Monday, September 7, 2015

Day 4 : Terpukau Imperial Citadel dan Makam Dinasti Nguyen

Dreamland Traveller


Day 4 : Terpukau Imperial Citadel dan Makam Dinasti Nguyen
            Hari berganti dengan cepat di Hue dan tiba saatnya bagi Dreamland untuk menjelajahi aneka macam wisata yang ada di Hue. Dreamland mengisi pagi ini dengan bersiap-siap dan sarapan pagi sebelum akhirnya dijemput tur guide yang akan membawa Dreamland berkeliling kota Hue. Dreamland diantar dengan sebuah mobil menuju dermaga yang penuh dengan Dragon Boat dekat dengan Perfume River. Setibanya di dermaga, Dreamland berfoto dan menjelajahi loket masuk sejenak sebelum akhirnya masuk ke kapal.
            Rupanya tur guide menjemput orang lain lagi dengan mobil yang sama hingga akhirnya sekitar 20 – 25 orang memulai perjalanan di grup yang sama. Dragon Boat nomor 100 pun mulai meninggalkan dermaga dan memulai petualangan di Perfume River. Dreamland pun mulai menaiki cruise di sungai dengan melewati beberapa jembatan. Kemudian 30 menit kemudian, kita berhenti di sebuah rumah kuno yang ada di pinggir sungai. Rumah ini adalah rumah peninggalan China yang ada di Hue dengan interior dan taman yang penuh dengan teratai. Sayangnya kita harus bayar 20.000 VND per orang untuk masuk. Hiks…
            Saat Dreamland berada di rumah kuno ini, rupanya Dreamland bertemu orang Indonesia asal Medan yang tinggal di Medan. Dia traveling bersama teman bule asal Italia. Umurnya 36 tahun dan dia seorang dokter. Benar-benar sukses ya orang Indonesia di luar negeri. Dia cerita tentang bagaimana harga sayuran di Denmark sangat mahal, sehingga menu kangkung di perahu ini dipesan karena sudah kangen sayuran yang satu ini dibandingkan harus membeli sekitar 75.000 IDR seporsi di Eropa.
            Selanjutnya kami naik perahu lagi menuju Thien Mu Pagoda. Objek wisata yang satu ini sangat worth it untuk dikunjungi karena pemandangannya indah dan memukau. Bentuk kuilnya sih sama saja rasanya, hanya saja kompleksnya cukup luas dan banyak ornamen menarik di pinggir kanan dan kirinya. Banyak wisatawan yang memilih duduk di bawah pohon rindang dibandingkan mengeksplorasi Thien Mu Pagoda karena memang matahari siang ini sangat panas.
            Sesudah itu, kami kembali ke perahu menuju objek wisata lain, yaitu Hon Chen Temple. Saat memasuki kawasan wisata ini, kita akan ditagih 40.000 VND untuk tiket masuk. Untungnya saat Dreamland berada di kuil ini ada rombongan orang Vietnam yang sedang sembahyang dengan kostum unik, sehingga bisa diabadikan momen ini. Kuilnya sendiri kecil dan sebenarnya tidak worth it untuk dikunjungi. Tapi ya sudahlah tidak ada salahnya untuk melihat seremonial yang ditampilkan, bukan?
            Kami kembali lagi ke perahu untuk makan siang dengan menu yang sudah disediakan. Seperti biasa, minuman tidak termasuk dalam menu makanan jadi bayar sendiri. Begitulah tur di Vietnam yang selalu tidak menyediakan minuman gratis. Setelah makan siang sekadarnya dengan menu ala kadarnya, kami pun berhenti di sebuah dermaga untuk berganti transportasi dengan bus menuju makam-makam yang ada di Hue.
            Kami pun naik bus dengan rute jalan yang sempit dan berlubang. Destinasi pertama kali dengan bus adalah Minh Mang Tomb. Perjalanan menuju Minh Mang Tomb ini memakan waktu 20 menit. Sesampainya di Minh Mang Tomb, Dreamland membeli tiket masuk seharga 100.000 VND sendiri dibandingkan dibelikan tur guide karena ingin mendapatkan bukti karcis masuk. Lokasi makam ini cukup terpencil dan ada beberapa kios yang menjajakan makanan dan minuman di bagian depannya.
            Makam Minh Mang ini boleh dikatakan sangat bagus dan terawat dengan baik. Lokasinya yang luas dan danau yang besar membuat suasana makam ini jadi teduh. Belum lagi ada pasukan patung yang berbaris memberi kesan mistis tersendiri. Mengingat kompleks makam yang luas, banyak peserta tur yang memilih ngacir sendiri untuk melihat langsung makam Minh Mang dibandingkan mendengarkan tur guide bercerita sejarah. Toh sejarahnya bisa dilihat di internet, bukan?
