Sunday, February 17, 2013

Mengemas Alam Menjadi Aset Wisata

Dreamland Traveller Moment


Mengemas Alam Menjadi Aset Wisata
            Dreamland bersyukur lahir, hidup, dan berkembang di negara Indonesia yang subur makmur dan diberkahi berbagai kekayaan alam. Pesona alam yang eksotis, serta keindahan panorama alam yang tak terkira. Ditambah kekayaan rempah-rempah yang tiada duanya, sehingga membuat Indonesia berpotensi menjadi surga kuliner dunia yang penuh akan cita rasa. Betapa bangganya Dreamland menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
            Namun sayang, negara yang begitu kaya dan memukau ini kurang handal dalam mengelola potensinya dengan baik. Padahal di setiap sudut dan jengkal wilayah Indonesia terdapat bentukan alam yang luar biasa, yang sebenarnya bisa dikemas menjadi objek wisata unggulan tatkala kita mau mengolahnya dengan baik. Sebut saja, wilayah Sukabumi yang masih asri bisa menjadi wisata bahari, belum lagi wilayah pedalaman bisa dimanfaatkan sebagai wisata budaya, dan masih banyak lainnya.
            Dreamland mungkin bisa memberikan komparasi pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) negara tirai bambu alias China dibandingkan dengan negara kita tercinta. Tatkala Dreamland melakukan perjalanan ke China, tepatnya pergi ke Changsha yang ada di Provinsi Hunan, Dreamland terpukau dengan pengelolaan tempat wisata di China. Sebut saja, Zhang Jia Jie. Bentukan alam yang mempunyai bentuk pegunungan terjal nan curam bagaikan jarum-jarum ini sangat memikat wisatawan untuk datang.
            Bayangkan untuk melihat fenomena alam yang semacam ini saja harus merogoh kocek kurang lebih Rp 500.000,00 per orang! China sangat mengelola alam mereka dengan baik. Pegunungan yang amat indah ini dibangun jalanan yang aman untuk turis. Di samping itu pedagang ditempatkan di kios khusus untuk tempat pembuatan kesenian China dan peta lokasi wisata terpampang jelas untuk wisatawan. Lokasi wisata Zhang Jia Jie ini sangat luas dan membuat kaki Dreamland pegal-pegal lho.
            Satu hal yang mengagumkan adalah wisatawan lokal yang datang ke lokasi wisata yang satu ini sangatlah banyak. Bahkan turis asing saja bisa dihitung dengan jari. Sama halnya ketika Dreamland berkunjung ke Great Wall China dan Forbidden City (tahun 2011 tatkala blog Dreamland Traveller belum dibuat), turis asing yang ada bisa dihitung dengan jari. Justru turis lokal asli Chinalah yang berbondong-bondong berwisata di negaranya sendiri. Betapa bangganya mereka terhadap kekayaan alam yang mereka miliki.
            Selain pesona alam yang sangat mereka rawat, mereka juga mengadakan pertunjukan spesial kebudayaan wilayah tersebut dalam gedung pertunjukan khusus. Dreamland kagum karena setiap pertunjukan selalu ramai oleh pengunjung, dari tiket VIP sampai reguler. Padahal harga tiketnya sangat mahal, yakni sekitar Rp 400.000,00 untuk kelas reguler. Wow! Kursi yang tersedia pun bukan lagi dalam ukuran ratusan, tapi ribuan kursi yang berjejer untuk satu pertunjukan dan semuanya penuh sesak!
            Memang pertunjukan yang ditampilkan pun tidak asal-asalan dan sangat memukau. Aksi akrobatik para pemainnya sangat memukau dan penuh penjiwaan. Setting panggungnya pun berganti dengan sangat cepat. Selain itu, terlihat pemainnya sudah sangat handal dan mampu beratraksi dengan baik di panggung. Dreamland sangat menikmati pertunjukan yang penuh totalitas dan kekayaan budaya China ini.
            Melihat kembali ke pariwisata negara kita, sebenarnya begitu banyak alam yang belum digarap menjadi situs pariwisata yang menguntungkan devisa negara kita. Padahal andai setiap pemimpin wilayah Indonesia mau mengeksplorasi kekayaan di daerahnya masing-masing, akan banyak sekali tempat wisata baru yang bisa menjadi destinasi para turis mancanegara. Sayang, pemerintah kerapkali lengah, sehingga giliran pulau kita dicaplok negara tetangga, baru kita berkoar-koar.
            Buktinya Pulau Sipadan yang dulu pernah dimiliki Indonesia karena tidak dikelola dengan baik akhirnya menjadi milik Malaysia. Ironisnya, Dreamland melihat di buku panduan wisata Malaysia, Pulau Sipadan merupakan surga untuk diving menyerupai Maldives yang airnya begitu jernih. Bahkan resort mewah sudah mulai berdiri di Pulau Sipadan ini. Betapa geramnya kita melihat pemerintah negara kita sendiri yang membiarkan potensi alamnya dirampas oleh negara tetangga itu.
            Kembali lagi pada mental masyarakat Indonesia yang masih belum siap. Kadang-kadang Dreamland heran dengan ulah turis lokal Indonesia yang suka buang sampah sembarangan di candi yang umurnya sudah berabad-abad. Anehnya sikap itu bisa berubah 180 derajat waktu mereka berwisata ke Singapore yang ketat dengan segala macam denda. Apakah regulasi peraturan kita yang terlalu longgarkah membuat sikap dan mental masyarakat kita masih tidak dewasa seperti ini?
            Sekali lagi, alam Indonesia itu begitu kaya dan dapat dengan mudah diolah menjadi tempat wisata. Hanya saja, pembenahan mental dan sikap dari para masyarakat lokalnya sendiri itu sangat perlu. Jangan sampai buang sampah plastik ke laut dibiarkan terus menerus. Akhirnya situs wisata kita mulai kumuh dan ditinggalkan para turis. Sekali lagi jangan menuntut pemerintah ini dan itu dengan label “Visit Indonesia”, sementara kita sendiri belum siap menjaga dan merawat harta kekayaan kita sendiri.
            Indonesia sangat potensial dengan wisata alamnya, bahkan lebih kaya dari negara China. Hanya saja, pemerintah kita terlalu sibuk dengan studi banding ke negara lain ketimbang studi banding di lapangan negara kita sendiri. Wajar jika pariwisata kita tertinggal dibandingkan negara tetangga alias Malaysia dan Singapore yang gencar mempromosikan wisata mereka yang tidak ada apa-apanya dibandingkan negara kita.
            Semoga ke depannya, fasilitas dan akses tempat wisata Indonesia semakin canggih dan mudah, serta mampu meraup devisa yang banyak untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata terlengkap di dunia, baik dari segi alam, budaya, kuliner, adrenalin, dan lain sebagainya!

~ oOo ~

No comments:

Post a Comment

Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.