Mengemas
Alam Menjadi Aset Wisata
Dreamland
bersyukur lahir, hidup, dan berkembang di negara Indonesia yang subur makmur
dan diberkahi berbagai kekayaan alam. Pesona alam yang eksotis, serta keindahan
panorama alam yang tak terkira. Ditambah kekayaan rempah-rempah yang tiada
duanya, sehingga membuat Indonesia berpotensi menjadi surga kuliner dunia yang
penuh akan cita rasa. Betapa bangganya Dreamland menjadi Warga Negara Indonesia
(WNI).
Namun
sayang, negara yang begitu kaya dan memukau ini kurang handal dalam mengelola
potensinya dengan baik. Padahal di setiap sudut dan jengkal wilayah Indonesia
terdapat bentukan alam yang luar biasa, yang sebenarnya bisa dikemas menjadi
objek wisata unggulan tatkala kita mau mengolahnya dengan baik. Sebut saja,
wilayah Sukabumi yang masih asri bisa menjadi wisata bahari, belum lagi wilayah
pedalaman bisa dimanfaatkan sebagai wisata budaya, dan masih banyak lainnya.
Dreamland
mungkin bisa memberikan komparasi pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) negara
tirai bambu alias China dibandingkan dengan negara kita tercinta. Tatkala
Dreamland melakukan perjalanan ke China, tepatnya pergi ke Changsha yang ada di
Provinsi Hunan, Dreamland terpukau dengan pengelolaan tempat wisata di China.
Sebut saja, Zhang Jia Jie. Bentukan alam yang mempunyai bentuk pegunungan
terjal nan curam bagaikan jarum-jarum ini sangat memikat wisatawan untuk
datang.
Bayangkan
untuk melihat fenomena alam yang semacam ini saja harus merogoh kocek kurang
lebih Rp 500.000,00 per orang! China sangat mengelola alam mereka dengan baik.
Pegunungan yang amat indah ini dibangun jalanan yang aman untuk turis. Di
samping itu pedagang ditempatkan di kios khusus untuk tempat pembuatan kesenian
China dan peta lokasi wisata terpampang jelas untuk wisatawan. Lokasi wisata
Zhang Jia Jie ini sangat luas dan membuat kaki Dreamland pegal-pegal lho.
Satu
hal yang mengagumkan adalah wisatawan lokal yang datang ke lokasi wisata yang
satu ini sangatlah banyak. Bahkan turis asing saja bisa dihitung dengan jari.
Sama halnya ketika Dreamland berkunjung ke Great Wall China dan Forbidden City
(tahun 2011 tatkala blog Dreamland Traveller belum dibuat), turis asing yang
ada bisa dihitung dengan jari. Justru turis lokal asli Chinalah yang
berbondong-bondong berwisata di negaranya sendiri. Betapa bangganya mereka
terhadap kekayaan alam yang mereka miliki.
Selain
pesona alam yang sangat mereka rawat, mereka juga mengadakan pertunjukan
spesial kebudayaan wilayah tersebut dalam gedung pertunjukan khusus. Dreamland
kagum karena setiap pertunjukan selalu ramai oleh pengunjung, dari tiket VIP
sampai reguler. Padahal harga tiketnya sangat mahal, yakni sekitar Rp
400.000,00 untuk kelas reguler. Wow! Kursi yang tersedia pun bukan lagi dalam
ukuran ratusan, tapi ribuan kursi yang berjejer untuk satu pertunjukan dan
semuanya penuh sesak!
Memang
pertunjukan yang ditampilkan pun tidak asal-asalan dan sangat memukau. Aksi
akrobatik para pemainnya sangat memukau dan penuh penjiwaan. Setting panggungnya pun berganti dengan
sangat cepat. Selain itu, terlihat pemainnya sudah sangat handal dan mampu
beratraksi dengan baik di panggung. Dreamland sangat menikmati pertunjukan yang
penuh totalitas dan kekayaan budaya China ini.
Melihat
kembali ke pariwisata negara kita, sebenarnya begitu banyak alam yang belum
digarap menjadi situs pariwisata yang menguntungkan devisa negara kita. Padahal
andai setiap pemimpin wilayah Indonesia mau mengeksplorasi kekayaan di
daerahnya masing-masing, akan banyak sekali tempat wisata baru yang bisa
menjadi destinasi para turis mancanegara. Sayang, pemerintah kerapkali lengah,
sehingga giliran pulau kita dicaplok negara tetangga, baru kita berkoar-koar.
Buktinya
Pulau Sipadan yang dulu pernah dimiliki Indonesia karena tidak dikelola dengan
baik akhirnya menjadi milik Malaysia. Ironisnya, Dreamland melihat di buku
panduan wisata Malaysia, Pulau Sipadan merupakan surga untuk diving menyerupai Maldives yang airnya
begitu jernih. Bahkan resort mewah sudah mulai berdiri di Pulau Sipadan ini.
Betapa geramnya kita melihat pemerintah negara kita sendiri yang membiarkan
potensi alamnya dirampas oleh negara tetangga itu.
Kembali
lagi pada mental masyarakat Indonesia yang masih belum siap. Kadang-kadang
Dreamland heran dengan ulah turis lokal Indonesia yang suka buang sampah
sembarangan di candi yang umurnya sudah berabad-abad. Anehnya sikap itu bisa
berubah 180 derajat waktu mereka berwisata ke Singapore yang ketat dengan
segala macam denda. Apakah regulasi peraturan kita yang terlalu longgarkah
membuat sikap dan mental masyarakat kita masih tidak dewasa seperti ini?
Sekali
lagi, alam Indonesia itu begitu kaya dan dapat dengan mudah diolah menjadi
tempat wisata. Hanya saja, pembenahan mental dan sikap dari para masyarakat
lokalnya sendiri itu sangat perlu. Jangan sampai buang sampah plastik ke laut
dibiarkan terus menerus. Akhirnya situs wisata kita mulai kumuh dan
ditinggalkan para turis. Sekali lagi jangan menuntut pemerintah ini dan itu
dengan label “Visit Indonesia”, sementara kita sendiri belum siap menjaga dan
merawat harta kekayaan kita sendiri.
Indonesia
sangat potensial dengan wisata alamnya, bahkan lebih kaya dari negara China.
Hanya saja, pemerintah kita terlalu sibuk dengan studi banding ke negara lain
ketimbang studi banding di lapangan negara kita sendiri. Wajar jika pariwisata
kita tertinggal dibandingkan negara tetangga alias Malaysia dan Singapore yang
gencar mempromosikan wisata mereka yang tidak ada apa-apanya dibandingkan
negara kita.
Semoga
ke depannya, fasilitas dan akses tempat wisata Indonesia semakin canggih dan
mudah, serta mampu meraup devisa yang banyak untuk menjadikan Indonesia sebagai
destinasi wisata terlengkap di dunia, baik dari segi alam, budaya, kuliner,
adrenalin, dan lain sebagainya!
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.