Day
8 : Heavy Trekking and Peaceful Sapa
Tak
terasa Dreamland sudah sampai di Sapa pada pukul 4 dini hari. Dengan mata yang
masih sangat mengantuk dan badan yang malas bergerak, Dreamland pun melihat
begitu banyak orang berpakaian adat khas Vietnam Utara sudah menunggu kami
semua di luar bus. Dengan rasa kantuk yang masih sangat terasa, Dreamland pun
bangun, membereskan barang bawaan, dan akhirnya turun keluar bus. Di luar bus,
Dreamland dikerubuti orang-orang dari suku minoritas Sapa yang membawa banyak
barang dagangan berupa kerajinan tangan.
Rupanya
bus diparkir di dekat danau yang sangat indah di kota Sapa. Dengan udara khas
pegunungan yang sejuk dan hawa udara layaknya Puncak, rasanya begitu
menyegarkan Dreamland setelah hampir 1 minggu berjibaku dengan udara panas
Vietnam yang menyengat. Dreamland sempat kebingungan dengan tur Sapa ini karena
hampir 20 menit tidak ada tanda-tanda tur guide yang akan menjemput Dreamland
untuk pergi ke manapun. Demikian juga bule yang kebingungan dengan hal yang
harus dilakukan.
Akhirnya
ada seorang tur guide lokal yang menghampiri dan memberikan sejumlah daftar
nama. Untungnya nama Dreamland ada di sana dan Dreamland diminta menunggu di
sini. Lagi-lagi dengan penuh ketidakpastian Dreamland menunggu lagi 10 menit
dan mulai kebingungan karena apa lagi yang mereka tunggu. Ketidakprofessionalan
tur Sapa ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment. Intinya,
berbagai insiden menyebalkan ini akan terus berlanjut sampai Dreamland pulang
dari Sapa dengan jasa tur ini.
Singkat
kata, pemandu yang melihat Dreamland kebingungan akhirnya meminta Dreamland
untuk naik motor dibonceng bersamanya. Rupanya sebagian anggota rombongan tur
sudah berjalan kaki mengikuti pemandu lainnya. Pokoknya benar-benar membuat
bingung ya tur Sapa ini! Sesudah itu Dreamland diminta berjalan kaki bersama
rombongan melewati Sapa Square, gereja, Sapa Market, dan jalan menurun menuju
Auberge Hotel.
Sesampainya
di hotel, kita semua diberi pengarahan tentang apa yang akan dilakukan dan
diminta untuk menyimpan barang yang tidak diperlukan di ruang bagasi hotel yang
tidak terpakai di belakang. Sesudah itu, kita diberi sejumlah pilihan untuk
sarapan pagi di hotel secara gratis TAPI minuman harus bayar sendiri. Nah
itulah tur Vietnam jadi pastikan bawa air minum sendiri dari Hanoi ya supaya
menghindari pengeluaran yang tidak diperlukan akibat tidak bawa minum.
Dreamland pun memesan roti dengan telur mengingat tidak ada menu nasi yang
mengenyangkan dan terlihat paling mending dibandingkan yang lain.
Saat
Dreamland sarapan, rupanya ada seorang bule Eropa yang tersasar masuk ke
rombongan tur ini. Dia salah mengikuti tur dan berakibat pada kebingungan
operator jasa tur yang harus diikuti. Eh si pemandu tur ini justru malah
menyalahkan orang lain lagi dan tidak mau bertanggung jawab. Tampaknya memang
jasa tur yang dipilihkan Hoan Kiem Hostel ini benar-benar murahan sekali ya
service dan cara penanganan peserta turnya sangat amat tidak professional.
Tampak si bule memaki-maki dan kecewa, serta kebingungan dengan semua kekacauan
ini.
