Sulitnya
On Time dalam Group Tour
Waktu
adalah uang. Demikian orang bijak menyikapi betapa pentingnya waktu yang kita
miliki untuk melakukan banyak hal bermanfaat selama kita hidup. Tak heran
rasanya jika sebagian besar negara maju sangat menghargai waktu dengan menepati
setiap janji sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sayangnya budaya tepat
waktu ini jauh dari budaya bangsa kita. Budaya “jam karet” senantiasa melekat
dan mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Hal
ini terjadi tatkala Dreamland berada pada Hong Kong Trip. Saat itu, Dreamland
dan rombongan sedang berada di Shenzhen untuk mengikuti full day city tour. Acara pertama adalah mengunjungi toko giok.
Oke, Dreamland dan rombongan pun diantar ke sana karena merupakan kewajiban
bagi tur untuk membawa tamu yang datang ke toko pemerintah. Nah di sinilah
tragedi itu bermula. Rombongan begitu antusias membeli giok yang katanya asli
itu dengan harga yang fantastis. Ada yang membeli 2 juta, 3 juta, sampai berjuta-juta.
Pokoknya orang Indonesia tajir deh!
Konon
katanya giok yang asli itu mampu melindungi pemakainya dengan memecahkan diri
untuk menghindarkan pengguna dari kemalangan. Dreamland sih tidak berminat
membeli karena tidak percaya mitos dan tidak punya dana sebesar itu untuk
membeli benda ini. Herannya, rombongan bisa menghabiskan waktu sampai 2,5 jam
di sini! Entah karena staf pemasarannya sangat berbakat atau rombongannya
pengin beli semua. Akibatnya pemandu tur sampai harus mengaba-aba agar bisa lanjut
ke acara selanjutnya.
Bayangkan
kita harus pergi ke toko selanjutnya, yakni toko obat. Padahal jam sudah
tersita sampai waktu makan siang hampir tiba. OMG! Setibanya di toko obat, kita
diterangkan lagi ramuan herbal tradisional China yang sangat bermanfaat untuk
kesehatan. Selain itu, dijelaskan letak bagian tubuh yang vital di telapak
tangan. Pokoknya penjelasannya lama dan meyakinkan sekali oleh orang Indonesia
yang sepertinya dibayar pemerintah China untuk mendatangkan uang.
Selesai
penjelasan, dokter-dokter China yang katanya hebat dan professional itu pun
membagi keluarga menjadi pecahan-pecahan kecil untuk diketahui penyakitnya.
Dreamland tolak mentah-mentah penawaran itu karena pernah mengalami hal serupa
di Beijing dan ujung-ujungnya duit. Kan malas banget kan nanti divonis hidupnya
tinggal berapa tahun lagi kalau ga makan obat blablabla yang membuat kita jadi
paranoid sendiri dan beli obat.
Di
sinilah kelamaan berikutnya terjadi, 1,5 jam berlalu tanpa terasa. Beli obat
saja lamanya minta ampun. Sampai-sampai ada yang membeli obat hingga 58 juta
rupiah karena ingin sembuh. “Ya siapa tahu sembuh ya. Saya udah pusing dengan
penyakit saya ini.” kata salah satu peserta tur ini. Pokoknya royal banget lah.
Kalau Dreamland sih mendingan menyimpan 58 juta itu untuk pergi ke bagian dunia
lain dibandingkan membeli obat yang belum tentu manjur. Pokoknya Dreamland yang
tunggu di luar sampai kepanasan karena rombongan tidak kunjung tiba.
Akhirnya,
kami pun dibawa makan siang ke restoran yang dekat dengan Splendid China.
Pemandu tur Shenzhen kami menawarkan untuk pergi ke Dong Men Market, tapi harus
membayar 30 RMB atau langsung ke Splendid. Awalnya Dreamland ingin jalan-jalan
langsung ke Splendid saja karena malas berbelanja, tapi karena semua rombongan
ikut, masa Dreamland memisahkan diri sendiri kan dianggap aneh atau tidak
solider. Dreamland pun akhirnya ikut ke Dong Men Market bersama-sama.
Perjalanan
selama 45 menit pun terasa begitu membosankan. Akhirnya Dreamland pun tiba di
Dong Men Market untuk berbelanja. Pemandu tur memberitahu untuk berkumpul di
dekat KFC jam 18.00 karena show akan dimulai pukul 19.00. Langsung deh semua
rombongan semangat jalan ke sana kemari karena kompleks belanja Dong Men Market
ini sangat besar dan luas. Dreamland pun melihat jam dan melakukan estimasi
waktu jalan-jalan agar tidak merugikan rombongan lainnya jika tersesat.
Nah
awalnya semua berjalan lancar. Dreamland pun tepat waktu datang berkumpul jam
18.00. Tapi ada 2 anggota rombongan yang entah ke mana. Pemandu tur pun mulai
panik karena sudah molor 20 menit tapi tidak kunjung berkumpul. Anggota
keluarga yang tersesat ini pun sibuk menelepon A dan B, tapi nomornya tidak
aktif. Semua mulai panik dan pemandu tur mulai stres bolak-balik mencari
mereka. Akibatnya kita sampai menunggu 1 jam cuma demi A dan B yang tersesat di
pasar ini!
Ujung-ujungnya
A dan B datang ke tempat berkumpul sambil bersimbah airmata karena takut
ditinggal. Wajar mereka menangis karena mereka akan pulang kembali ke Hong Kong
hari ini, sementara Dreamland masih di Shenzhen. Jelas Dreamland sangat kesal
karena insiden ini. Memang Dreamland juga sempat tersasar di pasar ini, tapi
Dreamland melihat ciri KFC tempat berkumpul itu sangat khas dekat mal. Memang
KFC di Dong Men Market ini ada 3 dan membingungkan, tapi setidaknya jika kita
buta arah harusnya jangan mengakses lokasi ini sangat jauh. Semua rombongan tur
pun rugi waktu kalau sudah begini!
Dengan
waktu yang sudah sangat terlambat, pemandu tur pun mengatakan kita akan
langsung menonton show di Splendid China. Sesampainya di Splendid China, kita
semua berlari ke lokasi acara. Miniatur suku minoritas China yang indah pun
tidak bisa dipotret karena hari yang sudah sangat gelap. Dreamland benar-benar
merasa dirugikan karena keterlambatan ini. Belum lagi show yang sudah berjalan
setengah jalan jadi terasa nanggung. Padahal jika menonton dari awal, show ini
sangatlah bagus. Dreamland sangat kecewa.
Lagi-lagi
masalah ketepatan waktu. Wajar Dreamland sangat marah karena tidak mampu
mengeksplorasi Splendid China dengan maksimal. Apalagi waktu Dreamland di sini
sangat terbatas. Kalau tahu begini kan Dreamland tidak akan ikut ke Dong Men
Market saja sekalian. Meskipun Dreamland ikut land tour only, tapi tetap saja jika bergabung dengan turis
Indonesia pasti bawaannya molor saja. Entahlah apakah jam tangan mereka rusak
atau tidak mau tahu dengan kepentingan orang lain.
Memang
begitu sulit on time dengan turis
Indonesia apalagi jika dalam bentuk rombongan yang berjumlah besar!
~
oOo ~