Dreamland Traveller Moment
End of Dreamland in China
Tanpa terasa waktu studi Dreamland
di China sudah genap 1 tahun, tiba saatnya untuk pulang kembali ke tanah air.
Begitu banyak kenangan, pengalaman, serta kisah perjalanan menarik yang
Dreamland rasakan selama di China. Sedih rasanya Dreamland harus meninggalkan
semua rutinitas yang sudah biasa Dreamland lakukan di China, mulai dari membeli
makanan ke kantin, ngobrol dengan teman sekamar, bersepeda santai di kampus,
sampai berjalan kaki di taman yang ada. Semua harus Dreamland tinggalkan
mengingat masa studi Dreamland yang sudah berakhir.
Sehari sebelum pulang kembali ke
tanah air (9 Januari 2017), Dreamland melakukan farewell dinner dengan
teman-teman senegara dan teman-teman terdekat. Senang dan sedih bercampur aduk
mendengar penuturan teman-teman tentang kesan dan pesan seputar Dreamland. Meskipun
1 tahun adalah waktu yang sangat singkat, namun begitu banyak kisah, memori,
dan pengalaman yang terjalin dengan teman-teman di China. Jujur Dreamland pasti
akan merindukan banyak hal yang terjadi di China.
Perjalanan pulang pun dimulai ketika
Dreamland membereskan semua mekanisme administrasi untuk kuliah dan asrama ke
OEC. Setelah itu, Dreamland melakukan pengecekan akhir dan membereskan semua
barang bawaan yang ada sebelum akhirnya diantar pulang oleh Simba dan Nelson.
Sebagai informasi, Simba adalah teman sekamar Dreamland selama 1 tahun
terakhir. Meskipun Simba berasal dari Zimbabwe, tapi Simba sudah menjadi teman
sekamar dan tim yang saling mendukung satu sama lain selama 1 tahun.
Sembari menggeret koper dan melihat
setiap jalan yang Dreamland tempuh selama 1 tahun terakhir, sungguh sedih
rasanya melihat kenangan yang terukir di Jiangsu University ini akan segera
menjadi sejarah. Tapi Dreamland bersyukur bahwa dalam waktu sesingkat ini,
Dreamland bisa melakukan banyak hal dan mendapatkan banyak pengalaman berharga
dengan teman internasional maupun lokal.
Dengan bantuan Simba dan Nelson
(teman Simba) untuk membawakan koper yang beranak pinak, Dreamland diantar ke
stasiun Zhenjiang untuk menaiki bus menuju Nanjing Lukou Airport. Sebelum
mencapai stasiun, Nelson berhenti sejenak di Auchan untuk membeli sesuatu.
Setelah menunggu 20 menit, Nelson tak kunjung juga tiba dan waktu terus
berjalan. Akhirnya, Dreamland dan Simba berangkat ke stasiun Zhenjiang terlebih
dahulu untuk mengamankan tiket bus.
Sesampainya di stasiun Zhenjiang,
Dreamland membeli tiket bus seharga 60 CNY untuk pergi ke Nanjing Lukou
Airport. Setelah itu, Dreamland dan Simba menunggu hingga pukul 14.00 mengingat
jadwal bus pukul 12.30 sudah berangkat. Nelson pun menyusul ke stasiun
Zhenjiang dan memberikan Dreamland sebuah hadiah untuk dibawa pulang ke
Indonesia. Terima kasih Nelson untuk aksesoris laptopnya. Sembari menunggu,
Dreamland mengucapkan terima kasih dan salam perpisahan pada Simba dan Nelson.
Jadwal bus pukul 14.00 pun tiba,
Dreamland pun memeluk hangat Simba dan Nelson untuk berpisah terakhir kalinya.
Sungguh sebuah perpisahan yang menyedihkan karena kami semua datang di hari
yang sama ke China (24 Februari 2017) dan kini Dreamland harus pulang lebih
awal mengingat masa studi yang sudah usai, sementara Simba dan Nelson masih
memiliki 2 tahun lagi untuk menyelesaikan studi di tingkat Ph.D. Setelah
berpisah dan melambaikan tangan, Dreamland pun menempuh perjalanan selama 1 jam
30 menit menuju Nanjing Lukou Airport setelah melewati Jurong.
