati menjadi deg-degan, tegang, dan rasa ingin tahu yang besar membuat kita sulit tidur. Pokoknya rasa antusiasme yang besar membuat kita jadi uring-uringan tidak jelas di rumah.
            Selain itu, kita juga akan sangat bersemangat packing barang bawaan jauh-jauh hari sebelum keberangkatan. Jika durasi bepergian memakan waktu 8 hari, maka pakaian yang dibawa pun 8 set. Koper pun diisi sepenuh-penuhnya. Sampai-sampai serasa ingin pindah rumah saja. Tak perlu jauh-jauh buat perempuan isi kopernya, antara lain gulungan rambut, kosmetik, spons mandi, sampai hair dryer pun dibawa! Buat cowok sih mungkin cenderung cuek jadi tidak terlihat terlalu ribet. Pokoknya semua disiapkan sedemikian rupa sampai-sampai koper yang dibawa sudah “hamil” sebelum waktunya.
            Beres dengan koper, giliran makanan yang dibawa. Snack, kue, biskuit, abon, dan lain sebagainya ikut dibawa dalam kantong plastik besar. Entah karena takut kelaparan, takut tidak bisa makan, atau bagaimana sampai-sampai makanan yang dibawa segunung. Belum lagi anak-anaknya, hampir semua gadget yang ada dibawanya. iPad, laptop, PS3, Samsung Galaxy, dan lain sebagainya menjadi teman hidupnya selama perjalanan. Entahlah apakah ingin menikmati gadgetnya atau menikmati jalan-jalannya. Hanya Tuhan dan dialah yang tahu.
            Uang yang dibawa pun tidak terkira jumlahnya. Tempat penukaran uang asing pasti sudah didatangi jauh-jauh hari sebelum keberangkatan. Kira-kira bawa uang segini cukup ga ya? Nanti beli apa saja di sana ya buat oleh-oleh si A – Z? Sampai-sampai uang yang ditukar mencapai nominal jutaan hingga belasan juta rupiah saking takutnya. Pokoknya hal-hal sekecil apapun diperhatikan sedetail mungkin agar liburan dapat berjalan lancar tanpa hambatan yang berarti.
            Menjelang hari H, biasanya daftar acara perjalanan (jika menggunakan jasa tur) atau itinerary yang dirancang sendiri (kalau bepergian sendiri) dibaca berulang kali. Lalu aktivitas googling pun dilakukan untuk melihat tempat-tempat yang dikunjungi sampai puluhan kali. Perasaan “aku bakal ke tempat itu” semakin kuat dan mulai keinginan untuk curcol semakin besar. Eh bentar lagi aku bakal ke tempat A lho, di sana ada B, C, dan D, dan blablabla… Pokoknya rasanya bangga banget baru pertama kali ke luar negeri rasanya begitu eksklusif dan unforgettable moment.
            Sampai waktunya berangkat, hati sudah senang tidak karuan. Ditambah jantung berdebar-debar antara penasaran. Di pesawat pun mata kita sulit terpejam dan begitu antusias melihat langit di angkasa. Sampai-sampai di lokasi wisata, rasa kagum yang berlebihan pun ditunjukkan, mulai dari potrat-potret di objek yang kurang begitu penting bagi orang setempat sampai kalimat yang terucap “Wow Singapore lebih bersih dari Indonesia ya. Pokoknya lebih bagus Singapore dari Indonesia deh.” Penilaian sepihak pun langsung dilakukan melihat keunggulan dari negeri yang dikunjungi.
            Begitu pergi ke tempat belanja langsung deh beli oleh-oleh seabrek buat si A – Z. Kuantitas barang yang dibeli pun dua digit supaya semua kebagian dari teman kerja sampai pegawai-pegawainya. Entah itu kaos, gantungan kunci, pulpen, dan lain sebagainya dibeli sampai ludes total. Selain itu, hampir ke semua tempat menggunakan taksi karena takut tersesat, meskipun harus dibayar dengan harga mahal. Akhirnya pada akhir perjalanan, masalah klasik yang muncul adalah koper kelebihan muatan, sehingga harus dikeluarkan atau menambah biaya agar bisa dibawa ke tanah air.
            Sepulang liburan, foto-foto hasil jalan-jalan langsung dicuci dan dibingkai sedemikian rupa sehingga terlihat bahwa kita sudah pernah menginjakkan kaki di tempat tersebut. Belum lagi asyik cerita-cerita ke kolega dan kasih oleh-oleh dari luar negeri sambil mengagung-agungkan keindahan yang ada di luar negeri sana dengan majas hiperbola. Pokoknya Indonesia mah seruas jari kelingkingnya negara X dalam hal kebersihan mah. Pokoknya semua kebanggaan itu tercurah dari dasar hati dan pikiran.
            Memang bepergian ke luar negeri adalah sebuah pengalaman yang luar biasa dan menakjubkan. Kita akan dibawa melihat suatu fenomena baru yang tidak pernah ditemukan di negara kita. Selain itu, kita akan merasakan bagaimana rasa dari makanan setempat, melihat wajah yang berbeda, serta budaya setempat yang unik dan menarik. Pokoknya kita akan banyak belajar dari keunggulan negara tersebut.
            Percaya atau tidak, kita harus bersyukur mengalami sindrom ini karena membuat perjalanan pertama kita ke luar negeri menjadi lebih berkesan dan istimewa. Pokoknya nikmatilah perjalanan yang ada karena kesempatan itu mungkin hanya datang satu kali. Nantikan Dreamland Traveller Moment selanjutnya yang membahas tentang sindrom sering bepergian ke luar negeri.

~ oOo ~

No comments:

Post a Comment

Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.