Wednesday, April 9, 2014

Siapkah Kita Jadi Negara Terpilih?


Dreamland Traveller Moment
Special Pemilihan Umum Calon Legislatif 2014

Siapkah Kita Jadi Negara Terpilih?
            Pemilihan Umum (Pemilu) calon legislatif 2014 akan segera berlangsung hari ini. Tentu kita sudah memiliki pilihan masing-masing, entah itu partai A dengan calon X atau partai B dengan calon Y, dan lain sebagainya. Sebagai warga negara Indonesia, kita diberikan 1 suara untuk memilih siapa yang dianggap pantas atau layak berada di kursi Senayan nantinya. Apakah kampanye, pencitraan, promosi, blusukan, atau apapun kita bisa menyebutnya yang dilakukan caleg ini efektif, semua ditentukan pada hari ini? Intinya kita hanya diberikan 1 pilihan dari sekian banyak pilihan yang ada. Memilih untuk tidak memilih alias golput pun termasuk salah satu pilihan yang tersedia.
            Melihat kemeriahan pesta demokrasi yang digelar negara kita tercinta, tentu kita bisa melihat bahwa begitu banyak uang yang digelontorkan caleg untuk menarik minat kita dalam memilih. Cara-cara unik dan tidak lazim pun dilakukan, mulai dari mencari “ilmu” ke gunung keramat, bermain sulap, menjadi badut, memberikan pengobatan gratis, sampai politik uang yang “kotor” sekalipun dilakukan agar mereka dapat terpilih. Pada akhirnya, semua daya dan upaya yang caleg lakukan kembali pada masyarakat selaku pemegang hak voting. Siapa yang akan melaju atau terhenti semua tergantung pada diri kita.
            Sama halnya dengan Pemilu Caleg 2014 yang digelar setiap 5 tahun sekali, hidup kita pun dipenuhi pilihan yang membawa kita pada pilihan-pilihan selanjutnya. Sesuai dengan blog Dreamland Traveller, maka pilihan yang akan dibahas tentu seputar liburan, pelesir, berlibur, atau apapun itu namanya. Kita bisa memilih untuk liburan atau tidak tergantung dari bagaimana sudut pandang kita dalam menilai liburan itu sendiri.
            Ada yang berpendapat, “Liburan itu menghabiskan banyak uang dan kurang ada manfaatnya. Lebih baik uangnya ditabung.” Ada juga yang mengatakan, “Liburan itu refreshing yang bisa membuat kinerja kita lebih baik dan optimal.” Setiap orang tentu bebas berpendapat dan memilih apa yang terbaik untuk dirinya sendiri. Anggaplah ketika sudah memilih untuk berlibur, kita akan dihadapkan pada pilihan-pilihan lainnya.
            “Destinasi apa yang kita pilih untuk berlibur?” Ada yang menjawab “mall” karena dekat, “luar negeri” karena keren, “domestik” karena cinta tanah air, dan lain sebagainya. Cara mencapai destinasi itu pun bervariasi, ada yang tidak mau naik pesawat karena takut bernasib sama seperti MH370, ada yang lebih baik naik mobil agar lebih dapat kebersamaannya, ada yang naik bus, dan lain sebagainya. Setiap pilihan didasari oleh pemikiran dan alasan dari si pembuat keputusan.
            Sama halnya ketika kita melihat caleg, kita pun melihat destinasi liburan kita berdasarkan citra dan pertimbangan berbagai hal. Misalkan, kita menilai negara X itu ga banget buat dijadikan tempat liburan karena jorok dan kasar orang-orangnya. Negara Y itu jadi list wisata kita karena romantis dan penuh dengan tempat wisata yang asyik. Negara Z itu biasa-biasa aja jadi kalau nganggur boleh lah berkunjung, kalau tidak juga tidak apa-apa. Nah pilihan itu hendaknya juga menjadi pelajaran bagi negara kita untuk membuat orang percaya untuk memilih Indonesia.
            Selama ini negara kita dicap turis asing sebagai negara yang penuh dengan teroris, masyarakatnya arogan, banyak aksi tipu-tipu supir taksi, dan tempat wisatanya tidak terawat dengan baik. Wajar dong rasanya jika turis asing enggan untuk datang memilih negara kita sebagai destinasi berlibur mereka. Tidak adanya alasan kuat untuk memilih Indonesia membuat dunia pariwisata kita kurang berkembang dibandingkan negara tetangga di ASEAN.
            Coba saja lihat negara Singapore yang getol membenahi potensi wisata yang cuma segitu-gitunya saja tapi warga dunia penasaran dan mau melihat semua wisata buatannya karena tourist friendly. Atau Thailand saja yang menjanjikan pelayanan yang ramah, harga yang murah, dan fasilitasnya sangat ramah terhadap turis. Turis jadi mempunyai alasan kuat mengapa harus berkunjung ke negara tersebut. Sama halnya dengan mencoblos destinasi mana yang perlu kita lihat sebelum kita meninggal.
            Jeleknya lagi sebagian besar masyarakat Indonesia itu anti sekali terhadap kritik yang membangun. Ketika ada tulisan yang mengkritik bahwa Indonesia itu masih kurang dalam A, B, dan C, langsung deh alasan yang muncul adalah pembenaran yang tidak beralasan. “Sudah saja Anda pindah warga negara dari Indonesia, kok ngeluh melulu sih.” Hal ini seolah memperlihatkan bahwa mental orang Indonesia itu tidak mau membenahi diri dan merasa sok benar. Wajar dong kalau akhirnya turis pun merasa benar tidak menjadikan Indonesia pilihan pertama dalam berwisata.
            Dalam rangka memperingati momentum Pemilu Caleg 2014, kita harus sadar bahwa ada begitu banyak pilihan yang ada dan hanya ada satu yang terpilih. Masalahnya adalah sudahkah kita menyakinkan para pemilih kita, dalam hal ini turis, untuk menjadikan Indonesia destinasi utama berlibur mereka? Jika belum, maka PR kita masih banyak untuk memberikan mereka alasan logis dan rasional mengapa mereka harus memilih Indonesia.
Ingat, turis tidak butuh kampanye, iklan, atau promosi yang terlalu umbar potensi sana sini. Cukup tunjukkan bukti nyata tatkala mereka singgah di Indonesia, mereka merasakan benar-benar sensasi keramahan Indonesia. Lewat hal itulah, mereka akan memberitahukan pada teman-teman mereka bahwa Indonesia itu oke lho buat jadi pilihan wisata. Word of mouth itu mahal harganya dan sangat ampuh untuk mempengaruhi pilihan turis lainnya. Harapannya, Indonesia itu aman, ramah, tourist friendly, terjangkau, dan bisa mengelola tempat wisatanya dengan baik, sehingga imej jelek bangsa kita tidak lagi jadi konsumsi turis dunia, tetapi digantikan dengan hal positif. Selamat berbenah dan menjadikan Indonesia negara terpilih!

Bandung, 9 April 2014

Dreamland Traveller

~ oOo ~

No comments:

Post a Comment

Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.