Kasarnya
Pedagang di Hong Kong
Konsumen
adalah raja. Demikian prinsip yang dipegang sebagian besar pedagang atau
pemilik usaha di Indonesia, sehingga pelayanan dan perhatian pada konsumen
menjadi prioritas yang sangat diperhatikan agar konsumen merasa kerasan tatkala
bertransaksi di tempat tersebut. Sayangnya prinsip tersebut tidak berlaku di
Hong Kong. Hal ini Dreamland alami tatkala berwisata di Hong Kong dalam
rangkaian Hong Kong Trip.
Sewaktu
Dreamland berjalan-jalan di Ladies’ Market yang boleh dikatakan menyerupai
pasar kaki lima di Tegal Lega, Dreamland senang sekali melihat begitu banyak
oleh-oleh yang dijual di sini. Tas, kaos bertuliskan “I Love HK”, gantungan
kunci, magnet, hiasan, pernak-pernik, hingga aksesoris dijual lengkap di sini.
Dreamland pun menghampiri sebuah toko yang menjual suvenir yang Dreamland
inginkan.
“How
much is it?” tanya Dreamland. “180 HKD.” katanya ketus. Melihat harga barang
yang sangat tinggi, Dreamland pun pergi meninggalkan. Eh ternyata dia malah
menarik tangan Dreamland dan bertanya, “How much you want?” Dreamland pun
menuliskan di kalkulator yang dia bawa. “20 HKD.” Langsung dong ekspresi
mukanya seperti setan yang sedang marah dan berkata, “Go! Go! Go!” sambil
mengusir Dreamland keluar dari tokonya. Benar-benar kasar dan tidak sopan!
Dreamland
pun berjalan ke toko-toko lainnya. Dreamland melihat sebagian besar penjual
sudah memasang tampang jutek pada orang yang berlalu lalang. Ada yang berkacak
pinggang, ada yang malah sembunyi di belakang, ada yang asyik ngobrol, dan ada
yang lihat pembeli dengan tatapan dari atas ke bawah. Pokoknya benar-benar
sangat tidak sopan dan menyebalkan! Kalau sudah begini ngapain juga para
penjual ini sibuk jualan di sini buang-buang waktu. Kalau tidak niat berdagang
ya sudah saja tinggal di rumah dan kemasi barang jualan mereka. Betul tidak?
Wajar
dong kalau pada akhirnya pembeli enggan mampir di toko mereka. Bagaimana
caranya kita bisa tertarik membeli jika penjualnya saja berkelakuan demikian?
Rasanya keinginan untuk membeli barang pun menguap begitu saja melihat kelakuan
penjual yang sama seperti setan. Entahlah apa setan yang merasuki penjual di
Hong Kong sampai-sampai kelakuannya beda drastis dengan penjual di Shenzhen,
tetangganya.
Di
Shenzhen, penjual sangat ramah menyambut Dreamland untuk membeli. Selain itu,
mereka juga sangat sopan jika harga yang ditawar tidak sesuai. Tidak pakai
acara usir-usiran atau teriak-teriak kesetanan ga jelas. Tak heran rasanya jika
belanja di Shenzhen jauh lebih menyenangkan dibandingkan dengan di Hong Kong,
apalagi rata-rata barangnya lebih murah. Sebagai konsumen, kita pun tertarik
untuk datang kembali agar bisa membelikan oleh-oleh untuk kolega dengan harga
yang terjangkau.
Mohon
maaf jika Dreamland perhatikan muka penjual di Hong Kong jauh lebih tua
dibandingkan penjual di Shenzhen karena mereka semua mahal senyuman dan hanya
bisa menggerutu tidak jelas. Bukan mustahil jika konsumen yang tidak suka
dengan kelakuan mereka menyumpahi dengan hal-hal yang negatif, bukan? Entahlah
apakah orang Hong Kong tidak pernah diajarkan sopan santun dan sikapnya lebih
parah dibandingkan orang China Daratan dalam tata krama ataukah itu gaya hidup
mereka?
Tak
heran rasanya jika Dreamland enggan dan eneg berbelanja di Hong Kong karena sudah
kenyang terlebih dahulu melihat kekasaran para penjual dalam mengusir konsumen.
Padahal mereka berjualan untuk mencari nafkah demi kehidupan mereka, bukan?
Tapi mereka mengusir konsumen yang membawa dollar untuk menghidupi mereka.
Seolah-olah konsumen yang membutuhkan mereka dan konsumen harus memohon-mohon
untuk membeli barang dagangan mereka. Tanpa mereka sadari, mereka sedang
membuat batu nisan untuk mereka sendiri tatkala konsumen muak melihat sikap
kasar dari pedagang di Hong Kong. Semoga saja mereka sadar!
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.