Die At Young Age
Banyak
orang enggan, takut, atau merasa tabu membicarakan topik tentang kematian. Ya,
kematian memang salah satu siklus kehidupan manusia yang pasti akan dialami
oleh siapapun. Hanya saja, kematian adalah sebuah rahasia Ilahi yang takkan
pernah diketahui manusia. Kita takkan pernah tahu kapan, di mana, dan dengan
siapa kita akan berpulang kembali pada Sang Pencipta. Kita hanya bisa
mempersiapkan diri sebaik mungkin agar kelak tidak timbul penyesalan tatkala ajal
datang menjelang.
Selama
seminggu terakhir, Dreamland membaca di surat kabar bahwa terdapat 3 orang
rekan seumuran Dreamland yang meninggal di usia muda. Satu berusia 19 tahun,
dua lainnya berusia 18 dan 16 tahun. Semuanya meninggal karena mengalami kecelakaan
di jalan raya. Dreamland tentu sangat terkejut mendengar kabar kematian rekan
seumuran Dreamland. Di tengah masa muda yang energik, aktif, dan penuh rasa,
mereka harus mengakhiri perjalanan hidup mereka di dunia ini.
Ya,
itulah kematian. Kini kematian tidak lagi menjadi monopoli kaum tua saja.
Banyak orang berasumsi bahwa orang yang sudah berumur akan meninggal lebih
cepat dibandingkan yang muda. Nyatanya kaum muda tak luput dari yang namanya
kematian. Faktor naas dan ketidak hati-hatian dalam berkendara di jalan raya
menjadi penyebab banyaknya kematian anak muda dewasa ini.
Senin,
28 Januari 2013 lalu, Dreamland pun hampir dibayang-bayangi malaikat maut.
Ketika pulang dari kampus, Dreamland merasa kepala terasa begitu pening.
Apalagi setelah mengikuti kelas yang cukup panjang dan padat, telat makan,
serta minum-minuman yang dingin. Dada Dreamland mulai terasa sesak di angkot
dan Dreamland pun berhenti untuk meminta dijemput di lokasi tertentu.
Tiba-tiba
kesemutan mulai menjalar ke seluruh badan Dreamland. Awalnya sesak nafas,
kemudian tangan dan kaki mulai kesemutan dan kaku! Semua terjadi begitu cepat.
Kepala Dreamland berputar dengan cepat. Si penjemput tak kunjung juga datang!
Dreamland menelepon kembali ke rumah dengan tenaga yang masih tersisa. Tangan
yang sudah gemetar memegang handphone dan nafas yang sudah tersenggal-senggal.
Dreamland
berusaha menjaga keseimbangan dan bernafas seperti biasa, namun semua sia-sia.
Kepala Dreamland pun mulai dilanda kesemutan dan saat itulah Dreamland mulai
berpikir tentang hal yang paling ditakutkan semua orang itu. Apakah ini saatnya
Dreamland meninggal? Satu-satunya yang Dreamland pikirkan saat itu hanyalah
orang tua di rumah yang dengan setia mengasuh dan membimbing Dreamland hingga
ke usia saat ini. Betapa sia-sianya semua pengorbanan yang mereka berikan jika
Dreamland harus meninggal di tempat ini.
Akhirnya
tatkala kesadaran Dreamland mulai kabur, sopir yang datang dari rumah pun tiba
di lokasi. Dengan cepat, Dreamland naik ke motor dengan kondisi tangan dan kaki
sudah kaku seperti mayat. Sambil menahan rasa sakit dan pusing di kepala, serta
mencoba menggerakkan tangan yang sudah kaku, Dreamland hanya berdoa agar
ditibakan di rumah dengan secepat-cepatnya.
Setiap
hembusan nafas benar-benar terasa sangat berarti dan menunjang Dreamland untuk
tetap bertahan hidup sampai di rumah. Orang tua sudah sangat cemas, langsung
berlarian di rumah mencari pertolongan. Jujur Dreamland sudah tidak berpikir
apa-apa lagi selain berusaha tetap bernafas dengan tersengal-sengal dengan
badan yang sudah tidak dapat digerakkan semua karena kesemutan.
Entah
karena Sang Pencipta masih memberikan hak veto untuk membiarkan Dreamland tetap
hidup di dunia, seorang pekerja yang ada di rumah Dreamland yang kebetulan
sedang membenarkan rumah ternyata mampu memberikan pertolongan darurat. Dengan
kencang, beliau menusuk-nusuk kaki dan tangan Dreamland dengan ujung korek api.
