Wednesday, October 30, 2013

Membudayakan Diri Taat Aturan

Dreamland Traveller Moment


Membudayakan Diri Taat Aturan
            Ada sebuah anekdot di Indonesia yang mengatakan jika lampu menunjukkan warna hijau, maka kita boleh jalan. Jika lampu sudah menunjukkan warna kuning, saatnya kita bersiap-siap. Terakhir ketika lampu mau berganti menjadi merah, momen di mana kita harus memacu kendaraan kita secepat mungkin agar tidak terhambat di stopan. Begitulah anekdot yang memang menjadi perilaku sehari-hari masyarakat Indonesia di jalan.
            Tertib berlalu lintas adalah hal yang langka dilakukan masyarakat Indonesia pada umumnya. Angkot yang ngetem di sembarang jalan, motor yang menyalip secara membabi buta, serta mobil yang parkir di pinggir jalan yang ramai merupakan pemandangan lazim yang kita temui setiap hari. Selain itu, polisi yang seyogianya menjadi aparat penegak aturan juga menjalankan tugasnya kalau “ada udang di balik batu”. Giliran akhir bulan biasanya baru deh polisi beraksi melihat pelanggaran yang dilakukan pengemudi kendaraan bermotor untuk mendapatkan uang jajan tambahan.
            Rupanya mentalitas berkendara di Indonesia ini sangat berbeda dengan tetangganya di Malaysia. Tatkala Dreamland berada di Ipoh, Dreamland sangat aneh melihat taksi yang Dreamland tumpangi berhenti di lampu stopan yang menunjukkan lampu merah, meskipun tidak ada mobil yang melintas satupun di kanan dan kiri jalan. Pengemudi taksi ini baru jalan tatkala lampu sudah menunjukkan warna hijau sesuai aturan yang berlaku. Coba saja jika situasi ini terjadi di Indonesia, pasti pengemudi sudah langsung tancap gas untuk melewati lampu stopan. Betul tidak?
            Tak hanya itu, fenomena unik yang Dreamland temui lainnya adalah pengendara mobil langsung mengatur posisi untuk memberikan jalan pada Ambulans di lampu stopan. Benar-benar mentalitas yang patut diacungi jempol. Kalau di Indonesia sih boro-boro memberikan jalan, mungkin yang ada jalan untuk Ambulans dihalangi karena semua orang merasa ingin cepat sampai tujuan. Alhasil kalau sudah begitu, korban kecelakaan yang perlu mendapat penanganan medis segera pun bisa bye-bye sebelum sampai di rumah sakit.
            Taat aturan itu soal kebiasaan. Kita tak perlu diawasi polisi terus menerus 24 jam agar kita mampu taat pada aturan yang berlaku. Lagipula taat aturan juga tidak ada ruginya kok. Ketika kita mau dihargai orang lain, maka kita harus menghargai orang lain terlebih dahulu. Sama halnya dengan lalu lintas. Ketika kita ingin jalan kita lancar, maka kita harus menghormati hak pengguna jalan lainnya. Jangan seperti (mohon maaf) angkot yang suka berhenti sana sini mengangkut penumpang seolah-olah jalan raya adalah miliknya sendiri. Wajar kalau akhirnya macet terjadi di sana sini akibat ulah manusianya sendiri yang tidak taat aturan.
            Terbukti bahwa semakin maju suatu negara, maka kesadaran mereka untuk taat aturan semakin tinggi. Bisa jadi karena efek jera denda yang diberikan pemerintah ketika melanggar ataupun mereka sudah dilatih sejak dini untuk taat aturan. Seandainya saja Indonesia mampu meniru budaya taat aturan ini pastilah kemacetan parah dan berbagai kasus kecelakaan lalu lintas dapat dihindari dengan baik. Semoga saja pemerintah mampu mengikis kebiasaan masyarakat Indonesia yang sudah mendarah daging melanggar aturan dengan kebijakan yang jitu.

~ oOo ~

No comments:

Post a Comment

Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.