Dibelenggu
Oleh Paket Tur
Sebagai
orang yang baru pertama kali ke luar negeri, tentu kita terpikir untuk
menggunakan jasa paket tur dalam membantu kita menikmati setiap objek wisata
yang ada di negara tersebut. Dengan layanan full
service yang meliputi akomodasi, makan 3 kali sehari, transportasi, serta
tiket masuk tempat wisata, kita akan dimanjakan dan hanya perlu tahu beres saja
untuk semua proses yang terjadi di lapangan.
Kebanyakan
orang Indonesia mengikuti paket tur karena mereka takut dengan kendala bahasa,
serta kebiasaan ngerumpi di tempat belanja. Selain itu, orang Indonesia juga
suka sekali dilayani, sehingga pola makan tidur main sangat dinikmati. Akibatnya,
paket tur ke berbagai penjuru dunia pun laris manis bak kacang goreng di setiap
pameran pariwisata. Padahal paket tur kerapkali memberikan banyak jebakan
batman yang tidak terduga yang kelak akan memberi kesan tidak puas pada orang
yang serba ingin tahu, seperti Dreamland Traveller ini.
Beberapa
waktu yang lalu, Dreamland melakukan perjalanan Bangkok Trip. Dengan berbagai
pertimbangan akan kondisi fisik di Bangkok, serta rekomendasi dari beberapa
rekan, akhirnya Dreamland memutuskan untuk memakai jasa paket tur land only selama 5 hari 4 malam dengan
lingkup destinasi Bangkok – Pattaya. Dreamland sebenarnya sangat berharap dengan
mengikuti paket tur ini dapat menikmati setiap momen yang ada dengan baik tanpa
perlu khawatir dengan makan, transportasi, serta penginapan.
Awalnya
Dreamland sangat menikmati dinamika acara paket tur ini. Dreamland dijemput
oleh tour guide lokal yang bisa
berbahasa Indonesia setelah memampangkan nama Dreamland di pintu kedatangan.
Dreamland pun diajak mengikuti pemandu tur ini menuju van yang telah disiapkan.
Setelah itu, langsung Dreamland dibawa ke hotel untuk check-in. Berhubung Dreamland tiba di Bangkok pukul 11.00, tentu
Dreamland ingin menjelajahi beberapa bagian dari Bangkok, yakni Chatuchak
Weekend Market.
Pasar
yang buka hari Sabtu dan Minggu ini tentu akan menjadi prioritas karena
Dreamland tiba tepat di hari Minggu, sehingga tidak ada waktu lagi untuk mengunjungi
tempat ini lagi kemudian. Untungnya Mimi, pemandu tur lokal Dreamland bersedia
mengantar setelah melakukan check-in
dan meletakkan bagasi di hotel. Dreamland pun ditinggal di Chatuchak Weekend
Market dan diminta pulang sendiri ke hotel.
Singkat
cerita, keesokan paginya, Dreamland sudah dijemput oleh Mimi di lobby pukul
07.30! Sisa capek kemarin pun terpaksa harus dilupakan karena Dreamland harus
terburu-buru menyelesaikan sarapan. Setelah itu, Dreamland langsung masuk ke
van untuk menjemput keluarga Bali yang sama-sama ikut tur ini. Selanjutnya,
Dreamland dan rombongan dibawa ke Wat Pho, di mana terdapat patung Buddha tidur
raksasa yang sangat menarik untuk disimak. Sesampainya di lokasi, Dreamland
kaget dengan pernyataan Mimi, “Kita kumpul lagi di sini 30 menit lagi ya!”
katanya ringan.
Astaga,
melihat kompleks Wat Pho yang begitu besar dan megah saja memerlukan waktu 1
jam. Bayangkan Dreamland terpaksa harus berlari-lari ke sana kemari agar
mendapat foto di semua bagian dari Wat Pho. Selain itu, Dreamland juga serasa
dikejar setan saat Mimi mencari-cari dan waktu kunjungan sudah selesai. Padahal
Dreamland yakin waktu yang tersedia masih banyak, namun entahlah mengapa semua
serasa diburu-buru, sehingga kepuasan berada di suatu tempat yang baru menjadi
hilang.
Selanjutnya,
Dreamland berjalan dan menuju dermaga untuk menyeberangi Sungai Chao Phraya
dalam mengakses kuil yang fenomenal di Bangkok. Apalagi kalau bukan Wat Arun.
Sesampainya di Wat Arun, Dreamland diberikan tiket masuk dan diminta kumpul 30
menit kemudian. Ok, kompleks Wat Arun yang memang kecil dan dapat dikitari
hanya 15 menit saja membuat Dreamland maklum. Dreamland pun naik ke atas Wat
Arun untuk melihat pemandangan Bangkok.