Sesudah
sarapan, Dreamland masih punya waktu yang cukup untuk melakukan banyak hal
karena kita akan berangkat menuju homestay pada pukul 09.30. Dreamland mengisi
waktu dengan berkeliling hotel, kemudian berjalan kaki ke area bawah untuk
melihat berbagai macam toko yang ada. Sapa ini rupanya sudah menjadi salah satu
tujuan favorit turis, ditandai dengan banyaknya hotel, toko, dan restoran yang
dibuka di sini. Belum lagi yang bikin kaget suku minoritasnya bisa berbahasa
Inggris dengan SANGAT baik dibandingkan orang di Hanoi. Pelatihan Inggris secara
learning by doing bagi suku minoritas
Sapa ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.
Sesudah
waktu yang ditentukan tiba, Dreamland kembali ke tempat pertemuan dan bertemu
seorang wanita yang menjadi pemandu menuju kampungnya untuk memulai perjalanan
trekking hari ini. Dia pun memandu kami untuk berjalan keluar menuruni jalan
menuju lokasi trekking. Sebelum Dreamland mengikuti pemandu, sempat terjadi
kecelakaan motor di jalan ini yang intinya bikin keramaian, tapi sekarang semua
sudah aman terkendali rupanya. Dreamland pun terus mengikuti pemandu berjalan
di jalan besar yang berbatu dan terjal.
Sepanjang
perjalanan, Dreamland hanya melihat restoran, hotel, dan toko di jalan yang
besar tadi. Sementara itu jalan besar selanjutnya hanyalah pepohonan dan
pemandangan alam yang luar biasa indah di sisi sebelah kanan. Memang Sapa ini
terkenal dengan pemandangan alam khas desa yang sangat memukau karena terletak di
bukit yang cukup tinggi. Sawah yang menguning, pepohonan yang hijau, dan
undakan bukit yang berstruktur teratur menjadi sebuah panorama yang sangat
menakjubkan.
Dreamland
dan rombongan yang kebanyakan bule terus berjalan kaki melewati kumpulan pepohonan
yang lebat dan jalan besar yang berlubang hingga sampai di sebuah tempat
pemeriksaan tiket. Rupanya ada biaya sebesar 50.000 VND untuk orang dewasa jika
ingin memasuki kawasan ini. Berhubung Dreamland sudah pakai jasa tur dari
Hanoi, jadi pemandu tur mengurus semua hal berkaitan dengan tiket ini. Setelah
itu, kami terus berjalan sampai lokasi trekking yang sesungguhnya dimulai.
Jalan
trekking di Sapa ini sangat terjal, licin, dan berbatu. Kita harus sangat
berhati-hati untuk memijakkan kaki di batu yang ada. Alas kaki yang dipakai pun
harus sesuai dengan medan jalan yang sangat terjal ini. Rupanya bule sangat
ahli untuk berjalan dengan medan jalan seperti ini. Mereka bisa mendahului
Dreamland dengan sangat cepat karena kemampuan trekking mereka yang sangat luar
biasa dan postur tubuh yang tinggi. Sepanjang jalan, beberapa orang dari suku
minoritas membantu Dreamland berjalan melewati berbagai medan yang ada dengan
memegang tangan agar berhati-hati.
Rute
trekking ini sangat panjang dan melelahkan bagi Dreamland karena kita terus
menerus berjalan tanpa henti. Istirahat yang dilakukan pun hanya 5 menit di pos
istirahat yang ada, setelah itu kami semua kembali berjalan. Jalan yang
ditempuh terus menurun dan menurun karena kita akan menuju kampung yang berada
di bawah kota Sapa. Pokoknya benar-benar olahraga yang sangat melatih kaki dan
tangan agar terus bergerak tanpa henti melewati medan yang ada.
Dreamland
melewati sawah yang sangat indah, bukit pepohonan yang rindang, serta tanaman mariyuana
yang bebas ditanam di sini. Rupanya tanaman yang menjadi bahan baku pembuatan
narkoba itu dibiarkan bebas tumbuh di Sapa. Selanjutnya beberapa orang suku
minoritas membuat kuda-kudaan dan beberapa bentuk ornamen tertentu dari tanaman
mariyuana. Lucu juga ya mereka bisa berkreasi seperti ini. Ada seorang wanita
Sapa yang menggendong anaknya dari atas ke bawah di ransel anyaman. Apa tidak
merasa capek ya atau sudah terbiasa?
