Gencarnya
Kampanye Time For Taiwan
Pariwisata
adalah salah satu sektor strategis yang menyumbang devisa terbesar di seluruh
dunia. Tak heran rasanya jika semua negara berbondong-bondong untuk menarik
kunjungan wisatawan ke negaranya dengan berbagai kampanye. Rupanya Taiwan pun
tak mau ketinggalan dalam menarik kunjungan wisatawan asing untuk datang dan
berkunjung ke negara kecil di sebelah timur China ini. Dengan slogan Time for
Taiwan, mereka mempromosikan Taiwan sebagai negara yang ramah turis.
Hal
ini terlihat tatkala Dreamland baru saja tiba di Taoyuan International Airport
dan melihat di sepanjang jalan menuju antrian imigrasi terdapat berbagai macam
poster tempat wisata yang ada di Taiwan dengan foto yang menarik. Berbagai
tempat, mulai dari kuil, tebing, danau, dan pepohonan yang rimbun menjadi
pemandangan yang indah dan membuat Dreamland penasaran di mana tempat itu
berada. Apalagi poster yang ditampilkan pun besar-besar dan memuat satu tempat
wisata dengan teknik foto yang menarik.
Brosur
wisata pun disediakan dengan cuma-cuma dekat konter informasi dan ada permen
gratis yang bisa diambil. Belum lagi bahasa brosur yang tersedia pun sangat
variatif, mulai dari Inggris, Mandarin, Korea, dan Jepang. Peta-petanya pun
sangat jelas dan ada panduan arah yang bisa diikuti jika ingin berwisata secara
mandiri. Sungguh sebuah kampanye wisata yang terpadu dan memudahkan turis asing
untuk mengeksplorasi Taiwan secara menyeluruh.
Jika
dibandingkan dengan upaya pemerintah saat ini dalam mempromosikan wisata
Indonesia, rasanya Indonesia masih berada pada tataran pemasaran tingkat dasar,
yakni memasang iklan dan slogan Visit Indonesia sebesar mungkin tanpa memberi
tindak lanjut akan kemudahan turis saat berwisata ke Indonesia. Jujur saja
sampai terakhir Dreamland melakukan perjalanan, tidak ada peta resmi area
Indonesia yang tersedia di konter informasi bandara setempat. Kalau pun ada,
isinya pun semua iklan dan hotel mewah yang bersedia membayar iklan pada brosur
tersebut.
Belum lagi transportasi ke bandara umumnya
harus menggunakan taksi dan tidak ada transportasi umum yang terintegrasi,
sehingga membuat turis kebingungan dan bisa jadi tertipu oleh oknum calo atau
taksi yang tidak bertanggung jawab. Poster di bandara umumnya iklan berbayar
yang menampilkan hotel, mal, atau butik tertentu. Tidak ada poster keindahan
alam Indonesia yang dipajang, sehingga orang tertarik untuk berkunjung ke
wilayah tersebut.
Belum
lagi upaya untuk menjaga kelestarian tempat wisata dari sampah dan jamahan
tangan-tangan jail pun masih belum terlihat dengan baik. Wajar kalau Indonesia
akhirnya dipandang sebelah mata pariwisatanya dibandingkan negara tetangga yang
mampu mengemas pariwisata mereka yang super terbatas, namun dengan kemasan
menarik. Sangat disayangkan rasanya jika Indonesia sebagai negara yang lebih
kaya berkali-kali lipat dari negara manapun di dunia justru malah melempem dan
ketinggalan dalam hal promosi pariwisatanya.
Semoga
saja keseriusan pemerintah Taiwan dalam mempromosikan pariwisatanya bisa
diikuti pemerintah Indonesia, minimal dalam hal peningkatan kualitas sarana
prasarana objek wisata. Jangan sampai promosi Visit Indonesia hanya formalitas
belaka tanpa ada arti apapun bagi peningkatan kunjungan turis di Indonesia.
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.