Thursday, March 28, 2013

Rumput Tetangga Lebih Hijaukah?

Dreamland Traveller Moment


Rumput Tetangga Lebih Hijaukah?
            Dreamland selalu mendengar celetukan orang yang baru saja pulang dari luar negeri dengan penuh semangat dan gembira. “Eh tahu ga, Singapura itu canggih ya. Sudah punya jaringan MRT, bus yang datang teratur, tempatnya bersih, dan seru. Pokoknya top banget deh!” kata salah satu teman Dreamland yang baru saja pulang jalan-jalan dari Singapura. “Kalau ke Thailand, pokoknya pengin borong semua barang. Soalnya murah-murah sih!” kata teman Dreamland yang lain.
            Setelah itu, pasti mereka menyambung dengan membandingkan kondisi tetangga dengan negara kita sendiri. “Ga kayak di Bandung, sudah macet seperti Jakarta, banyak sampah, orang-orangnya tidak displin, taman dibabat semua, pokoknya kacau balau deh.” katanya sinis. “Di Indonesia, barang-barang begini mahal banget dijualnya. Terus makanannya juga ga seenak Tom Yum Soup dan seafoodnya kurang fresh. Pokoknya Thailand oke banget deh!” Kalau sudah begini, wajar dong kalau kita semakin asing dengan negara kita sendiri dan semakin kenal dengan negara tetangga.
            Ada pepatah mengatakan “Teknologi itu mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat”, sama halnya dengan persepsi jalan-jalan oleh kacamata orang yang baru pertama kali keluar negeri. Kita akan selalu menganggap negara tetangga superior alias lebih dari kita segala-galanya. Akibatnya, kita jadi lebih kenal negara tetangga dibandingkan potensi negara kita sendiri. Kita lebih tahu Orchard Road sebagai surga belanja dibandingkan Jalan Riau di Bandung.
Padahal jika kita berkunjung ke tempat tersebut berkali-kali, kita akan mulai menemukan ternyata ada cacat cela di setiap negara yang pernah kita kunjungi. Apakah negara maju seperti Singapura, Thailand, atau Malaysia tidak punya kekurangan? Dreamland justru menemukan banyak kekurangan mereka setelah mengunjungi tempat tersebut secara mandiri alias tidak menggunakan travel agent. Travel agent justru akan membutakan mata kita untuk melihat hal-hal yang kasat mata jika kita hidup sebagai orang lokal di negara tersebut.
Kita selalu beranggapan Singapura itu lebih baik dari Indonesia dari berbagai segi. Padahal kalau dibandingkan Singapura itu tidak ada apa-apanya dibandingkan Indonesia. Dari segi luas wilayah saja, hanya seluas Kota Bandung. Tempat wisatanya pun kebanyakan buatan dan tidak alami. Singapore Flyer, Marina Bay Sands, Universal Studios Singapore, dan lain sebagainya semuanya terbuat dari mesin. Singapura miskin sekali dengan wisata hayati dan pantainya pun buatan. Teman Dreamland yang tinggal di Singapore saja tahu kalau pasir Siloso Beach itu diimpor dari Indonesia. Jika kita jalan ke tengah lautnya, kita akan tahu kita berjalan di atas semen!
Transportasi lebih bagus? Oke untuk hal ini, Dreamland akui Singapura lebih bagus. Tapi sangat wajar jika Singapura mengatur transportasi lebih mudah karena luas wilayah yang lebih kecil dari Indonesia. Indonesia tersebar dari Sabang sampai Merauke. Tentu mengawasi tiap daerah bukanlah hal yang mudah. Belum lagi ribuan pulau yang belum mempunyai nama dan terancam dicaplok orang. Wajar kalau transportasi masih sulit untuk dibenahi karena jika pemerintah Singapura diimpor ke Indonesia pun pasti stres melihat banyaknya penduduk Indonesia yang jumlahnya ratusan juta, letak geografisnya yang sangat luas, dan kebiasaan buruk masyarakat kita yang sulit diubah.
