Day
2 : Mabuhay Manila!
Tanpa
terasa waktu begitu cepat berlalu hingga akhirnya Dreamland akan kembali ke
LCCT untuk mengejar penerbangan ke Manila, Filipina. Setelah bangun pagi,
mandi, dan sarapan sekadarnya, Dreamland langsung beranjak dengan monorail
menuju ke KL Sentral. Dreamland langsung naik Aerobus dan menikmati perjalanan
selama 1 jam menuju bandara. Dreamland sengaja berangkat 2,5 jam sebelum waktu
keberangkatan agar mempunyai waktu cadangan jika terjadi kemacetan atau hal-hal
di luar kontrol manusia.
Singkat
kata, Dreamland tiba di LCCT dan langsung menuju ke konter keberangkatan
internasional. Sebagai informasi, boarding pass AirAsia Zest tidak dapat
diperoleh dengan web check-in dan kiosk check-in, sehingga harus datang ke
konter AirAsia langsung. Hal ini juga yang membuat Dreamland repot karena harus
berlari ke sana kemari agar bisa mencetak tiket. Parahnya petugas AirAsia
Malaysia sangat mempingpong dan menyebalkan. Hal ini akan Dreamland bahas dalam
Dreamland Traveller Moment.
Akhirnya setelah Dreamland
mendapatkan boarding pass, Dreamland melewati screening bagasi, mendapat cap
imigrasi keluar Malaysia, dan akhirnya menunggu di ruang tunggu keberangkatan
LCCT yang kondisinya sesuai dengan kata “budget terminal”. Dreamland menunggu
selama 1 jam sebelum akhirnya dipanggil masuk ke pesawat AirAsia Zest yang akan
membawa Dreamland ke Manila.
Dreamland pun berjalan di landasan
yang sudah disediakan, kemudian langsung naik ke pesawat. Pesawat pun akhirnya
lepas landas setelah mengisi bahan bakar selama 30 menit, kemudian Dreamland
pun menikmati perjalanan yang cukup panjang menuju Manila, yakni mencapai 3,5
jam. Awalnya Dreamland mendapatkan penerbangan ke Clark, namun karena
penerbangan ini dihilangkan dari AirAsia, maka Dreamland dipindahkan ke Manila,
tepatnya di Ninoy Aquino International Airport (NAIA) Terminal 4 yang juga
menjadi markas penerbangan budget Cebu Pasific Air.
Setibanya di Manila, Dreamland
melihat letak bandara ini sangat dekat dengan pusat kota. Sama seperti bandara
budget lainnya, kita turun dari pesawat dan naik kendaraan yang disediakan.
Setibanya di ruang ketibaan, kita mengantri untuk mendapat cap masuk negara
Filipina. Hal yang paling menyebalkan di sini adalah kerjanya orang imigrasi
Filipina ini lama banget, sehingga perut yang keroncongan kelaparan
meronta-ronta minta makanan. Tatkala menunggu Dreamland bertemu dengan keluarga
yang sama-sama dari Bandung dan sama-sama juga berlibur di Manila.
Berhubung Dreamland masih agak
takut dengan wilayah baru, akhirnya Dreamland bersedia bersama-sama dengan
keluarga ini ke tempat hotel kami masing-masing. Satu hal yang sama-sama
memprihatinkan dari bandara NAIA adalah tidak ada map gratis di sini untuk
panduan wisata kita sama seperti di Indonesia. Dari perbincangan, ternyata
bapak keluarga ini sudah punya jadwal padat untuk terbang bersama AirAsia
sampai tahun 2015. Wow! Kami pun keluar bandara NAIA bersama-sama dan secara
mengejutkan bapak tersebut memberhentikan taksi untuk kita semua. Hal yang
sangat Dreamland sesalkan karena Dreamland pikir bapak ini tahu jeepney atau
bus menuju kota.
Hati-hati dengan porter di sini, di
mana barang bawaan kita akan dibawakan hingga taksi dan porternya minta bayaran
memaksa lagi padahal kita tidak memintanya. Dreamland dan keluarga bapak ini
pun sama-sama menuju LRT Baclaran dengan taksi. Taksinya menanyakan apakah mau
naik taksi sampai ke hotel atau tidak. Berhubung takut ditipu, kami mengatakan
tidak untuk tawaran yang bisa dimanfaatkan supir taksi ini.
Sesampainya di LRT Baclaran,
Dreamland sudah membayar biaya patungan sesuai jumlah yang ditentukan. Bapak
keluarga ini membayar supir taksi dengan 1.000 peso. Supir dengan santainya
bilang tidak ada kembalian. Nah hati-hati dengan modus seperti ini, hal ini
akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment. Untung Dreamland
mempunyai peso dalam pecahan kecil, sehingga bisa membayar taksi dengan uang
pas, yakni 150 peso.
Kami pun sama-sama menuju LRT
Baclaran dan membeli tiket setelah melewati pemeriksaan barang bawaan manual
dari petugas. Unik juga ya barang bawaan diperiksa ketika mau naik LRT. Harga
rute jauh adalah 15 peso, sementara yang dekat hanya 12 peso. Sangat terjangkau
jika dibandingkan dengan harga MRT di Singapore maupun LRT di Kuala Lumpur.
Setelah membayar tiket, kita diberikan kartu lecek beriklan sebagai tiket masuk
untuk dimasukkan ke pintu otomatis.
