Day
2 : Namaste Nepal dan Eksplorasi Thamel Area
Setelah tertidur ala kadarnya selama
4 jam di klia2, Dreamland pun bangun sekitar pukul 07.00 setelah bersantai
sejenak di area karpet sebelum akhirnya pergi ke toilet untuk membersihkan
diri. Sesudah mengumpulkan nyawa, Dreamland pun berkeliling Gateway @klia2 yang
mulai ramai dikunjungi oleh calon penumpang. Dreamland melihat berbagai toko
pakaian, supermarket, dan berbagai hal menarik lainnya sebelum akhirnya makan
pagi di food court Quinzin. Dreamland memesan nasi lemak sambil mengisi daya
baterai di meja yang tersedia dekat kios Kopitiam.
Sesudah makan pagi, Dreamland pun
menunggu sejenak di Quinzin, kemudian naik ke ruang keberangkatan dan mulai
mengantri untuk mendapatkan boarding pass baru menuju Kathmandu, Nepal. Setelah
mendapatkan boarding pass, Dreamland pun masuk ke dalam, melewati konter
imigrasi, dan memakai jasa Buggy Car yang sangat menghemat waktu untuk berjalan
menuju Gate yang ditentukan, yakni P12.
Setibanya di titik akhir Buggy Car,
Dreamland pun berjalan dan menuruni eskalator menuju Gate P. Suasana klia2 pun
mulai dipenuhi keramaian oleh penumpang yang akan berangkat menuju destinasi
masing-masing. Tanpa membuang waktu, Dreamland pun segera masuk melewati
gerbang pemeriksaan akhir, kemudian menuju pintu P12 yang rupanya letaknya di paling
ujung. Pastikan untuk menyisihkan waktu 2 jam sebelum keberangkatan mengingat
klia2 yang sangat luas.
Begitu mengantri di P12, alangkah
terkejutnya Dreamland melihat antrian yang sangat amat panjang. Rata-rata
antrian didominasi orang Nepal dan juga turis dari China Daratan. Ada juga bule
yang akan terbang ke Kathmandu. Perjalanan memasuki pesawat AirAsia X menuju
Kathmandu pun terasa begitu lama karena antrian yang sangat padat. Satu
fenomena yang unik adalah sekumpulan orang Nepal sibuk memotret setiap sudut
bandara dengan kamera yang mereka miliki dan mereka kompak berhenti di sebuah
titik untuk mulai memotret. Hal ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland
Traveller Moment.
Sesudah memasuki pesawat, Dreamland
pun duduk di kursi yang ditentukan. Sayangnya kursi Dreamland terletak di baris
tengah yang sangat amat tidak nyaman. Jadilah Dreamland “dipepes” selama 4,5
jam perjalanan yang melelahkan akibat tempat duduk yang tidak nyaman. Pesawat
pun mulai berangkat dan tak sabar rasanya Dreamland akan singgah di sebuah
destinasi baru yang belum pernah dikunjungi sebelumnya, yakni Nepal.
Sepanjang perjalanan, Dreamland
menghabiskan waktu dengan membaca buku, tidur, makan makanan pra bayar,
kemudian pergi ke toilet. Ada sebuah fenomena menarik yang terjadi sepanjang
perjalanan, yakni orang Nepal yang bekerja di Malaysia berduyun-duyun pergi ke
toilet. Eh sesudah digunakan, kok air kencingnya dibiarkan penuh tanpa diflush.
Sampai-sampai pramugara harus rutin pergi ke WC untuk melakukan flush dan
menempel peringatan dalam Bahasa Nepal. Hal ini akan Dreamland bahas dalam
Dreamland Traveller Moment.
Begitu pesawat akan mendarat di
Bandara Tribhuvan, orang-orang Nepal ini sibuk melihat keluar ke jendela.
Bahkan saat pesawat akan landing, ada penumpang yang berdiri demi melihat
pemandangan di jendela sampai harus ditegur oleh pramugara yang bertugas.