Sesampainya di Nanjing Lukou
Airport, Dreamland bertemu mahasiswa asal Thailand yang juga kuliah di Jiangsu
University. Setelah Dreamland melakukan check-in bagasi dan mendapatkan
boarding pass untuk Scoot Airlines, Dreamland pun membantu teman Dreamland
untuk menemukan pesawatnya yang ternyata belum ada di jadwal. Maklum pesawat
teman Dreamland berangkat pukul 20.00, sementara saat ini jam masih menunjukkan
pukul 15.45. Dreamland pun berpamitan dan segera menuju ke konter imigrasi.
Dreamland bersyukur bahwa perjalanan
pulang kali ini tidak diwarnai tragedi kelebihan bagasi seperti yang terjadi
semester lalu saat Dreamland menaiki Asiana Airlines dan mengakibatkan denda
yang sangat besar. Setelah mendapat cap keluar China dan melakukan screening
pemeriksaan akhir, Dreamland pun menunggu pesawat Scoot yang akan membawa
Dreamland ke Singapore. Dreamland hanya menunggu selama 1 jam sebelum akhirnya
pesawat siap untuk diberangkatkan.
Dreamland pun mengantri dan masuk ke
pesawat Scoot yang merupakan anak perusahaan dari Singapore Airlines. Suasana
kabin Scoot ini sangat unik dan berjiwa muda, selain itu staf udaranya pun
orang Singapore yang rata-rata masih muda. Setelah semua penumpang masuk,
Dreamland pun siap untuk menempuh perjalanan selama 5 jam 40 menit menuju
Singapore Changi Airport. Dreamland duduk di sebelah dua orang penduduk China
Mainland yang akan pergi ke Australia untuk mengajar Bahasa Mandarin.
Sepanjang perjalanan, Dreamland isi
dengan mengobrol bersama dua orang guru Mandarin yang duduk di sebelah
Dreamland. Berhubung Bahasa Inggris guru Mandarin dari China ini bagus, jadilah
pembicaraannya menyenangkan dan banyak hal yang dapat dibicarakan. Berhubung
Dreamland memesan paket perjalanan secara komplit, jadilah Dreamland mendapat
makanan, minuman, coklat, dan comfort kit selama penerbangan. Jujur jika
dibandingkan dengan AirAsia, makanan Scoot sangatlah sedikit porsinya, padahal
harganya sangat mahal kalau beli secara langsung.
Salah satu hal menarik selama naik
Scoot Airlines adalah ambience dari kabinnya yang disetting berwarna-warni
layaknya pelangi. Dengan langit-langit yang diatur pencahayaannya, penumpang
dapat merasakan suasana yang berbeda-beda dalam kabin. Selain itu, staf
udaranya dapat berbicara dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin, sehingga
memudahkan semua penumpang. Setelah perjalanan 5 jam 40 menit yang melelahkan,
akhirnya pesawat pun mendarat di Bandara Changi Singapura.
Sama seperti kebiasaan yang sudah
mendarah daging, lagi-lagi turis asal China Daratan berdiri untuk mengambil
bagasi, padahal pesawat baru saja mendarat sampai-sampai ditegur pramugari yang
bertugas. Setelah pesawat parkir di hanggarnya, Dreamland pun keluar dan
menikmati kembali suasana Changi Airport yang sudah lama tidak Dreamland
kunjungi. Dreamland pun berkeliling dan mencoba menghabiskan waktu selama 8 jam
30 menit sebelum penerbangan ke Jakarta esok harinya.
Dreamland pun melihat entertainment
zone, food court, pergi ke bagian depan bandara untuk berfoto dengan dekorasi
Imlek, serta melihat sekeliling Changi Airport. Sesudah capek berjalan kaki,
Dreamland pun masuk lagi ke imigrasi untuk mencari tempat duduk, charger, dan
terkoneksi dengan internet untuk menghubungi keluarga di rumah. Sebagai
informasi, saat ini Changi Airport mengharuskan kita untuk scan paspor guna
menikmati fasilitas Wi-Fi gratis atau mendaftarkan nomor HP yang ada. Pukul
03.00, Dreamland melihat suasana bandara sangat lenggang dan hanya beberapa
petugas kebersihan saja yang berlalu lalang. Banyak sekali penumpang yang tidur
terhampar di seluruh penjuru bandara.
