Sindrom
Pertama Kali ke Luar Negeri
Bagi
orang yang baru pertama kali ke luar negeri, rasa takut, cemas, bingung,
khawatir, senang, bangga, dan lain sebagainya bercampur aduk menjadi satu.
Pertanyaan-pertanyaan klasik, seperti mau makan apa, mau menginap di mana, mau
melakukan apa saja, dan berbagai pertanyaan lainnya tentu berkecamuk dalam
pikiran kita. Apalagi menjelang hari H keberangkatan ke luar negeri, hati
menjadi deg-degan, tegang, dan rasa ingin tahu yang besar membuat kita sulit
tidur. Pokoknya rasa antusiasme yang besar membuat kita jadi uring-uringan
tidak jelas di rumah.
Selain
itu, kita juga akan sangat bersemangat packing
barang bawaan jauh-jauh hari sebelum keberangkatan. Jika durasi bepergian
memakan waktu 8 hari, maka pakaian yang dibawa pun 8 set. Koper pun diisi
sepenuh-penuhnya. Sampai-sampai serasa ingin pindah rumah saja. Tak perlu
jauh-jauh buat perempuan isi kopernya, antara lain gulungan rambut, kosmetik,
spons mandi, sampai hair dryer pun
dibawa! Buat cowok sih mungkin cenderung cuek jadi tidak terlihat terlalu
ribet. Pokoknya semua disiapkan sedemikian rupa sampai-sampai koper yang dibawa
sudah “hamil” sebelum waktunya.
Beres
dengan koper, giliran makanan yang dibawa. Snack,
kue, biskuit, abon, dan lain sebagainya ikut dibawa dalam kantong plastik
besar. Entah karena takut kelaparan, takut tidak bisa makan, atau bagaimana
sampai-sampai makanan yang dibawa segunung. Belum lagi anak-anaknya, hampir
semua gadget yang ada dibawanya.
iPad, laptop, PS3, Samsung Galaxy, dan lain sebagainya menjadi teman hidupnya
selama perjalanan. Entahlah apakah ingin menikmati gadgetnya atau menikmati jalan-jalannya. Hanya Tuhan dan dialah
yang tahu.
Uang
yang dibawa pun tidak terkira jumlahnya. Tempat penukaran uang asing pasti
sudah didatangi jauh-jauh hari sebelum keberangkatan. Kira-kira bawa uang
segini cukup ga ya? Nanti beli apa saja di sana ya buat oleh-oleh si A – Z?
Sampai-sampai uang yang ditukar mencapai nominal jutaan hingga belasan juta
rupiah saking takutnya. Pokoknya hal-hal sekecil apapun diperhatikan sedetail
mungkin agar liburan dapat berjalan lancar tanpa hambatan yang berarti.
Menjelang
hari H, biasanya daftar acara perjalanan (jika menggunakan jasa tur) atau itinerary yang dirancang sendiri (kalau
bepergian sendiri) dibaca berulang kali. Lalu aktivitas googling pun dilakukan untuk melihat tempat-tempat yang dikunjungi
sampai puluhan kali. Perasaan “aku bakal ke tempat itu” semakin kuat dan mulai
keinginan untuk curcol semakin besar. Eh bentar lagi aku bakal ke tempat A lho,
di sana ada B, C, dan D, dan blablabla… Pokoknya rasanya bangga banget baru
pertama kali ke luar negeri rasanya begitu eksklusif dan unforgettable moment.
Sampai
waktunya berangkat, hati sudah senang tidak karuan. Ditambah jantung berdebar-debar
antara penasaran. Di pesawat pun mata kita sulit terpejam dan begitu antusias
melihat langit di angkasa. Sampai-sampai di lokasi wisata, rasa kagum yang
berlebihan pun ditunjukkan, mulai dari potrat-potret di objek yang kurang
begitu penting bagi orang setempat sampai kalimat yang terucap “Wow Singapore
lebih bersih dari Indonesia ya. Pokoknya lebih bagus Singapore dari Indonesia
deh.” Penilaian sepihak pun langsung dilakukan melihat keunggulan dari negeri
yang dikunjungi.
Begitu
pergi ke tempat belanja langsung deh beli oleh-oleh seabrek buat si A – Z.
Kuantitas barang yang dibeli pun dua digit supaya semua kebagian dari teman
kerja sampai pegawai-pegawainya. Entah itu kaos, gantungan kunci, pulpen, dan
lain sebagainya dibeli sampai ludes total. Selain itu, hampir ke semua tempat
menggunakan taksi karena takut tersesat, meskipun harus dibayar dengan harga
mahal. Akhirnya pada akhir perjalanan, masalah klasik yang muncul adalah koper
kelebihan muatan, sehingga harus dikeluarkan atau menambah biaya agar bisa
dibawa ke tanah air.
Sepulang
liburan, foto-foto hasil jalan-jalan langsung dicuci dan dibingkai sedemikian
rupa sehingga terlihat bahwa kita sudah pernah menginjakkan kaki di tempat
tersebut. Belum lagi asyik cerita-cerita ke kolega dan kasih oleh-oleh dari
luar negeri sambil mengagung-agungkan keindahan yang ada di luar negeri sana
dengan majas hiperbola. Pokoknya Indonesia mah seruas jari kelingkingnya negara
X dalam hal kebersihan mah. Pokoknya semua kebanggaan itu tercurah dari dasar
hati dan pikiran.
Memang
bepergian ke luar negeri adalah sebuah pengalaman yang luar biasa dan
menakjubkan. Kita akan dibawa melihat suatu fenomena baru yang tidak pernah
ditemukan di negara kita. Selain itu, kita akan merasakan bagaimana rasa dari
makanan setempat, melihat wajah yang berbeda, serta budaya setempat yang unik
dan menarik. Pokoknya kita akan banyak belajar dari keunggulan negara tersebut.
Percaya
atau tidak, kita harus bersyukur mengalami sindrom ini karena membuat
perjalanan pertama kita ke luar negeri menjadi lebih berkesan dan istimewa.
Pokoknya nikmatilah perjalanan yang ada karena kesempatan itu mungkin hanya
datang satu kali. Nantikan Dreamland Traveller Moment selanjutnya yang membahas
tentang sindrom sering bepergian ke luar negeri.
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.