Kuliah
ala Mahasiswa China
Kuliah biasanya menjadi fase yang
paling bebas, longgar, dan penuh petualangan karena jadwal belajar yang tidak
teratur layaknya di sekolah. Kita bisa melakukan banyak hal baru, mulai dari
memakai pakaian bebas, memulai hidup secara mandiri dengan kost, serta pergi
bersama teman ke suatu tempat. Kuliah menjadi fase yang paling menantang,
menyenangkan, sekaligus juga menentukan karena kuliah adalah fase pendidikan
terakhir sebelum memasuki dunia kerja atau bisnis.
Definisi kuliah yang serba bebas dan
longgar ini rupanya tidak berlaku di China. Selama Dreamland menempuh studi di
sini, mata kuliah yang diajarkan sangatlah padat setiap harinya. Ketika
Dreamland melihat pola kuliah mahasiswa lokal, alangkah terkejutnya Dreamland
melihat mahasiswa lokal belajar dengan sangat keras. Dimulai dari jam 06.50,
mereka sudah memulai aktivitas dengan olahraga pagi di lapangan. Sesudah itu,
pukul 08.00, mereka sudah memulai kelas di bangunan masing-masing.
Setelah kelas fase pertama berakhir
pukul 11.30, mereka kembali ke asrama untuk beristirahat sejenak atau pergi ke
kantin untuk makan. Pukul 14.00, mereka berjalan kembali ke gedung kuliah untuk
memulai pelajaran yang baru sampai pukul 17.30. Setelah itu, mereka kembali
lagi ke asrama dan kantin untuk makan. Belum cukup, mereka memulai lagi kelas
pada 19.00 sampai pukul 21.30 untuk diskusi kelompok dan mengerjakan PR. Kalau
melihat ritmenya, rasanya pola belajar mahasiswa China terpola layaknya robot.
Jika di Indonesia, perpustakaan
hanya dihuni oleh mahasiswa tingkat akhir yang akan menyusun skripsi atau
tesis, di China, Dreamland melihat semua mahasiswa China tampaknya sangat
menggandrungi perpustakaan. Perpustakaan yang sedemikian besar pun bisa sangat
dipenuhi oleh mahasiswa setiap harinya. Suasana perpustakaannya pun benar-benar
sangat hening layaknya kuburan, meskipun dihuni oleh banyak orang.
Dengan kesibukan seperti itu, saat
Dreamland bertanya pada teman lokal China, mereka juga masih mengambil
aktivitas pengembangan diri, seperti belajar Bahasa Jepang, bermain basket, dan
melakukan banyak aktivitas lainnya. Anehnya dengan ritme belajar yang sangat
berat seperti itu, mereka bisa bertahan dan tetap produktif. Sungguh sebuah
etos belajar yang patut dicontoh oleh orang Indonesia.
Andai saja belajar tidak menjadi
beban bagi kita, pasti belajar sepadat apapun tidak akan membuat kita malas
atau bosan, melainkan menjadi sebuah kesempatan untuk mempelajari suatu
pengetahuan baru yang belum pernah kita dapatkan sebelumnya.
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.