Selanjutnya
Dreamland berada di lapangan berbukit yang sangat lapang untuk beristirahat. Di
sini ada penjual makanan dan minuman ringan dengan harga yang sangat mahal.
Tentu Dreamland tidak membeli karena sudah membawa minum di ransel. Ada kerbau
juga yang sedang berjalan bebas di sini. Selanjutnya kami berjalan lagi
menuruni bukit, melewati beberapa view point yang indah, dan jalan besar yang
berbatu. Banyak sekali motor yang berseliweran ke sana kemari di jalan besar
menuju kampung ini.
Meskipun
kondisi matahari mulai panas siang ini, tapi aliran sungai di Sapa ini rupanya
tetap ada. Airnya sangat jernih dan bening. Kelestarian alam yang dijaga di
area Sapa ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment. Dreamland
melewati jalan yang ditimbun oleh tanah longsor, selanjutnya melewati jalan
setapak lagi, hingga akhirnya tiba di sebuah jembatan di bagian bawah bukit.
Kemudian Dreamland meneruskan lagi perjalanan dengan jalan kaki ke medan
selanjutnya dengan kaki yang sudah sangat capek.
Dreamland
sendiri sudah tertinggal jauh dengan bule yang satu rombongan di depan.
Dreamland pun terus berjalan hingga akhirnya tiba dengan pemandangan sungai,
kampung, dan sawah yang membentuk panorama sempurna, kemudian melewati sebuah
pabrik Thuy Tien Lao Chai yang entah memproduksi apa. Selanjutnya Dreamland
berjalan ke sebuah kawasan yang penuh dengan rumah pondok kayu dan akhirnya
berhenti di sebuah rumah makan lokal yang ada di kampung minoritas.
Tur
guide lokal entah mengapa lama sekali memesan makanan untuk kami yang sudah
sangat kelaparan. Nah di sinilah jebakan batman dimulai. Orang-orang dari suku
minoritas yang memandu Dreamland dari atas ke bawah ini mulai menawarkan
dagangannya yang harus dibeli sebagai UPAH atas jasa menemani yang sudah
dilakukan. Mereka akan menjual barang dengan harga yang SANGAT mahal dan tidak
masuk akal. Hal ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment. Nah
bule lain pun ditawarkan benda-benda kerajinan tangan, tapi lebih cuek karena
tidak pernah dibantu oleh suku minoritas ini.
Akhirnya
Dreamland membeli beberapa benda dari beberapa orang sebagai upah jasa atas
bantuan yang sudah mereka berikan. Eh tiba-tiba datang ibu-ibu yang ketemu di
atas dan cuma bilang Hi saja minta dibeli juga. Dreamland sih menolak membeli
barang dari ibu ini dan dia menggerutu sepanjang jalan pulang ke kampungnya
karena ditolak. Toh dia juga ga membantu apa-apa kok minta dibeli. Setelah
perut super keroncongan, barulah makanan datang. Itu pun hanya 3 macam dan
sayur saja saudara-saudara. Benar-benar rugi ya ikut tur Sapa ini!
Setelah
makan siang berakhir dengan sangat amat lambat, Dreamland pergi ke toilet dulu
sebelum akhirnya kita diminta untuk melanjutkan perjalanan. Tur guide mengajak
kita untuk menyeberangi jembatan merah, kemudian melihat kondisi kampung mereka
yang ibarat rumah-rumah kampung yang ada di Garut. Kondisi rumah di kampung
Hmong ini sangat tradisional dan terbuat dari kayu umumnya. Tidak seperti di
Indonesia yang justru dibeton rumah-rumah kampungnya.
Selanjutnya,
kami semua melewati jalanan khas kampung, mulai dari melihat kerbau mandi di
lumpur, kemudian rumah tradisional, pasar kecil, hingga akhirnya toko jualan
suvenir dan kerajinan tangan yang ada. Tur guide pun sempat berhenti di sebuah
toko untuk memeragakan cara pembuatan pakaian tradisional suku minoritas dengan
alat yang sangat tradisional. Dengan matahari yang sudah sangat terik jadinya
kepala Dreamland nyut-nyutan dan harus minum banyak air akibat dehidrasi yang
sangat parah.