            Makam ini terdiri dari banyak bangunan kuil, taman, danau, jembatan, hingga akhirnya berakhir di sebuah benteng raksasa di bagian akhirnya. Rupanya makam ini disembunyikan dan hanya dibuka 1 tahun 1 kali. Astaga makam saja harus ditanam di dalam bukit saking takut dicuri mungkin ya. Minh Mang ini memimpin Dinasti Nguyen dari 1820 – 1841 jadi bangunannya kuno dan betul-betul mencerminkan gaya bangunan pada masa itu ya.
            Setelah puas berkeliling makam Minh Mang, kami semua langsung menuju ke bus untuk beranjak ke makam selanjutnya, yakni Khai Dinh Tomb. Perjalanan menuju Khai Dinh Tomb ini memakan waktu 20 menit dari Minh Mang Tomb. Kami harus melewati jembatan dan sungai terlebih dahulu untuk mencapai lokasi makam yang satu ini. Sesampainya di Khai Dinh Tomb lagi-lagi Dreamland harus membayar 100.000 VND untuk tiket masuk. Dreamland pun disambut matahari yang sangat amat panas dan terik di sini.
            Makam Khai Dinh ini boleh dikatakan paling kecil dan berundak-undak ke atas, tapi kualitas bangunan dan interior bangunannya boleh dikatakan paling spektakuler. Terdapat pasukan tentara di bagian bawah yang berbaris di 2 sisinya. Sebagai raja ke-12 dari Dinasti Nguyen, dia memimpin dinasti ini dari periode 1916 – 1925. Tidak banyak yang bisa dilihat di makam ini, selain singgasana raja yang sangat mewah, bangunan yang dilapisi perhiasan, serta perabot raja yang mahal harganya. Tak ketinggalan ada foto Khai Dinh di bagian tengah bangunan.
            Mengingat luas makam yang kecil, kita pun tidak berlama-lama dan langsung naik bus menuju lokasi selanjutnya, yakni Tu Duc Tomb. Dreamland sebenarnya agak khawatir dengan tur ini karena Dreamland ingin mengunjungi Citadel sebelum pergi ke Hanoi malam ini. Semoga saja keburu kata Dreamland dalam hati. Sebelum mencapai Tu Duc Tomb yang berjarak 15 menit, kita mampir dulu di tempat bikin hio dan belanja oleh-oleh sekitar 10 menit.
            Selanjutnya Dreamland sampai di Tu Duc Tomb dan lagi-lagi membayar 100.000 VND untuk tiket masuk. Tiket diperiksa dan Dreamland pun langsung mengeksplorasi makam yang sedang dibangun ini dengan seksama. Sayang sekali air danau di makam ini sedang kering jadinya tidak menarik sama sekali. Belum lagi banyak bangunan sedang dipugar dan semua sedang diperbaiki. Meskipun lokasinya paling luas dan besar, tapi makam Tu Duc paling jelek karena banyak pembangunan di sana sini. Sayang sekali.
            Dreamland mengeksplorasi berbagai bangunan dan sudut makam yang luar biasa raksasa. Kemudian menemukan juga makam yang benar-benar berbentuk makam di Tu Duc Tomb ini. Ada batu nisan yang memang betul tempat bersemayam Tu Duc King ini sebagai raja keempat dari Dinasti Nguyen yang memimpin pada periode 1848 – 1883. Setelah puas berkeliling makam Tu Duc yang luar biasa besar dan agak tidak terawat ini, Dreamland duduk di rest area di luar kompleks makam dan membeli air minum besar seharga 10.000 VND dari harga 20.000 VND yang ditawarkan.
            Setelah semua berkumpul, Dreamland langsung masuk ke bus untuk menuju tempat destinasi akhir, yakni Citadel. Buat peserta tur yang tidak akan ke Citadel akan diantar kembali ke hotel masing-masing. Mengingat waktu Dreamland yang sangat amat terbatas, jadilah Dreamland ikut tur ke Citadel ini dan harus membayar 150.000 VND. Dari tempat parkir bus dekat jembatan menuju Citadel, Dreamland berjalan sampai benteng yang mempunyai bendera Vietnam raksasa yang berkibar dengan megah.
            Kemudian tur guide kali ini yang membelikan tiket masuk seharga 150.000 VND dan kami semua masuk ke kompleks Citadel setelah melewati pintu masuk yang dipenuhi eceng gondok danaunya. Sayang sekali tidak dirawat jadi berbau busuk seperti ini. Citadel ini boleh disamakan dengan Forbidden City di Beijing, sayangnya sudah banyak yang hancur jadi nilai historisnya berkurang drastis deh Citadel Hue ini.