Sesudah mendarat di Kathmandu, pintu depan dan belakang pesawat AirAsia X
dibuka dan semua penumpang dipersilahkan keluar dan memasuki bus yang telah
disediakan.
Dreamland kira perjalanan dari
pesawat ke terminal kedatangan jauh, eh tahunya hanya selemparan batu saja.
Kami semua pun turun dari bus, kemudian Dreamland melihat patung Buddha yang
menyambut Dreamland di pintu kedatangan. Dreamland pun harus berjalan melewati
lorong bangunan dengan batu bata merah sebelum akhirnya sampai di ruang visa
dan imigrasi. Banyak sekali bule dan turis asing yang mulai mengisi formulir di
bandara, entah itu melalui mesin yang tersedia ataupun formulir manual.
Mengingat Dreamland sudah mengisi
formulir ini sejak di rumah, jadilah Dreamland tinggal membayar biaya visa di
konter yang ada. Harga visa transit Nepal adalah 5 USD. Dreamland memilih visa
jenis ini mengingat Dreamland akan melanjutkan penerbangan ke Delhi esok pagi.
Sesudah itu, Dreamland mengantri di tempat penukaran uang yang ada tepat di
sebelah konter pembayaran visa. Kursnya 1 USD adalah 105 NPR, eh begitu
Dreamland mengantri malah uangnya habis oleh orang Nepal yang pulang dari
Malaysia.
Alhasil Dreamland hanya bisa gigit
jari dan mulai mengantri di konter imigrasi untuk ditempel visa transit yang
sudah dibayar. Sesudah visa ditempel, Dreamland pun keluar dan turun menuju
Baggage Claim area yang sangat amat sederhana. Sebelum memasuki Baggage Claim
area, barang bawaan kabin akan discan oleh mesin terlebih dahulu. Saat
Dreamland datang ke area Baggage Claim, banyak sekali penumpang yang membawa
peralatan trekking dan orang Nepalnya sendiri banyak membawa barang elektronik
berukuran besar, seperti TV, DVD, dan lain sebagainya.
Mengingat Dreamland tidak mempunyai
bagasi yang dimasukkan ke pesawat, Dreamland langsung keluar dan melewati bea
cukai yang diawasi oleh petugas. Bagasi yang berukuran besar akan dicek dan
diminta membayar cukai jika melebihi ketentuan. Jadi pastikan untuk membawa
barang seperlunya saat traveling ke Nepal ya. Sesudah itu, ada konter informasi
turis, money changer, dan konter taksi berbayar yang sangat mahal.
Mengingat Dreamland membutuhkan mata
uang Nepal untuk naik taksi, jadilah Dreamland menukar mata uang di money
changer bandara seperlunya. Dreamland hanya menukar 10 USD saja. Yang bikin
sakit hati adalah kurs money changer sesudah imigrasi sangatlah rendah, yakni
104 per 1 USD. Untung hanya menukar sedikit. Sesudah mendapat asupan uang
Nepal, Dreamland pun berjalan keluar bandara.
Dreamland sendiri memilih untuk
tidak naik taksi di area bandara karena sangat mahal dan tidak terjangkau.
Dreamland keluar dari Bandara Tribhuvan dengan berjalan kaki di trotoar yang
tersedia mengikuti orang lokal. Sepanjang jalan, Dreamland ditawari jasa taksi,
namun Dreamland memilih keluar bandara terlebih dahulu. Sesudah keluar dari
kawasan bandara, Dreamland pun disuguhkan pemandangan jualan kaki lima yang
sangat khas layaknya di Indonesia.
Dreamland pun bertanya ke orang
setempat tentang rute bus, namun tidak ada yang bisa memberikan jawaban pasti.
Taksi demi taksi berlalu lalang di depan Dreamland dan menawarkan jasanya.