Dreamland
pun melewati satu-satunya sekolah anak SD di kampung, kemudian melewati
beberapa homestay komersil yang disewa untuk turis asing yang melakukan
perjalanan secara independen. Rupanya ada juga proyek pembangunan yang sedang
dilakukan secara besar-besaran di sini. Semoga saja Sapa nantinya tidak jadi
terlalu komersil dan justru merusak pesona alam yang sesungguhnya “dibeli”
turis di sini. Dreamland melihat ada jasa massage, bar, dan akhirnya sampai di rumah
penduduk setelah melewati jalan setapak yang menanjak.
Di
rumah penduduk yang satu ini, kami akan menginap selama 1 malam. Kami
dipersilahkan duduk dan minum teh yang sudah disediakan. Berhubung hari yang
sangat terik dan rasa haus yang sangat, Dreamland pun langsung minum teh yang
disediakan. Kami diperbolehkan melakukan berbagai aktivitas secara bebas
sesudah ini karena sekarang waktunya free time. Beberapa dari bule ada yang
langsung pergi ke bar, ada juga yang melihat ranjang di lantai atas, sementara
Dreamland memilih tidur di kelambu bagian bawah.
Setelah
tidur selama 2,5 jam, hari pun beranjak sore. Dreamland pun segera keluar untuk
berjalan santai melewati kampung yang ada. Ada anak-anak kecil yang sedang
bermain, ada orang kampung yang sedang diobati dengan semacam buah dan ramuan
herbal akibat luka, dan ada juga kumpulan kerbau yang sedang berada di kandang.
Suasana sore pun semakin indah dengan adanya sunset. Rupanya di kampung sekecil
ini ada juga gereja yang sedang beribadah ya. Mengingat hari mulai gelap,
Dreamland kembali ke jalan semula untuk pulang ke rumah penduduk.
Sesampainya
di rumah penduduk, pemilik rumah sedang memasak makan malam untuk kami. Kami
pun menunggu dengan bergantian menggunakan kamar mandi yang hanya 1 untuk 15
orang, kemudian duduk di ruang depan. Pukul 18.00, makan malam sudah tersaji
dan kami pun langsung makan dengan lahap. Sesudah makan, beberapa dari kami ada
yang membantu membereskan piring dan menaruhnya di tempat cuci. Beberapa ada
yang minum sebuah ramuan alkohol yang sangat keras yang disajikan tuan rumah.
Dreamland sendiri tidak kuat dengan minuman keras ini.
Kegiatan
malam hari diisi dengan acara main kartu oleh rombongan Spanyol yang berjumlah
6 orang, kemudian kami sendiri berpisah untuk melakukan kegiatan masing-masing.
Orang Yunani, Canada, Thailand, Spanyol, dan Dreamland tentunya dari Indonesia
melakukan aktivitas yang berbeda-beda. Mulai dari mengobrol, pergi ke kafe di
bawah, hingga bersembunyi membaca buku di ruang atas. Colokan listrik pun penuh
oleh HP yang dicas. Mengingat Dreamland akan pulang ke terminal bus Sapa pada
pagi hari, Dreamland pun memutuskan untuk beristirahat lebih awal dibandingkan
yang lain agar mempersiapkan tubuh dengan fit untuk perjalanan esok hari.
Dreamland
pun gosok gigi dan akhirnya tidur di kelambu lantai bawah yang disediakan tuan
rumah. Senang sekali rasanya bisa mengenal Sapa sekilas sebagai kampung yang
damai, teduh, dan bersahaja. Padahal kalau saja pemerintah Indonesia mau, kita
bisa membuat wisata desa ini hidup dan menyejahterakan ekonomi lokal. Hal ini
akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment. Tak sabar rasanya
menanti perjalanan esok hari untuk pulang ke Hanoi menuju Danang yang pastinya
akan melelahkan. Nantikan perjalanan pulang Dreamland esok hari hanya di
Dreamland Traveller.
