Shop Till You Drop
Berbelanja
oleh-oleh mungkin menjadi salah satu aktivitas yang menyenangkan saat berlibur
di tempat wisata. Namun jika berbelanja menjadi obsesi tersendiri, ia akan
menjadi makhluk menyeramkan yang bisa menerkam siapa saja, mulai dari uang,
moral, hingga perilaku. Hal ini Dreamland alami saat berwisata di group tour ke China pada bulan Juli
2011. Pada saat itu, setelah mengunjungi beberapa objek wisata, Dreamland
dibawa tour leader lokal menuju
sebuah toko oleh-oleh yang cukup besar di Beijing.
Awalnya,
kita diberikan demonstrasi dan pertunjukkan khasiat dari barang yang
diperjualbelikan. Lalu setiap peserta tur diberi tester untuk mencoba sendiri
rasa dan aroma dari barang yang dijual. Setelah itu langsung sesi jual beli
dimulai dengan seru oleh pedagang China tersebut. Dengan taktik marketing yang
menawan, mereka menawarkan harga promosi pada barang yang dijual. Meskipun
harganya promosi, tetap saja bagi Dreamland mahal dan tidak ada gunanya.
Anehnya
hampir semua peserta tur terhipnotis dan segera membeli produk tersebut. Ada
yang membeli 5, 10, bahkan 20 buah sekaligus! Entah berapa banyak uang yang
mereka bawa, sehingga bisa semena-mena berbelanja barang seperti itu dengan
kuantitas yang banyak. Belum lagi saat dibawa ke salah satu toko yang menjual souvenir, baju, dan kerajinan China,
Dreamland melihat fenomena yang lebih tidak masuk akal lagi.
Ada
sebuah keluarga yang (mungkin) kaya raya, langsung memborong t-shirt seharga 20 RMB sebanyak 50 buah!
Saat kembali ke bus wisata, Dreamland hanya bengong saja melihatnya karena
mereka tampak seperti mau jualan saja di tanah air. Saat Dreamland menanyakan
untuk apa membeli seperti itu, peserta tur tersebut menjawab dengan enteng:
“Buat kasih teman, saudara, anak, sepupu, dan lain sebagainya.” Busyet, satu RT
saja sekalian dibelikan agar tidak kagok. Benar-benar logika berpikirnya rusak
karena berbelanja.
Dreamland
saja yang berbelanja oleh-oleh seperlunya merasa beberapa benda kurang berguna
saat kembali ke tanah air dan hanya teronggok menjadi barang yang tidak
fungsional di rumah. Pola berbelanja lebay ala Indonesia ini juga terjadi saat
Dreamland berada dalam rangkaian Malacca Trip beberapa waktu yang lalu. Saat
itu, Dreamland sedang melihat-lihat barang di Petaling Street. Tiba-tiba
segerombolan orang Indonesia yang terdiri dari pemuda-pemudi berusia 20 – 25
tahun datang dan mampir di kios yang sedang Dreamland perhatikan.
Saat
itu, kaos t-shirt sedang dijual dalam
harga 6 RM dengan kualitas KW 2. Tiba-tiba saat Dreamland sedang ingin membeli
1 buah kaos, langsung deh rombongan itu menyerobot masuk dan mengobrak-abrik
kaos yang ada. Mulai deh aksi saling tarik-tarikan kaos yang ingin dipilih dan
mereka langsung menaruhnya di pundah mereka. Tidak hanya perempuan saja,
laki-lakinya pun ikut-ikutan dalam kehebohan itu. Sampai-sampai Dreamland
terhimpit di antara kerumunan orang tersebut.
Pedagang
yang jualan sih hanya tersenyum saja melihat konsumen Indonesia yang memang
suka kalap atau lebay dalam berbelanja oleh-oleh. Dreamland lihat sampai pada
akhirnya mereka semua membeli kaos sejumlah 40 buah! Entah mau disumbangkan
pada siapa saja kaos itu sampai-sampai barang dagangan yang ada ludes terjual
habis semua. Dreamland bingung apakah mereka memang punya uang banyak sampai
berbelanja sebegitu banyaknya? Astaga!
Berbelanja
oleh-oleh memang tidak dilarang. Namun sebagai manusia yang diberi akal,
pikiran, dan juga logika, hendaknya ketika berbelanja ketika memperhatikan juga
aspek-aspek lainnya. Apakah benda yang kita beli akan bermanfaat di rumah
nantinya? Apakah oleh-oleh tidak membuat keuangan kita bengkak? Apakah membeli
barang tertentu itu perlu? Jangan sampai nanti pulang kembali ke rumah, justru
menyesal karena tabungan yang telah disiapkan untuk hal lain malah terpakai
untuk beli oleh-oleh yang tidak berguna.
Tak
heran kalau begitu jika negara tetangga alias Singapura jadi sangat kaya raya
karena hampir semua barang belanjaan dibeli oleh orang Indonesia. Tas branded ternama, kaos Universal Studios,
dan lain sebagainya diborong saja tanpa memikirkan apakah itu kebutuhan atau
keinginan. Orang Singapura saja mengatakan, “Orang Indonesia kalau berbelanja
di Orchard Road tidak cuma membeli 1 item saja, tetapi belasan!” Nah lho, kalau
sudah begini ketahuan kan mengapa rumput tetangga lebih hijau dari rumput di
rumah kita sendiri.
Wajar
jika slogan “Shop Till You Drop” ditulis di sebuah majalah yang ada di
Singapura untuk menunjukkan perilaku orang Indonesia yang suka berbelanja di
Takashimaya, ION Orchard, dan mal-mal lainnya sampai uang mereka ludes habis.
Kalau uangnya belum habis, belanjanya takkan berhenti. Maka dari itu, alangkah
lebih baik jika kita mampu mengontrol nafsu belanja agar tidak membuat kantong
kita bengkak kelak, kecuali jika Anda memang kaya raya dan mempunyai uang
segudang untuk dibelanjakan!
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.