Day
5 : 3 Hours in Vientiane
Masih
berada di kereta api menuju Nong Khai, Dreamland pun tertidur dengan pulas
dengan posisi yang sudah tidak menetap, hingga akhirnya sampai juga di Bua Yai
Junction saat terbangun. Matahari tampak sudah menunjukkan wujudnya.
Pemandangan kereta api dari Bangkok ke Nong Khai ini agak berbeda dengan kereta
api dari Bangkok – Aranyaprathet, di mana pemandangan lebih didominasi pada
kontur tanah yang agak menanjak, gersang, dan lebih menyerupai hutan belantara.
Perjalanan
pun masih berlanjut 6 jam lagi. Kereta api berhenti di setiap stasiun yang
tertera di jadwal. Pedagang pun hilir mudik menjajakan dagangannya, mulai dari
nasi, buah, hingga minuman. Singkat kata, penumpang mulai turun di Khon Kaen.
Perjalanan antar stasiun menuju stasiun lainnya sangat jauh jika dibandingkan
dengan Aranyaprathet yang jarak antar stasiunnya relatif dekat.
Akhirnya
setelah waktu sudah menunjukkan pukul 11.00, kereta api melintasi stasiun Udon
Thani juga. Setelah menunggu selama 10 menit, kereta berangkat lagi ke 3
stasiun kecil lainnya sebelum akhirnya sampai di stasiun kereta api Nong Khai
pada pukul 12.00. Dreamland pun bersyukur bisa melalui tahapan ini dengan baik,
meskipun dengan badan yang super pegal dan capek.
Sebagai
informasi, kita juga bisa menggunakan kereta api ke Thanaleng, yakni masuk ke
wilayah Laos dengan kereta api. Kereta ini beroperasi sesuai jam keberangkatan
ketibaan kereta api ke Nong Khai. Berhubung Dreamland mau istirahat sejenak,
Dreamland berjalan ke toilet untuk memenuhi panggilan alam. Meskipun harus
membayar 3 THB, tapi kondisi toilet sangatlah bersih dan nyaman. Pokoknya beda
jauh dengan toilet di Indonesia yang sudah bayar, bau dan kotor pula.
Sesudah
itu, Dreamland langsung keluar dari stasiun kereta api Nong Khai. Berbeda
dengan Aranyaprathet yang banyak sekali turis asing, Nong Khai justru sangat
sepi oleh bule. Ada supir tuk-tuk yang menawarkan pergi ke border, tapi
berhubung sudah siang, Dreamland makan siang dulu di seberang stasiun kereta
api. Dreamland memesan nasi goreng seharga 35 THB yang sangat mini. Dasar pelit
penjualnya! Setelah setengah kenyang, Dreamland segera pergi ke border setelah
menawar tuk-tuk senilai 35 THB.
Setelah
perjalanan selama 10 menit, Dreamland dihentikan tepat di depan konter imigrasi
keluar Thailand di Nong Khai. Banyak sekali orang Laos yang pulang kembali ke
kampung halamannya lewat imigrasi ini. Dreamland mengantri dan bertemu dengan
seorang bapak asal Laos yang Dreamland tanya bagaimana cara pergi ke kota.
Kebetulannya, dia sedang pergi mengantar 2 bapak asal Thailand yang sedang
berbisnis. Dia menawarkan harga awal 800 THB, tapi Dreamland menolak. Akhirnya
Dreamland deal di harga 500 THB.
Dreamland
pun mendapat cap keluar Thailand dan harus naik bus melewati jembatan
persahabatan Thai – Lao yang daratannya dipisahkan oleh Sungai Mekong. Setelah
membayar 15 THB, mendapat tiket, Dreamland pun masuk ke dalam bus. Rupanya
jembatan persahabatan ini panjangnya hanya 1 KM dengan tanda bendera Thailand
dan Laos di sisi yang berlainan. Sesampainya di imigrasi Laos, Dreamland turun
dan langsung mengantri untuk mendapat cap Laos. Sebelumnya Dreamland harus
mengisi dulu kartu kedatangan yang diperoleh dari petugas imigrasi.
Setelah
mendapat cap masuk Laos, Dreamland harus membeli One Way Pass seharga 1.000 LAK
atau 5 THB untuk masuk melalui gerbang yang tersedia ke Laos. Memang
benar-benar aneh dan cerdik ya pemerintah Laos dalam mencari uang dengan
gerbang semacam ini. Hal ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller
Moment. Setelah melewati gerbang, Dreamland pun menunggu bapak asal Laos ini
membawa minivannya. Dreamland akan berangkat bersama dengan 2 bapak asal
Thailand.
Setelah
menunggu 20 menit, akhirnya bapak Laos datang dan kami semua masuk ke dalam minivan.
Dreamland dan 2 bapak Thailand pun diantar menuju ibukota Laos, yakni
Vientiane. Perjalanan selama 1 jam pun ditempuh dengan lancar. Perjalanan
menuju Vientiane ini sama seperti perjalanan dari Bandung menuju Cianjur. Hanya
saja jalanan di Laos ini sangat bagus dan terawat dengan baik.