Dreamland sendiri tidak tidur karena
takut kebablasan dengan jam terbang pesawat yang 07.40, jadilah Dreamland menghabiskan
waktu tunggu dengan berkeliaran di sekitar Changi Airport. Begitu waktu gate
pesawat Singapore Airlines yang akan membawa Dreamland dibuka pukul 06.30,
Dreamland pun segera masuk agar dapat beristirahat. Saat masuk dan melakukan
check-in, bagasi kabin Dreamland diberi tag khusus dan ditaruh di dekat
garbatara karena akan dimasukkan ke dalam bagasi check-in tanpa biaya tambahan.
Sepanjang waktu tunggu, Dreamland
melihat bahwa kebanyakan penumpang SQ952 adalah kalangan pebisnis, eksekutif
muda, dan masyarakat kalangan menengah ke atas yang terlihat dari pakaian dan
dandanannya. Dreamland sendiri beruntung dapat menaiki SQ952 karena satu paket
dengan penerbangan Scoot Dreamland dari Nanjing, sehingga harganya lebih hemat.
Sesudah menunggu selama 40 menit, pengumuman masuk pesawat pun dimulai. Seperti
biasa, penumpang kelas utama dan bisnis diprioritaskan terlebih dahulu, sebelum
akhirnya penumpang kelas ekonomi dapat keluar.
Dreamland pun duduk, diberikan
handuk basah, dan pesawat pun siap untuk diberangkatkan. Sebagai pesawat full
service, Dreamland mendapat makanan dan minuman tanpa dikenakan biaya.
Sayangnya Dreamland mendapat kursi di bagian terdepan, sehingga tidak bisa
menikmati in flight entertainment dalam penerbangan singkat 1 jam 45 menit ini.
Hiks... Sesudah pelayanan full service yang diberikan, pesawat Singapore
Airlines pun mendarat dan Dreamland pun segera keluar untuk menuju ke konter
imigrasi.
Konter imigrasi di Jakarta pun sudah
berpindah dari lurus menjadi arah kiri dan kanan. Kemudian Dreamland pun
menunggu bagasi yang didaftarkan. Saat menunggu, Dreamland awalnya tidak ngeh
kalau ada “tamu spesial” di pesawat SQ952. Dreamland curiga saat banyak sekali
staf bandara yang menghampiri seorang perempuan muda yang menunggu bagasi. Rupanya
dia adalah Nikita Willy. Jadilah Dreamland juga ikut berfoto bersama dengan
selfie. Hehehe...
Dengan bagasi yang beranak pinak,
Nikita Willy dan asistennya keluar dengan bantuan petugas bandara mendahului
kami semua para penumpang kelas ekonomi. Sesudah bagasi Dreamland keluar 20
menit kemudian, Dreamland pun keluar, menghirup kembali udara Jakarta, dan
menuju ke Primajasa untuk pulang kembali ke Bandung. Dreamland mendapat bus
pukul 10.00.
Setelah bus ngaret selama 25 menit,
Dreamland pun naik bus Primajasa, menempuh jalur Jonggol selama 7 jam akibat
pergeseran tol Cipularang, berhenti di rest area jalur Cianjur, dan akhirnya
tiba di Primajasa Caringin Bandung 24 jam sesudah penerbangan Dreamland dari
Nanjing Lukou Airport alias jam 5 sore! Sungguh sebuah perjalanan yang sangat
melelahkan. Tapi yang jelas Dreamland senang sekali dapat pulang kembali ke
tanah air setelah 4 bulan studi di semester kedua dan terakhir di China.
Nantikan kisah perjalanan seru Dreamland lainnya hanya di Dreamland Traveller!
Zhenjiang,
Nanjing, China, Singapore, Jakarta, Bandung, 10 - 11 Januari 2017
Dreamland
Traveller