Dreamland pun bertanya tarif yang diberikan. Mereka memasang tarif yang sangat
tinggi, yakni 700 NPR untuk pergi ke Thamel awalnya. Mengingat Dreamland sudah
tahu kisaran taksi dari hasil browsing, Dreamland pun menawar 300 NPR. Mereka
pun mulai menurunkan harga dari 700 NPR ke 500 NPR, hingga 400 NPR. Dreamland
tidak bergeming sampai akhirnya ada taksi yang mau mengantar Dreamland dengan
tarif 300 NPR.
Pentingnya riset sebelum berwisata
ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment. Dreamland pun
menempuh perjalanan selama 20 menit menuju area Thamel yang menjadi tempat
menginap Dreamland. Sepanjang jalan, Dreamland melihat suasana Kathmandu
sangatlah berdebu. Jalan yang ada penuh dengan lubang dan berbatu, sehingga
goncangan sangat terasa selama perjalanan. Orang-orang yang ada di Kathmandu
sangatlah bervariasi. Ada yang terlihat seperti orang Chinese, India, ataupun
muka Melayu.
Sesampainya di area Thamel, suasana
jalan semakin terasa memburuk. Layaknya jalan di daerah pinggiran, mobil pun
berdisko hebat hingga mencapai lokasi hotel. Akhirnya setelah supir menelepon
ke hotel, Dreamland pun menemukan Hotel Green Orchid di bagian gang yang
menanjak ke atas. Sesudah membayar dan meminta nomor telepon supir taksi,
Dreamland pun melakukan check-in di hotel dan membayar biaya penginapan sebesar
850 NPR.
Resepsionis hotel mengatakan bahwa ada
teman Dreamland yang sudah datang, hanya saja sedang pergi keluar karena
Dreamland belum tiba di hotel. Dreamland pun meminta staf hotel untuk menelepon
Srizan karena Dreamland baru saja tiba dari bandara. Dreamland pun membawa
barang bawaan ke kamar yang cukup lembab dan gelap, serta beristirahat sejenak
sebelum akhirnya kembali ke lobby.
Akhirnya setelah menunggu selama 10
menit, Srizan pun tiba di hotel dan menyambut Dreamland dengan sangat hangat.
Dreamland senang sekali dapat bertemu Srizan setelah hampir 1,5 tahun berpisah
dari konferensi We Day Seattle di Amerika Serikat. Dreamland pun memberikan
oleh-oleh dari Indonesia untuk Srizan sebelum akhirnya memulai jalan-jalan
bersama mengelilingi area Thamel yang dikenal sebagai area backpacker Kathmandu.
Sepanjang jalan di area Thamel,
kondisi jalan begitu rusak parah dan tidak ada trotoar yang tersedia, sehingga
Dreamland harus ekstra berhati-hati melihat jalan agar tidak tersenggol taksi
atau kendaraan yang melintas. Sialnya, saat baru saja 10 menit Dreamland
berjalan, eh hujan deras tiba-tiba mengguyur Kathmandu. Buru-buru Dreamland,
mama, dan Srizan menepi ke pinggir jalan untuk memutuskan aktivitas apa yang
akan dilakukan di tengah hujan deras ini.
Dreamland pun mengusulkan untuk
singgah di sebuah rumah makan, sehingga dapat menghindari hujan dan bisa
mengobrol sejenak setelah 1,5 tahun tidak bertemu. Setelah itu, Dreamland pun
berjalan melintasi hujan menuju sebuah café yang dipenuhi bule yang tampaknya
sama-sama berteduh dari hujan. Srizan pun memesankan makanan khas Nepal untuk
Dreamland dan mama. Selama menunggu, Dreamland dan Srizan bercerita tentang apa
yang terjadi selama 1,5 tahun terakhir dan menelepon teman Nepal untuk
memberitahu Dreamland ada di Kathmandu.
