Cerdasnya
Singapore dalam Mengelola Pariwisata
Sebagai
negara yang besarnya hanya sejari kuku Indonesia, Singapore mampu keluar
sebagai negara maju yang memiliki perekonomian paling berkembang di wilayah
Asia Tenggara. Tentu kita patut bertanya-tanya apa yang menjadi rahasia dari
kekuatan ekonomi si Macan Asia ini. Apakah mereka memang mempunyai segudang
potensi ataukah pemerintah mereka sangat cerdas memanfaatkan potensi yang ada
menjadi bernilai dollar?
Tatkala
Dreamland berwisata di Singapore beberapa waktu yang lalu, Dreamland melihat
Singapore sangatlah cerdas dalam mengelola pariwisatanya. Bagaimana tidak?
Hampir semua tempat wisata yang ada di Singapore adalah wisata buatan tangan
manusia. Tidak ada kekayaan alam, pantai, bukit, atau sejarah yang mereka
miliki, namun turis asing yang datang begitu membludak dan antri untuk menaiki
suatu tempat wisata.
Sebut
saja, Singapore Flyer. Singapore Flyer boleh dikatakan wahana bianglala yang
sama seperti di Dunia Fantasi, hanya saja Singapore mengemasnya sebagai cara
untuk melihat pemandangan Singapore 360 derajat dengan minuman yang eksotik.
Pamflet, brosur, dan promosi dengan gencar dibagikan agar turis tertarik untuk
menaiki wahana ini. Hebatnya meskipun harga sekali naik Singapore Flyer
mencapai puluhan dollar, banyak orang yang ingin mencobanya. Singapore mengemas
objek yang biasa-biasa saja dengan sentuhan tertentu, sehingga banyak orang
tertarik untuk mencobanya.
Tak
ketinggalan Marina Bay Sands. Boleh dikatakan bangunan yang satu ini patut
membuat bangsa Indonesia malu karena ternyata arsitek dari bangunan megah yang
menjadi ikon baru Singapore ini adalah orang Indonesia. Mengapa Indonesia tidak
mampu membuat bangunan yang megah seperti Marina Bay Sands? Ya, semua karena pemerintahnya
tidak mendukung, izin yang ribet dan dipersulit, serta biayanya sangat besar.
Sementara itu, Singapore berani memodali arsitek Indonesia yang kaya potensi
untuk membuat ikon pariwisata baru di negaranya. Wajar kini Marina Bay Sands
mampu meraup jutaan dollar dari turis lewat kasino, kolam renang raksasa di
atasnya, serta hotel yang harga semalamnya mencapai 3 juta rupiah.
Kini
kita lihat Gardens by The Bay. Taman buatan yang baru selesai dibangun tahun
2012 ini juga sangat diminati turis. Padahal objek wisata ini hanya sekadar
taman lho, bukan alien atau objek aneh lainnya. Tapi pemerintah Singapore
berani sekali memasang harga 28 SGD untuk sekali masuk melihat taman. Indonesia
saja yang punya ribuan taman, tidak berani memasang harga lebih dari belasan
ribu rupiah. Rupanya taman ini dikelola secara professional dengan jasa tur dan
penjelasan ilmiah dari masing-masing tanaman. Ketika kita berada di taman ini,
kita juga sekaligus belajar tentang khasiat dan manfaat dari masing-masing
tanaman. Wajar kalau harganya jadi melambung dengan sentuhan yang berbeda.
Pulau
wisata terkenal di Singapore, Sentosa Island juga adalah wisata buatan. Semua
wahana, mulai dari Universal Studios Singapore, S.E.A. Aquarium, dan lain
sebagainya dibangun dengan modal yang besar untuk menarik turis asing datang
berkunjung. Setelah jadi, wahana buatan ini menjadi pundi-pundi uang bagi
pariwisata Singapore. Padahal keunggulan mereka hanyalah dari segi
professionalitas dalam pengelolaan dan penataan taman wisata. Hanya itu saja.
Sementara keseruan dan adrenalin jauh akan lebih didapatkan di taman bermain
Indonesia. Perlu diingat bahwa keamanan dan keselamatan pengunjung juga menjadi
perhatian Singapore, sehingga banyak orang berani mencoba dan tidak takut walau
harus membayar dengan harga mahal.
Cruise di Singapore depan Marina Bay
Sands juga adalah bukti kecerdasan pemerintah Singapore memanfaatkan potensi
dengan maksimal. Dengan harga yang mahal, orang diajak berkeliling objek wisata
menarik di Singapore dengan perahu sambil makan siang. Padahal objek wisata
Singapore semua buatan, tidak seperti Phuket dengan alamnya yang memukau atau
Bali dengan budayanya yang kental. Semua hutan beton itu menjadi sumber dollar
yang menguntungkan Singapore.