            Selanjutnya, Dreamland harus mengikuti rute yang ditetapkan tur guide karena jam batas akhir jemputan Dreamland untuk bus ke Hanoi adalah pukul 17.00. Dreamland pun berlari ke sana kemari karena mengejar waktu. Dreamland melihat Citadel ini dulunya bekas tempat pemerintahan Dinasti Nguyen. Sayangnya karena serangan bom Amerika jadinya rusak parah di setiap sudutnya. Intinya Dreamland melihat berbagai benda dan peninggalan Citadel yang masih tersisa. Ada bagian depan monumen yang tidak boleh dipotret entah kenapa, tapi bisa saja dipotret karena letaknya terbuka kalau mau.
            Ada pavilion tempat tinggal ratu, tempat minum teh, lorong khas China, dan danau yang mengering karena cuaca panas. Rata-rata bangunannya kosong dan tidak ada ornamen apapun. Kompleksnya luar biasa besar, tapi ada bagian yang penuh dengan rumput ilalang jadi terkesan kumuh dan tidak terawat. Di dalam juga ada Forbidden Purple City yang tidak jelas bentuknya karena sudah rata dengan tanah dan hanya dilambangkan dengan 2 buah singa yang berada di sisi kanan dan kiri tangga.
            Selanjutnya ada perpustakaan yang berubah fungsi jadi tempat suvenir dan terakhir kita melihat tempat menonton teater kerajaan yang bangunannya cukup lumayan megah. Selesai itu kita pun keluar Citadel dari gate yang berbeda dan menunggu taksi datang. Jam tepat menunjukkan pukul 17.00. Dreamland sendiri sudah cukup panik dan takut ditinggal, tapi tur guide mengatakan jangan khawatir karena biasanya jemputan bus ke Hanoi itu ngaret.
            Dreamland dan 2 orang bule pun naik taksi Mailinh menuju hotel. Mereka sendiri berhenti di pinggir jalan dan akhirnya mengucapkan perpisahan, sementara Dreamland menuju Google Hotel. Sesampainya di hotel, alangkah leganya Dreamland melihat jemputan bus belum datang. Justru baru datang 35 menit kemudian. Insiden buru-buru tur dan angkutan yang ngaret ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.
            Singkat kata, Dreamland dan bule lain yang menunggu jemputan ke Ninh Binh di resepsionis pun akhirnya dijemput menjelang jam 18.00. Kami diantar dengan minivan yang sudah penuh sesak dengan orang asing yang mau pergi ke Hanoi. Setibanya di bus terminal Hue yang ada di tempat parkir dekat Citadel, setiap orang diberikan kantong keresek untuk mewadahi alas kaki yang dikenakan agar tidak kotor di sleeper bus ini. Dreamland sendiri untung mendapat bangku di bagian bawah yang secara privat, sehingga bisa duduk dengan nyaman.
            Perjalanan pun dimulai dan bule yang duduk di kursi paling belakang yang terdapat 3 bangku dari Irlandia merasa tersiksa karena sempit, sehingga posisinya bolak balik ganti tempat duduk. Kasihan sekali. Bus pun berangkat menembus malam menuju Hanoi. Bus sempat berhenti satu kali selama 30 menit untuk makan malam di sebuah rest area. Kita bisa mengisi air minum gratis di galon air yang ada di tengah ruangan. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya bus kembali berangkat ke Hanoi.
            Dalam perjalanan, ada seorang gadis dari keluarga Vietnam yang berjalan menuju Dong Ha duduk di sebelah Dreamland. Dreamland ajak saja melihat berbagai bangunan yang ada di Vietnam selama perjalanan dan dia menjelaskan cara mengucapkan dalam bahasa Vietnam. Tak terasa dia pun mencapai destinasinya dan dia pun berpamitan dengan Dreamland. Sebelumnya Dreamland meminta dia berdiri dan mengambil fotonya. Itulah perjalanan. Kita tak pernah tahu siapa yang duduk di sebelah kita dan cerita apa yang bisa didapatkan dari setiap orang yang ditemui.
            Selanjutnya bus pun melaju terus menurunkan dan menambah penumpang seenaknya sepanjang jalan sampai malam berganti. Tampaknya penumpang gelap yang naik turun sepanjang jalan ini uangnya masuk ke kantong petugasnya sendiri karena tidak diberi karcis. Hal ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment. Singkat kata, malam pun membuat semua penumpang mengantuk dan akhirnya mata pun terpejam menikmati dinginnya AC sleeper bus dan hangatnya selimut yang disediakan.
            Tak sabar rasanya ingin memulai petualangan di Hanoi esok hari yang penuh dengan kejutan. Hanoi, I’m coming!

