Friday, April 4, 2014

Lain Padang, Lain Ilalang

Dreamland Traveller Moment


Lain Padang, Lain Ilalang
            Cap, label, atau julukan yang melekat pada suatu tempat memang membuat kita mempunyai persepsi, sikap, dan tindakan tertentu terhadap suatu hal. Tatkala masyarakat Bandung dimintai pendapat tentang “Saritem”, langsung deh banyak pendapat negatif yang bermunculan. Sebagai contoh, “wah itu tempat musyrik”, “ga bener itu tempatnya”, “kalau mau yang plus plus ya ke sana”, dan lain sebagainya. Pokoknya anggapan itu dibentuk dari citra yang dibuat oleh masyarakat.
            Sama halnya ketika masyarakat Singapore ditanya tentang “Geylang” maupun Kuala Lumpur ditanya tentang “Chow Kit”, mereka pun akan mengatakan demikian. “Jangan menginap di sanalah tempatnya tidak benar”, “tidak direkomendasikan pokoknya”, dan lain sebagainya. Mereka memberikan cap negatif karena penggunaan tempat tersebut yang identik dengan hiburan malam dan bisnis esek-esek. 
            Padahal sebagai wisatawan, khususnya yang berprinsip low budget, kita perlu menginap di akomodasi yang memiliki harga terjangkau. Sayangnya sebagian besar penginapan murah di berbagai negara itu letaknya di kawasan red light district ini. Akibatnya ketika kita ditanya menginap di mana dan menyebut kawasan ini, langsung deh komentarnya, “ga takut nanti ada apa-apa”, “spreinya hati-hati banyak ‘sisa-sisa’ lho”, “ih jorok pasti kotor tuh”, dan lain sebagainya.
            Lain padang, lain ilalang. Mungkin itulah yang membuat banyaknya perbedaan antara pendatang dan penduduk setempat. Sebagai traveler, Dreamland sudah mencoba menginap di Geylang maupun Chow Kit. Semuanya baik-baik saja kok. Tidak seperti asumsi yang ditanamkan penduduk setempat, di mana tempat tersebut kurang baik, jorok, dan lain sebagainya. Ingat, selama kita bukan golongan orang yang ‘nakal’, kita juga tidak akan bertemu hal-hal ‘nakal’ tersebut.
 

            Justru kalau memang niatnya sudah mau mencoba wisata esek-esek, pasti citranya pun jadi lain. Persepsi masyarakat biasanya didominasi oleh hal negatif karena mereka menyukainya. Intinya adalah tidak semua tempat yang dicap “bejad” itu buruk dan tidak semua tempat yang dicap “baik” itu bagus. Banyak juga kok hotel mewah yang digunakan untuk keperluan *pip* kalangan atas, hanya saja kita tidak tahu. Jadi lihatlah sesuatu dari dua sisi secara berimbang karena di mana Bumi dipijak, di situ langit dijunjung!

~ oOo ~

No comments:

Post a Comment

Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.