Sapa, Vietnam, 21 Agustus 2015
Dreamland Traveller
Catatan:
- Vietnam menggunakan mata uang Vietnam Dong (VND)
sebagai mata uang yang sah.
- Nilai 1 USD saat Dreamland melakukan perjalanan
sangat bervariasi, tergantung keberuntungan saat menukarkan uang di money
changer, toko emas, ataupun tempat yang bisa menukarkan mata uang asing, mulai
dari 22.010, 22.100, dan 22.200 VND.
- Perhatikan mata uang VND saat berada di money
changer karena nominal mata uang yang besar dan bisa jadi petugas “nakal” untuk
pura-pura tidak memberikan uang sesuai jumlah yang disepakati (modus ini
beberapa kali Dreamland alami).
- Transportasi di Danang International Airport
hanyalah taksi dan tidak ada bus umum. Pastikan untuk menawar harga dengan
seminim mungkin karena jarak kota sangat dekat dengan bandara. Pilihlah taksi
yang terpercaya, seperti Vinasun dan Mailinh agar tidak ditipu oleh pelayanan
yang tidak memuaskan.
- Bus umum dari Danang – Hoi An berwarna kuning
dapat dicapai di halte atau bus terminal dengan harga 50.000 VND jika membawa
barang. Jika tidak membawa, Dreamland bertanya ke orang lokal hanya membayar
30.000 VND.
- Tempat wisata di Danang, antara lain Marble
Mountain, Cham Museum, dan Danang Beach.
- Tempat wisata di Hoi An adalah My Son, Hoi An
Ancient Town, dan Japanese Covered Bridge.
- Tempat wisata di Hue adalah Citadel, Khai Dinh
Tomb, Tu Duc Tomb, Minh Mang Tomb, Gia Long Tomb, Thien Mu Pagoda, Perfume
River, Hai Van Pass, dan Lang Co Beach.
- Tempat wisata di Hanoi adalah Ho Chi Minh
Mausoleum, One Pillar Pagoda, Temple of Literature, Hoan Kiem Lake, Army History
Museum, Ho Chi Minh Museum, Dong Xuan Market, dan lain sebagainya.
- Paket tur Halong Bay tersedia dalam 3 kategori,
yakni budget, medium, dan luxury. Pilihlah paket tur sesuai budget yang Anda
siapkan, mulai dari 50 – 120 USD. Jangan lupa untuk menuliskan semua fasilitas
yang Anda dapatkan di kuitansi agar tidak ditipu untuk membayar biaya tambahan
ini dan itu.
- Transportasi di Hanoi sangat mudah dengan bus umum
berwarna kuning seharga 7.000 VND, xe om/ojek (tawar menawar), becak, dan
taksi. Rata-rata tempat wisata di Hanoi bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari
kawasan Old Quarter.
- Wisata di Sapa identik dengan trekking atau lintas
alam. Pakailah sepatu yang nyaman agar memudahkan kita untuk berjalan di medan
yang berbatu-batu dan licin.
- Jika tidak ingin membeli barang dari suku
minoritas di Sapa, sebaiknya menjaga jarak agar tidak terlalu banyak mengobrol
dengan mereka. Jika terlalu akrab, sesampainya kita di kampung mereka, kita
akan dikejar-kejar untuk membeli suvenir yang mereka beli dari tempat lain
dengan harga yang mahal.
- Pastikan untuk menanyakan tur ke beberapa operator
untuk mencegah harga yang kemahalan dan tidak membooking di hostel atau hotel
(sebaiknya).
- Vietnam sangat senang mematok harga turis pada
orang asing, tawarlah apapun di Vietnam dengan harga seminim mungkin agar tidak
kemahalan karena mereka menaikkan harga antara 100 – 250% dari harga aslinya.
- Bawa payung, topi, dan masker karena cuaca di
Vietnam saat Dreamland melakukan perjalanan sangat panas dan berakibat pada kulit
yang gosong sepulang perjalanan.
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.