Hue, Vietnam, 17 Agustus 2015

Dreamland Traveller

Catatan:
- Vietnam menggunakan mata uang Vietnam Dong (VND) sebagai mata uang yang sah.
- Nilai 1 USD saat Dreamland melakukan perjalanan sangat bervariasi, tergantung keberuntungan saat menukarkan uang di money changer, toko emas, ataupun tempat yang bisa menukarkan mata uang asing, mulai dari 22.010, 22.100, dan 22.200 VND.
- Perhatikan mata uang VND saat berada di money changer karena nominal mata uang yang besar dan bisa jadi petugas “nakal” untuk pura-pura tidak memberikan uang sesuai jumlah yang disepakati (modus ini beberapa kali Dreamland alami).
- Transportasi di Danang International Airport hanyalah taksi dan tidak ada bus umum. Pastikan untuk menawar harga dengan seminim mungkin karena jarak kota sangat dekat dengan bandara. Pilihlah taksi yang terpercaya, seperti Vinasun dan Mailinh agar tidak ditipu oleh pelayanan yang tidak memuaskan.
- Bus umum dari Danang – Hoi An berwarna kuning dapat dicapai di halte atau bus terminal dengan harga 50.000 VND jika membawa barang. Jika tidak membawa, Dreamland bertanya ke orang lokal hanya membayar 30.000 VND.
- Tempat wisata di Danang, antara lain Marble Mountain, Cham Museum, dan Danang Beach.
- Tempat wisata di Hoi An adalah My Son, Hoi An Ancient Town, dan Japanese Covered Bridge.
- Tempat wisata di Hue adalah Citadel, Khai Dinh Tomb, Tu Duc Tomb, Minh Mang Tomb, Gia Long Tomb, Thien Mu Pagoda, Perfume River, Hai Van Pass, dan Lang Co Beach.
- Pastikan untuk menanyakan tur ke beberapa operator untuk mencegah harga yang kemahalan dan tidak membooking di hostel atau hotel (sebaiknya).
- Vietnam sangat senang mematok harga turis pada orang asing, tawarlah apapun di Vietnam dengan harga seminim mungkin agar tidak kemahalan karena mereka menaikkan harga antara 100 – 250% dari harga aslinya.
- Bawa payung, topi, dan masker karena cuaca di Vietnam saat Dreamland melakukan perjalanan sangat panas dan berakibat pada kulit yang gosong sepulang perjalanan.

~ oOo ~

No comments:

Post a Comment

Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.