Singapura adalah negara yang bersih? Coba tengok daerah Geylang yang penuh dengan tempat prostitusi dan sampah-sampahnya yang bertebaran. Di wilayah ini, pemerintah melegalkan prostitusi untuk menambah devisa negara. Bagaimana tanggapan kalian setelah mendengar hal ini? Apalagi Dreamland yang pernah menginap di Hotel F, Geylang saja tidak betah karena ranjangnya terdapat bulu halus dan lantainya licin pada saat check-in. Rasanya di Indonesia, prostitusi tidak dilegalkan hanya saja dihalalkan oleh orang-orang yang kepepet butuh duit.
Oke berlanjut ke Thailand. Apakah barang Thailand lebih murah dari Indonesia? Dreamland bisa menjawab antara ya dan tidak. Coba saja beli kaos Thailand dan bandingkan dengan kaos di Mangga Dua. Kualitas bahannya lebih bagus di Mangga Dua dibandingkan di Thailand. Selain panas, kaos Thailand juga cepat sobek kalau dicuci. Wajar dong jika ada harga dan ada kualitas.
Banyak orang mengatakan kerajinan Chiang Mai sangat unik dan menarik. Yakin? Dreamland justru menemukan keunikan yang lebih banyak pada kerajinan tangan kita. Yogyakarta mampu menjual kerajinan anyaman tangan yang hampir sama persis dengan kerajinan Chiang Mai dengan harga yang jauh lebih murah. Selain itu, di Indonesia kerajinan tangannya pun bervariasi dari Sabang sampai Merauke. Hayo, adakah negara yang mempunyai kerajinan yang sangat bervariasi seperti itu?
Makanan Thailand rasanya sangat enak? Benarkah? Dreamland justru lebih suka kuliner Indonesia yang bermacam-macam dan tidak hanya Tom Yum Soup melulu. Di Indonesia, terdapat nasi timbel di Jawa Barat, pempek di Palembang, rendang di Padang, bika ambon di Medan, seafood di Belitung, gudeg di Yogyakarta, dan lain sebagainya. Belum lagi makanan ringannya, seperti bakpia pathok, onde-onde, kueku, pisang goreng, dan lain sebagainya. Jelas makanan Indonesia jauh lebih enak dan variatif dibandingkan makanan di seluruh penjuru dunia.
Mungkin kita jadi jauh lebih bangga ketika pergi ke luar negeri karena gengsi dan bisa pamer cap paspor kepada kolega. Wajar rasanya ketika kita sudah terlalu lama tinggal di Indonesia, kita tidak bisa mensyukuri hal-hal kecil yang sebenarnya tidak akan ditemukan di tempat lain. Kita akan sadar betapa berarti dan berharganya kekayaan bangsa kita ketika kita sudah ada nun jauh di negara lain dalam jangka waktu yang lama. Kalau ikut tur, jangan berharap Anda menemukan hal-hal detil semacam ini. Tur hanya memberikan sentuhan terbaik dari setiap negara dan menyembunyikan kekurangan mereka.
Maka dari itu, Dreamland berpesan kunjungi sebanyak mungkin negara yang ada di dunia. Hiduplah di sana sebagai orang lokal dan rasakan betapa beruntungnya kita hidup di Indonesia. Di Indonesia, masih ada makanan seharga Rp 5.000,00 dan sudah kenyang. Tidak seperti di Singapura yang harganya 2 dollar dan tidak kenyang. Di Singapore, kakek dan nenek pun masih harus bekerja karena standar hidup yang tinggi dan anak mereka tidak mau ikut campur. Di Indonesia, kakek dan nenek kita bisa duduk santai sambil baca koran dan minum kopi di teras karena sudah punya tabungan yang memadai.
Selain itu, masih ada pasar rakyat yang murah meriah dan bisa ditawar. Percaya deh semakin sering Anda bepergian keluar negeri secara mandiri, semakin sadar pula betapa enaknya jadi orang Indonesia. Rumput tetangga ternyata tidak lebih hijau dari rumput kita sendiri kan? Hidup Indonesia!

~ oOo ~

No comments:

Post a Comment

Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.