Dreamland pun menikmati masakan
Nepal yang menyerupai masakan Sri Lanka, kemudian mencoba Momo atau sejenis
pangsit isi daging ayam ala Nepal. Sesudah kenyang, kami pun menunggu hujan
cukup reda sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan berkeliling area Thamel.
Thamel sendiri boleh dikatakan sangat sembraut dan tidak teratur. Banyak sekali
toko souvenir, travel agent, hotel, restoran, dan lain sebagainya di area ini.
Sayangnya saat hari beranjak gelap, lampu yang ada kurang memadai untuk
menerangi area Thamel, sehingga Dreamland bisa tersesat jika berjalan sendiri
di area Thamel yang menyerupai labirin ini.
Dreamland, mama, dan Srizan
berkeliling area Thamel dan pertokoan di sekitar Hotel Annapurna yang merupakan
hotel termahal di Kathmandu sebagai venue event bertaraf nasional dan internasional.
Mengingat hujan kembali turun dengan deras, akibatnya perjalanan menjadi serba
tidak nyaman dan hanya sepintas saja melihat berbagai tempat bersejarah yang
ada. Srizan mengatakan semenjak gempa bumi terjadi, banyak sekali bangunan
bersejarah yang hancur dan orang yang meninggal dengan mengenaskan.
Sesudah puas melihat area Thamel
dengan seksama, Dreamland pun kembali ke hotel untuk beristirahat. Dreamland
pun berpamitan dengan Srizan karena akan terbang ke Delhi keesokan harinya dan
berharap bisa berjumpa kembali saat kembali ke Nepal minggu depan. Setelah
berpisah, Dreamland pun naik ke kamar dan alangkah terkejutnya Dreamland saat
pemadaman listrik sedang terjadi di Kathmandu. Alhasil Dreamland tidak bisa
mengisi baterai HP yang sekarat.
Dreamland pun turun ke resepsionis
untuk mengisi baterai dan berbicara dengan staf hotel tentang berbagai tempat
wisata di Nepal. Staf hotel mengatakan bahwa Pokhara adalah tempat yang sangat
bagus di Nepal karena sangat tenang dan memiliki pemandangan yang memukau.
Dreamland hanya menyimak saja karena wisata di Nepal akan dilanjutkan minggu
depan setelah India Trip.
Sesudah pemadaman listrik berakhir,
Dreamland pun naik ke kamar untuk beristirahat dan mandi dengan air seadanya di
kamar mandi luar yang ada. Setelah itu, Dreamland pun beristirahat dengan pulas
karena capeknya menempuh perjalanan panjang dari Kuala Lumpur dan berjalan kaki
di area Thamel. Senang sekali rasanya Dreamland bisa singgah di Kathmandu sejenak
sebelum melanjutkan perjalanan ke Delhi, India esok hari.
Kuala
Lumpur, Kathmandu, Nepal, 16 Agustus 2016
Dreamland
Traveller
Catatan:
-
Nepal menggunakan mata uang Nepalese Rupee (NPR) sebagai mata uang yang sah.
-
Nilai 1 USD adalah 104 - 106 NPR saat Dreamland melakukan perjalanan.
-
Tarif taksi di dalam bandara sangatlah mahal, khususnya taksi kupon berbayar.
Pilihlah taksi di luar bandara karena dapat menghemat pengeluaran Anda hingga
50% dari tarif taksi bandara.
-
Bawalah masker saat berwisata di Kathmandu karena debu jalan yang sangat pekat.
Pastikan untuk tidak memakai softlens karena akan mengakibatkan cedera mata
parah selama berwisata di Kathmandu.
-
Jika Anda khawatir dengan selera makan yang tidak cocok dengan makanan Nepal,
Anda dapat membawa bekal mie instan, abon, keripik, dan berbagai camilan
lainnya dari Indonesia.
-
Bawalah power bank yang terisi penuh karena Kathmandu sering sekali mengalami
pemadaman listrik secara berkala.
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.