Uniknya ada petugas yang memberi
aba-aba agar kita tidak berdiri terlalu dekat dengan LRT. Setelah LRT tiba,
Dreamland pun langsung naik bersama keluarga bapak ini. Bapak ini akan berlibur
1 hari lebih lama dibandingkan Dreamland di Manila. Satu hal yang sangat
Dreamland hargai adalah bapak ini memberikan print out peta LRT Manila pada
Dreamland. Selain itu, bapak ini juga menyarankan agar bisa berwisata bersama-sama
di Manila esok hari. Dreamland tidak berani menjamin hal tersebut karena tentu
sangat sulit bertemu bersama di negara yang baru, bukan?
Dreamland pun tiba di LRT Vito Cruz
dan melambaikan tangan pada keluarga bapak tadi. Itulah pertemuan terakhir Dreamland
dengan keluarga bapak yang sama-sama berasal dari Bandung ini. Begitu sampai di
LRT Vito Cruz, Dreamland mulai bingung dan takut karena petugas di LRT pun
bingung menerangkan di mana letak hotel 24h Apartment yang Dreamland pesan ini.
Kesan pertama yang terlintas di
benak Dreamland saat melihat jalanan di Manila ini adalah sama seperti Jakarta.
Macet, ramai, dan penuh sesak oleh kendaraan bermotor. Pembeda antara Jakarta
dan Manila hanya terletak pada angkot dan orangnya saja, selebihnya hampir sama
semua. Gambaran kemiskinan pun terlihat dari anak yang sedang tertidur di
pinggir stasiun LRT Vito Cruz dan kebersihan kota yang boleh dikatakan kurang
baik.
Dreamland pun bertanya ke sana
kemari pada orang, namun tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Hingga ada
seorang pemuda Filipina yang lewat dan Dreamland menanyakan rute menuju hotel
ini. Dia pun bersedia untuk mengantar Dreamland ke hotel tanpa keberatan.
Dreamland sangat bersyukur dan berterima kasih mendapat bantuan dari orang yang
tidak dikenal ini. Dia membantu Dreamland bertanya pada orang tentang rute yang
dia sendiri mungkin tidak tahu dalam bahasa Tagalog.
Kebaikan hati pemuda ini akan
Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment. Singkat cerita, kami berhasil
diantarkan hingga ke hotel sambil menggeret koper setelah naik jeepney. Dia pun
berpamitan setelah Dreamland berhasil mencapai hotel yang dimaksud. Semoga
Tuhan membalas kebaikan pemuda yang sedang mencari kerja ini ya terlihat dari
dokumen map yang ia bawa. Dreamland pun check-in dan untungnya lagi kamar
Dreamland diupgrade ke tipe Apartment karena tipe Studio yang Dreamland pesan
masih terisi penuh dengan harga tipe Studio.
Dreamland pun masuk ke kamar 503 di
lantai 5 dan merebahkan tubuh sebentar untuk beristirahat. Kemudian Dreamland
makan bekal yang dibawa dari Kuala Lumpur, sebelum akhirnya malam-malam
Dreamland memutuskan untuk keluar dan melihat kondisi sekitar hotel. Dreamland
berjalan kaki sekitar 1 km hingga akhirnya menemukan sebuah tempat pusat
perbelanjaan yang cukup besar bernama ShopWise. Dreamland pun melihat-lihat
barang yang ada di sini dan membeli sejumlah cemilan yang aneh dan unik.
Antrian orang yang membeli barang pun sangat panjang dan melelahkan.
Singkat kata, Dreamland pun
berjalan kaki pulang ke hotel dengan badan yang sudah sangat letih. Setibanya
di kamar, Dreamland langsung mandi, menonton TV, dan beristirahat. Uniknya
siaran TV di Filipina ini ada yang khusus menayangkan acara undian Jackpot
dengan nomor-nomor. Mungkin karena judi dilegalkan di sini jadi tidak ada
masalah dengan program tersebut. Senang rasanya bisa menginjakkan kaki di
Manila. Mabuhay Manila!
Kuala Lumpur, Manila, 19 Januari 2014
Dreamland Traveller
Catatan:
- Nilai tukar 1 USD terhadap Phillipines Peso (PHP)
sangat bervariasi, mulai dari 44 – 45,2 PHP (tergantung pada lokasi penukaran
dan keberuntungan mencari money changer).
- Manila terkenal dengan wisata kota bersejarah dan
belanja, yakni kompleks Intramuros, Rizal Park (disebut Luneta oleh orang
setempat), Chinatown, SM Mall of Asia, dan lain sebagainya.
- Tempat wisata di Manila sangat mudah diakses
dengan LRT dan MRT yang ada, serta jeepney dengan memberitahu jurusan yang
dituju.
- Hampir semua masyarakat Filipina sangat menguasai
Bahasa Inggris, sehingga tidak khawatir tersesat atau tidak tahu jalan karena
bisa bertanya dengan mudah.
- Hati-hati tatkala naik taksi dan tricycle di
Manila. Lakukan negosiasi harga terlebih dahulu agar tidak dijebak dengan harga
turis yang sangat mahal.
- Cobalah berbagai franchise makanan lokal Filipina
yang ada, seperti Jollibee, Chowking, dan lain sebagainya karena akan menemukan
cita rasa yang berbeda.
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.