Tur
Singapore juga kebanyakan unik, tapi diminati. Tur jalan kaki, tur feng shui,
tur mobil keliling, dan berbagai tur lainnya yang seolah dibuat-buat menjadi
daya tarik tersendiri bagi turis. Apalagi turis asing dalam kategori bule suka
sekali sejarah, Singapore menyediakan tur guide untuk menjelaskan sejarah
Singapore yang minim dan kalah jauh dibandingkan kekayaan sejarah Indonesia
yang beragam dari Sabang sampai Merauke. Bangunan bersejarah Singapore pun
hanya itu-itu saja, tapi hebatnya dikelola dan dirawat dengan baik. Labrador Park
saja pijakannya terbuat dari kayu dan mempunyai rute yang aman untuk dipijaki.
Petugasnya selalu ada membersihkan taman itu dengan menyiram dan menyapu secara
berkala. Perawatan wisata yang baik juga membawa dampak positif bagi pariwisata
Singapore.
Pemerintah
Singapore juga sangat apik dalam membuat view
point, sehingga kita seolah-olah berada di negara impian padahal objek
wisatanya hanya terlihat bagus dari jauh saja. Selain itu, Singapore juga
diperkaya dengan bahasa utama dunia, seperti Bahasa Inggris, Bahasa Melayu,
Bahasa Mandarin, dan Bahasa Tamil, sehingga turis tidak akan kesulitan ketika
berwisata di sini. Hal ini membuat turis awam tidak takut ke luar negeri
pertama kalinya ke Singapore. Semua potensi wisata dimanfaatkan untuk
menghasilkan dollar yang mampu mendongkrak ekonomi negara Singapore.
Tempat
belanja pun dipusatkan di Bugis dan Chinatown bagi turis, sehingga turis tidak
kebingungan atau kesulitan ketika mencari oleh-oleh. Tak hanya itu, Singapore
juga gencar mengadakan konser atau pertunjukkan berkelas dunia, sehingga turis
Indonesia sebagai pangsa pasar utama mereka aktif datang dan menyumbang
pendapatan yang besar bagi Singapore. Pokoknya semua dilakukan agar turis
nyaman berwisata di Singapore. Wisata belanja di Singapore pun cenderung
bermerk dan jauh dari kata murah, tapi kesan berkelas itulah yang membuat orang
berbondong-bondong belanja di Singapore. Sangat salut!
Secara
keseluruhan, Singapore seolah merancang negaranya sebagai negara turis. Turis
sangat dimanjakan dengan Singapore Tourist Pass, tempat wisata yang mudah
diakses dengan informasi yang jelas, serta barang-barang jualan yang mahal.
Wajar kalau Singapore akhirnya mempunyai perekonomian yang jauh lebih maju
dibandingkan Indonesia karena penataan dan pengelolaan negara yang baik,
walaupun sekecil itu. Coba saja Indonesia mampu menata sebuah kota dengan
professional, yakinlah kota itu akan menjadi magnet pariwisata yang populer.
Singapore
bukanlah negara yang kaya akan potensi. Wilayahnya kecil, alamnya minim, dan
semuanya buatan. Tapi mereka mampu menjunjung tinggi professionalitas,
ketertiban, kebersihan, keamanan, dan standar hidup yang baik. Mereka mampu
memanusiakan manusia dan menjadikan orang yang ada didalamnya betah. Tapi
mereka mampu keluar menjadi pemenang karena banyak investor asing merasa aman
dengan stabilitas ekonomi dan politik yang dimiliki Singapore.
Coba
saja kalau mentalitas rakyat dan pemerintah Indonesia berubah, dijamin
Indonesia akan menjadi surga pariwisata dunia yang sangat unggul. Kita mempunyai
Manado, Medan, Bandung, Jakarta, Surabaya, Bali, Papua, Makassar, Solo,
Yogyakarta, Lombok, Pontianak, Padang, Bangka dan Belitung, dan masih banyak
lagi dengan keanekaragaman potensi dari masing-masing wilayah. Tinggal
bagaimana cara pemerintah kita mengatur agar semua tempat wisata itu mudah
diakses oleh turis dan penataan daerah yang baik agar orang betah berlama-lama
ada di Indonesia.
Pemerintah
juga harus memberantas korupsi, kejahatan, pencurian, dan berita negatif
lainnya agar turis asing tidak mencap kita sebagai negara yang berbahaya, tapi
negara yang menyenangkan untuk dikunjungi. Semoga saja saja kelak 10 tahun
mendatang, pariwisata Indonesia jauh melebihi negara apapun di dunia ini. Amin.
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.