Perlahan nafas Dreamland mulai bisa berhembus, meskipun masih tersengal-sengal.
Selama
3 jam, Dreamland ditusuk dan dipijat keras-keras hingga akhirnya Dreamland bisa
tersadar kembali meskipun dalam kondisi tangan dan kepala masih kesemutan.
Dreamland benar-benar bersyukur masih diberi kesempatan hidup. Ternyata setelah
ditelusuri penyakit Dreamland adalah kram perut dan angin duduk. Bapak yang
menolong Dreamland mengatakan bisa saja Dreamland langsung meninggal seketika
jika tidak kuat, namun sekali lagi Dreamland bersyukur masih bisa bernafas dan
mengetik tulisan ini dengan baik hingga hari ini.
Pelajaran
dari pengalaman mencekam yang Dreamland alami ini adalah kita takkan pernah
tahu kapan, di mana, dan bagaimana kita meninggal. Kita harus menyadari bahwa
hidup ini adalah titipan Sang Pencipta yang harus dipertanggungjawabkan.
Dreamland bersyukur melihat Dreamland masih bisa bangun setiap pagi dan
bernafas dengan lega setelah kejadian itu. Sehari setelah kejadian itu, rekan
Dreamland yang berusia 19 tahun meninggal karena kecelakaan motor di Jakarta,
menyusul 2 hari kemudian, 2 orang adik kelas Dreamland di SMA yang meninggal.
Kematian
di usia muda pun pernah dialami guru Kimia SMA Dreamland yang harus merenggang
nyawa akibat dirampok. Di usianya yang masih 28 tahun dan sudah mempunyai
seorang anak yang masih balita, ia harus meninggal karena ulah orang yang tidak
bertanggung jawab. Akibat tasnya dijambret, kepalanya terantuk aspal jalan yang
berlubang. Gegar otak pun membanjiri seluruh kepala guru SMA Dreamland, sebelum
akhirnya tidak tertolong tatkala dilarikan ke rumah sakit. Sungguh kejadian
yang sangat tragis!
Tatkala
kita masih mengeluh dengan kondisi hidup kita, ingatlah bahwa kekuatan manusia
hanyalah bersumber dari nafas semata. Nafas yang kita anggap sepele karena
oksigen beredar bebas di udara bisa jadi akan sangat bernilai tatkala kita
sedang sakit keras. Setiap hembusan nafas itu akan dinilai dengan rupiah
tatkala organ tubuh kita tak lagi berfungsi dengan optimal. So, jangan pernah
merasa menjadi orang hebat atau berkuasa karena semua takkan ada artinya lagi
tatkala nafas kehidupan itu sudah dicabut dari diri kita.
Terbayang
andai Dreamland meninggal, apa yang akan dilakukan teman-teman Dreamland.
Mungkin hanyalah memasang profile picture di BBM dengan tulisan Deep Condolance
dengan ucapan turut berduka cita. Saat ditanya tentang kematian teman SMAnya, teman
Dreamland hanya mengatakan sedih, tidak menyangka, kaget, dan lain sebagainya.
Ya, hanya sebatas itu. Mungkin juga ada yang senang, tertawa, dan tersenyum
lebar, apalagi orang yang pernah bermasalah dengan Dreamland.
Hingga
saat ini setelah kejadian tersebut, Dreamland merasa sangat bersyukur masih
bisa bertemu dengan A, B, dan C di kampus. Dreamland selalu mengatakan “Sampai
ketemu besok ya!” dengan harapan dan doa bahwa Dreamland masih hidup di dunia
ini dengan kondisi sehat tanpa kekurangan suatu apapun. Mulailah menyadari
bahwa kita adalah orang yang beruntung masih bisa bertemu orang di sekitar kita
setiap harinya karena Sang Pencipta masih memberikan jatah kehidupan untuk diri
kita.
Siapapun
takkan pernah tahu kapan ia akan meninggal. Yang pasti, sebelum kita meninggal,
mari kita berbuat sesuatu yang berguna buat orang-orang di sekitar kita.
Berikan dampak positif pada keluarga, orang yang kita cintai, dan lingkungan di
sekitar kita agar kepergian kita tidaklah sia-sia. Meninggal di usia muda tentu
bukan keinginan siapapun, tapi selalu bersiaplah karena yang kita miliki
hanyalah hari ini. Esok hanyalah kepunyaan Sang Pencipta. Semoga renungan ini
bermanfaat untuk sobat Dreamland semuanya!
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.