Tuesday, January 26, 2016

Musnahnya Identitas Tionghua Indonesia

Dreamland Traveller Moment




Musnahnya Identitas Tionghua Indonesia


            Salah satu hal yang membuat Dreamland malu sebagai Tionghua Indonesia adalah tidak bisa berbahasa Mandarin. Hal ini seringkali menjadi ganjalan ketika Dreamland berkunjung ke China ataupun Taiwan yang notabene menggunakan Bahasa Mandarin sebagai bahasa utama percakapan mereka sehari-hari. Sebagai orang yang mempunyai postur dan perawakan layaknya orang lokal di sana, kerapkali Dreamland disapa dengan Bahasa Mandarin. Tapi apa daya karena tidak bisa berbahasa Mandarin jadilah Dreamland segera berlalu atau mengatakan tidak bisa berbahasa Mandarin dalam Bahasa Inggris.

            Hal senada pun diutarakan bapak keturunan Tionghua yang tinggal di Amerika. Dengan bahasa Inggris yang lancar beliau mengatakan bahwa seharusnya Dreamland malu tidak bisa berbahasa Mandarin sebagai seorang keturunan Tionghua. Memang hilangnya akar budaya Tionghua ini pun tidak terlepas dari era kepemimpinan Soeharto yang melarang semua ornamen, ritual, dan budaya Tionghua di Indonesia selama 32 tahun masa kepemimpinannya. Alhasil orang tua Dreamland pun menjadi generasi pertama yang terdampak dari kebijakan anti-Tionghua ini.

            Rata-rata Tionghua Indonesia yang hidup di kota besar di Pulau Jawa tidak bisa berbahasa Mandarin karena berbagai sekolah bahasa Mandarin dibakar pada masa itu, sehingga Tionghua Indonesia rata-rata asing dengan bahasa Mandarin bagi generasi kedua, yakni generasi Dreamland. Beberapa orang Tionghua yang tinggal di Medan, Pontianak, Singkawang, dan Surabaya masih bisa berbahasa Mandarin karena mereka membangun komunitas sendiri untuk tetap mempertahankan budaya leluhur.

            Belum lagi nama anak-anak Tionghua Indonesia sekarang rata-rata tidak memiliki nama Mandarin. Rata-rata anak-anak Tionghua sekarang dinamai dengan nama Inggris yang panjang, seperti Claire, Yosephine, Christopher, dan lain sebagainya. Pokoknya tidak ada nama Mandarin yang diberikan orang tua masa kini pada anak-anaknya karena mereka telah kehilangan identitas. Parahnya lagi Dreamland dan generasi sekarang nyaman dengan kondisi demikian, sehingga lambat laun akar budaya Tionghua di Indonesia bukan tidak mustahil akan hilang untuk selama-lamanya di tanah air.

            Lewat percakapan dengan bapak keturunan Tionghua Amerika, Dreamland kembali diingatkan untuk menjaga budaya leluhur, minimal dengan bisa berbahasa Mandarin. Malu rasanya kalau ingat Dreamland pernah ditolong TKI di Hong Kong dengan bahasa Kanton sementara Dreamland sendiri bengong tidak bisa ngomong apa-apa. Sungguh sebuah renungan, juga teguran bagi Dreamland agar identitas Tionghua bukan sekadar tempelan, tetapi juga bisa dilestarikan hingga anak cucu kelak.



~ oOo ~

No comments:

Post a Comment

Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.