Setelah
itu, kami langsung dibawa kembali ke van setelah menyeberangi Sungai Chao
Phraya kembali dan tujuannya adalah Pattaya. Dreamland hanya bisa berharap saja
melihat kompleks Grand Palace yang dilewati karena tidak termasuk dalam acara.
Padahal Mimi sendiri yang mengatakan bahwa kuil ini sangat cantik, bagus, dan
harus dikunjungi. Tapi kok dilewati begitu saja oleh paket tur? Menyebalkan!
Selanjutnya
sebelum menuju Pattaya, kami makan siang terlebih dahulu di sebuah restoran. Kemudian
perjalanan menuju Pattaya pun dimulai. Pemandangan jalan tol yang sangat
membosankan membuat Dreamland tertidur pulas selama perjalanan. Tak lama
kemudian, Dreamland dan rombongan dibangunkan untuk turun di Honey Bee Shop. Dreamland
dipasangkan stiker, kemudian diminta ikut staf Honey Bee Shop untuk
mendengarkan penjelasan seputar madu.
Tak
lama kemudian, kami diminta masuk ke sebuah ruangan untuk mendengarkan
penjelasan tentang proses mendapatkan madu asli. Dreamland merasa sangat bosan
dan tidak tertarik karena pernah mendengar hal serupa saat mengikuti tur di
Phuket dengan acara ke Honey Bee Shop pula! Anehnya pemandu tur Dreamland tidak
merasa kesetanan atau buru-buru untuk menjemput kami untuk menuju destinasi
selanjutnya. 1 jam pun berlalu dengan sangat lama sebelum akhirnya kami bisa
meninggalkan lokasi ini.
Perjalanan
ke Pattaya pun berlanjut dan singkat cerita Mimi menurunkan kami di Pattaya
Floating Market. Di sini Dreamland bingung mengapa Mimi harus memberikan waktu
yang sangat lama untuk berbelanja, yakni 2 jam! Sesudah itu, kami langsung
menuju Hard Rock Store yang ada di pinggir pantai Pattaya. Dreamland sendiri
merasa aneh mengapa tempat yang tidak ada objek menariknya dan toko yang sudah
jelas akan sangat mahal ini harus masuk dalam acara tur. Setelah foto-foto
sejenak di pantai yang kurang begitu bagus, akhirnya Dreamland dan rombongan
diantar menuju restoran untuk makan malam. Setelah itu, keluarga Bali yang ikut
Alcazar Show diantar ke lokasi pertunjukan, sementara Dreamland diantar ke
hotel.
Keesokan
paginya, Dreamland lagi-lagi dikejar Mimi untuk bangun dan sarapan pagi dengan
super cepat. Kali ini, kami akan mengunjungi Nong Nooch Village yang sangat
terkenal di Pattaya. Sebelumnya (lagi-lagi) Dreamland dibawa ke Gems Jewelry
Factory di Pattaya. Dreamland dan rombongan sebenarnya sudah menolak dibawa ke
tempat ini karena pasti harganya sangat mahal. Namun Mimi tetap saja kukuh
menurunkan dan mengatakan ada minuman gratis setelah melihat-lihat permata.
Giliran tempat belanja yang aneh-aneh saja Mimi bisa meluangkan waktu sampai 1
jam.
Singkat
cerita, kami langsung ke Nong Nooch Village dan kembali lagi Mimi membuat
Dreamland sebal setengah mati. “Foto-foto di sini 10 menit ya!” kata Mimi.
Astaga! Apa dia tidak lihat taman seindah dan seluas ini pasti membutuhkan
waktu lebih dari 30 menit. Lagi-lagi Dreamland berlari ke sana kemari agar
beberapa tema taman dapat terdokumentasikan dengan baik. Selanjutnya Dreamland
dibawa menyaksikan pertunjukan budaya dan gajah di lokasi ini. Ok, kali ini
Dreamland cukup menikmati pertunjukan yang diberikan.
Selanjutnya,
Dreamland diajak makan siang di restoran yang ada dan hal menyebalkan kembali
terjadi. “Kita mau langsung masuk van atau foto-foto dulu?” tanya Mimi. Tentu
Dreamland ingin foto-foto dulu dan Mimi hanya memberikan waktu 15 menit.
Akhirnya Dreamland lari tunggang langgang agar semua objek menarik di Nong
Nooch dapat direkam dengan baik.
Acara
selanjutnya adalah masuk van, kemudian Dreamland tidur karena perjalanan yang
panjang. Lagi-lagi Mimi membangunkan di toko Dried Food Market. Sudah jelas
kami semua sedang tertidur dan sebagai wujud protes Dreamland hanya pergi
toilet dan masuk ke van kembali untuk tidur. Menyebalkan! Sudah harganya
mahal-mahal, Mimi terlihat santai saja menunggu kami berbelanja. Akhirnya kami
tiba kembali di Bangkok setelah 1,5 jam perjalanan dan langsung menuju ke MBK.
