Menapaki
Jejak Alam di Pondok Halimun
Berhubung Dreamland sedang
menghabiskan waktu liburan musim panas di Indonesia, tentu tidak afdol rasanya
jika Dreamland tidak mengunjungi kerabat atau tempat wisata menarik yang ada di
sekitar Jawa Barat. Mengingat Dreamland sudah lama tidak berkunjung ke kerabat
yang ada di Sukabumi, jadilah ide perjalanan wisata singkat ke Sukabumi
terlintas di benak Dreamland. Apalagi Dreamland ingin sekali berkunjung ke
Pondok Halimun yang sudah hampir 8 tahun tidak Dreamland kunjungi sejak
Dreamland masih duduk di bangku SMP.
Perjalanan menuju Pondok Halimun ini
ditempuh dengan mobil yang dikendarai kerabat. Sesampainya di lokasi wisata
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, ada konter tiket masuk yang mengutip
tarif 3.000 IDR untuk pejalan kaki, 8.000 IDR untuk sepeda motor, 20.000 IDR
untuk sedan atau jeep, 30.000 IDR untuk minibus, 70.000 IDR untuk mikrobus, dan
terakhir 135.000 IDR untuk bus besar.
Setelah itu, kami harus melewati
jalan kecil berlubang dan sempit untuk menuju ke lokasi parkir Pondok Halimun.
Sepanjang jalan, kami disuguhkan pemandangan alam yang indah, yakni perkebunan
teh yang menyejukkan mata. Setelah tiba di lokasi tempat parkir akhir,
Dreamland sendiri berjalan bersama sepupu menuju ke lokasi perkemahan dan
tujuan akhirnya, yakni Air Terjun Cibeureum.
Dreamland pun menempuh perjalanan
yang cukup panjang, mulai dari melewati pos awal, tempat perkemahan yang sedang
dirakit oleh pramuka, dan akhirnya trek awal untuk menuju Curug Cibeureum.
Jalanan menuju Curug Cibeureum ini sangat berbatu, licin, dan sepi. Entah
karena Dreamland melakukan perjalanan di hari Jumat atau bagaimana, tapi tidak
ada satupun orang yang berlalu lalang untuk berwisata di jalur ini. Alhasil
hanya Dreamland dan sepupu sajalah yang berjalan-jalan di sini.
Dreamland melewati sungai yang
sangat jernih dipenuhi bebatuan kecil, kemudian pepohonan tinggi yang masih
dijaga keasliannya. Sepanjang jalan, Dreamland melihat lapangan yang lega untuk
tempat perkemahan dengan beberapa bangunan untuk MCK. Dreamland pun melanjutkan
perjalanan menyusuri jalanan berbatu menuju pijakan untuk melewati sungai.
Salah satu hal yang sangat disayangkan adalah papan petunjuk yang ada tidak
jelas menerangkan, di mana keberadaan Dreamland.
Kebanyakan papan yang ada dibiarkan
kosong dan berkarat. Kalaupun ada informasi, hanyalah sebatas informasi tentang
tanaman apa saja yang ada di kawasan ini. Peta lokasi wisata sama sekali tidak
ada selain terdapat di lokasi awal bumi perkemahan. Setelah melewati berbagai
pepohonan, tempat perkemahan yang dulu pernah menjadi tempat syuting film Mak
Lampir, dan bangunan tua yang tidak ditempati, akhirnya Dreamland sampai di
rute terberat, yakni mulai mendaki gunung.
Hingga titik perjalanan ini, tidak
ada satupun orang yang Dreamland temui. Tentu ada perasaan cemas, khawatir, dan
takut juga. Apalagi banyak sekali cerita-cerita horor tentang makhluk halus
yang tinggal di hutan atau gunung yang jarang dilalui orang. Hiii… tapi kalau
Dreamland paranoid dan ketakutan karena berbagai macam desas desus semacam itu,
tentu hanya akan membatalkan niat untuk mengeksplorasi keindahan alam yang ada
di Sukabumi ini, bukan?
Dreamland pun mulai mendaki dan
menaiki setiap jalur yang ada. Rutenya benar-benar curam dan sangat menguras
tenaga, apalagi Dreamland tidak membawa air minum sama sekali. Sesampainya di
pos tiket Air Terjun, Dreamland mendapati tidak ada satupun orang yang berjaga
di sana. Konter dibiarkan kosong dan kotor layaknya rumah tak berpenghuni. Hal
aneh yang Dreamland rasakan di sini adalah perubahan suasana yang sangat mistis.
Entah mengapa sepanjang perjalanan
menaiki bukit ke atas hingga ke konter tiket ini, suasana langit begitu mendung
dan sangat mencekam. Terlebih saat Dreamland berada di konter tiket Air Terjun,
langit bahkan terkesan akan hujan deras dan hawanya pun terasa sangat lain
sekali. Awalnya Dreamland mau meneruskan pendakian sedikit lagi karena
penasaran dengan apa yang ada di atas, namun mempertimbangkan jarak Curug
Cibeureum yang masih 1,5 km lagi, serta cuaca yang sudah mendung, akhirnya
Dreamland turun ke bawah.
Dreamland pun menuruni kembali rute
yang sama dan orang tua sepupu Dreamland rupanya menjemput ke atas. Anehnya
lagi, saat Dreamland menuruni jalan ke bawah, langit kembali menjadi cerah,
bahkan mendung yang dari tadi menghantui pun tidak ada. Mengingat orang tua
sepupu Dreamland sudah pernah mendaki hingga Curug Cibeureum, beliau tahu jalan
pintas untuk kembali pulang ke tempat parkir semula. Sebagai informasi, waktu
Dreamland saat menuruni bukit adalah pukul 15.10.
Setelah perjalanan selama 30 menit
menyusuri jalan setapak dan melewati kawasan hutan yang mencekam, akhirnya
Dreamland tiba kembali di tempat parkir mobil dengan kaki yang sangat pegal,
bahkan kuku kaki kelingking kanan Dreamland terkelupas karena tidak menggunakan
alas kaki yang tepat untuk mendaki. Setelah itu, kami pun meninggalkan kawasan
pendakian Pondok Halimun, menuju perkebunan teh yang sebelumnya dilewati.
Dreamland sendiri terpukau dengan
pemandangan hijau yang membentang dari semua penjuru. Sayangnya langit kembali
mendung, sehingga kami memutuskan untuk pulang. Sungguh pengalaman yang unik,
menarik, serta mencekam berada di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ini.
Hanya saja, infrastruktur dan transportasi dari dan ke Pondok Halimun ini harus
diperbaiki agar turis tidak enggan berkunjung ke destinasi wisata yang cukup
menarik di Sukabumi ini.
Sukabumi, 29 Juli 2016
Dreamland Traveller
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.