Sebagai
orang yang tidak suka berbelanja, Dreamland merasa tersiksa saja berlama-lama
di MBK. Apalagi diberikan waktu sampai 4 jam untuk berada di tempat ini! Aneh
bin ajaib, padahal kalau bersantai sedikit saja, acara pun tidak akan berubah
dan tetap sama. Giliran acaranya padat, padat semuanya sampai dikejar-kejar.
Sekarang malah nganggur setengah mati sampai tidak tahu mau ngapain lagi. Setelah
waktu yang ditentukan usai, Dreamland langsung diajak ke hotel lagi untuk
tidur.
Oh
ya sebagai informasi, mengingat Dreamland mengambil paket tur dengan harga
termurah, maka hotelnya pun sangat jauh dari kata strategis. Dreamland saja
sampai hampir nyasar kalau tidak ada malaikat penolong yang mengantarkan
Dreamland ke Hotel Dynasty Bangkok ini.
Keesokan
paginya, Dreamland dibangunkan lagi pagi-pagi untuk jalan-jalan lagi. Padahal
hari ini acaranya hanya 1, yakni mengunjungi Four Face Buddha. Anehnya kami
tetap harus bangun pagi. Sesampainya di lokasi wisata, Dreamland hanya bisa
melongo, terkejut, dan tidak bisa berkata apa-apa. Tanpa mengurangi rasa
hormat, Four Face Buddha yang Dreamland kira akan sebagaimana megahnya ternyata
sangat kecil dan terletak di perempatan jalan. Anehnya menjadi lokasi wisata
yang dikunjungi. Astaga!
Selanjutnya,
acara pun bebas dan Mimi menurunkan kami di Platinum Mall untuk berbelanja
selama 8 jam! Busyet! Mampus deh Dreamland kalau sudah begini. Aneh bin ajaib
memang. Kemarin-kemarin acara tur begitu padat dan diburu-buru waktu. Sekarang
giliran hari keempat tiba-tiba acaranya kosong dan jomplang. Kenapa acara yang
kemarin begitu padat tidak dilonggarkan, sehingga kita tidak menganggur seperti
ini. Dreamland hanya menelan kekecewaan saja karena mondar mandir di semua mal
yang ada selama 8 jam bagaikan penyiksaan yang bertubi-tubi.
Setelah
8 jam penyiksaan berlalu, Dreamland dibawa makan malam, kemudian kembali ke
hotel. Keesokan harinya, keluarga Bali sudah diantar pulang terlebih dahulu ke
bandara, sementara Dreamland diantar ke hotel selanjutnya karena mempunyai 1
hari tambahan di Bangkok. Setelah lepas dari tur yang serba buru-buru ini,
Dreamland sangat menikmati dinamika jalan-jalan sendiri tanpa diburu-buru tur.
Dreamland bisa mencicipi makanan lokal, serta membeli buah potong segar di
jalan tanpa tersedak karena diburu-buru Mimi.
Ya,
itulah paket tur. Setiap pemandu wisata berusaha mendapatkan komisi yang besar
dari tempat belanja aneh-aneh. Giliran peserta tur yang sudah membayar
mahal-mahal untuk mendapatkan pelayanan yang memuaskan justru diburu-buru di
tempat wisata dan tempat wisata ternama di Bangkok justru dilewat begitu saja.
Malah optional tour, seperti Alcazar
Show dan Madame Tussauds ditawarkan dengan gencar.
Tak
heran makanya tatkala Low Cost Airlines
mulai bermunculan di dunia, banyak orang yang lebih suka bepergian sendiri
dibandingkan ikut tur. Kita seolah tidak bisa menikmati sejenak hidup kita yang
penuh ketenangan dan kedamaian karena waktu terus menerus berbicara. Berbeda
tatkala kita merancang sendiri liburan kita. Mau tidur sampai jam 10 pagi, mau
makan di mana, dan berapa lama di lokasi wisata menjadi hak pribadi kita yang
tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun.
Paket
tur membuat Dreamland terbelenggu dengan acara yang sebenarnya tidak penting
dan bisa dilewati, namun tetap dilakukan oleh pemandu tur demi komisi. Selain
itu, Dreamland juga serasa dibodohi oleh paket tur karena Dreamland jadi awam
dengan rute jalan, transportasi umum, serta selalu diberi jawaban “use taxi” tatkala mau mengunjungi sebuah
tempat yang ada di Bangkok. Huh, pokoknya Dreamland tidak akan lagi menggunakan
paket tur saat kembali ke Bangkok. Tur pun awalnya digunakan karena
transportasi umum ke Nong Nooch Village dan Pattaya Floating Market di Pattaya
sangat sulit berdasarkan penuturan rekan.
Cukuplah
kebebasan Dreamland terenggut oleh paket tur!
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.