Perjalanan
di Laos ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment. Singkat
kata, Dreamland pun sampai di Vientiane. Bapak Laos pun mengantar 2 bapak asal
Thailand dulu sebelum akhirnya mengantar Dreamland berjalan-jalan di Vientiane.
Sesudah 2 bapak didrop, tiba saatnya bagi Dreamland untuk melihat apa saja yang
ada di Vientiane secara lebih menyeluruh.
Pertama,
Dreamland dibawa menuju Phat That Luang Stupa yang menjadi ikon dari negara
Laos. Dreamland harus membayar 25 THB atau 5.000 LAK untuk masuk ke dalam candi
emas ini. Rupanya di dalam candi emas ini sangat mengecewakan karena tidak ada
apapun yang menarik. Tak hanya itu, pintu masuk menuju stupa utamanya pun
ditutup, sehingga kita tidak bisa melihat ke atas. Selain itu, cuaca di
Vientiane pun gerimis, sehingga membuat Dreamland tidak bisa berdiri
berlama-lama di lapangan karena hujan.
Di
sebelah Phat That Luang Stupa ini terdapat sleeping Buddha emas yang layak
untuk difoto. Tak ketinggalan banyak tiang-tiang bermotif Laos yang rupanya
digunakan sebagai tempat untuk menyimpan abu jenazah. Setelah puas mengelilingi
kawasan Phat That Luang Stupa, Dreamland pun langsung naik minivan untuk menuju
destinasi selanjutnya, yakni Patuxay alias monumen kemerdekaan.
Sepanjang
jalan, Dreamland melihat tingkat kepatuhan masyarakat Laos pada lalu lintas
rupanya sangat rendah. Banyak sekali pengemudi motor yang tidak memakai helm
berkeliaran ke sana kemari. Hal ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland
Traveller Moment. Sesampainya di Patuxay, Dreamland langsung didatangi oleh
banyak juru foto yang menawarkan pose menawan di sini. Namun Dreamland sudah
membawa kamera sendiri, sehingga tidak menggubris tawaran juru foto Laos ini.
Objek
wisata yang satu ini sangat menarik karena menyerupai gerbang kemenangan Arc
d’Triomphe di Paris. Kita pun bisa naik ke atas monumen jika mau, tapi kita
harus membayar 3.000 LAK untuk itu. Kawasan Patuxay ini sangat strategis karena
banyak kementerian di Laos berada di sini. Selain itu juga di bagian depan
Patuxay ada Gong Perdamaian Dunia yang dipersembahkan Republik Indonesia pada
Laos. Jadi bangga sebagai orang Indonesia ada juga monumen berbau Indonesia di
sini.
Sesudah
puas berkeliling Patuxay Park, Dreamland dibawa menuju 2 tempat sekaligus,
yakni Wat Si Muang dan Sisaket Museum. Kita harus membayar 5.000 LAK atau 25
THB untuk masuk ke 2 tempat ini masing-masing. Dreamland melihat sekilas
tempatnya sangat kecil dan tidak worthed jadi mengurungkan niat untuk masuk ke
dalamnya. Padahal kata bapak Laos, Wat Si Muang merepresentasikan masyarakat
Laos, tapi karena kecil itulah yang membuat Dreamland jadi malas harus
mengeluarkan dana 25 THB.
Dreamland
hanya berjalan di sekitar kompleks ini sebelum akhirnya masuk kembali ke minivan
menuju kuil terakhir. Kuil terakhir ini sangat tidak istimewa dan biasa-biasa
saja. Dreamland hanya berfoto sejenak dan kembali ke minivan untuk pulang
kembali ke perbatasan. Rupanya bapak Laos ini mempunyai saran berhubung
Dreamland harus pergi ke Udon Thani, lebih baik jika dia mengantarkan Dreamland
ke terminal bus sentral di Vientiane dekat Talat Sao Mall.
Dreamland
setuju dan dia pun membantu Dreamland membelikan tiket bus ke Udon Thani
seharga 95 THB atau 22.000 LAK. Dreamland pun mengucapkan terima kasih dan
membayar 500 THB pada beliau. Keberuntungan bertemu bapak Laos ini akan
Dreamland ceritakan dalam Dreamland Traveller Moment. Dreamland pun harus
menunggu 30 menit sebelum akhirnya bus menuju Udon Thani yang akan mengantarkan
Dreamland tiba.
Dreamland
pun berkeliling terminal bus dan mencoba Pho asal Laos seharga 40 THB. Rasanya
lumayan enak. Sesudah makan, barulah bus yang akan mengantar Dreamland ke Udon
Thani tiba. Dreamland menyerahkan karcis, menaruh bagasi, dan masuk ke dalam
bus. Akhirnya Dreamland pun pulang ke Udon Thani. Busnya boleh dikatakan sangat
nyaman dan direkomendasikan.
Bus
pun berangkat dari terminal bus menuju perbatasan Laos. Sesampainya di
perbatasan, kami semua harus turun dan membayar Overtime Fee senilai 10.000 LAK
atau 45 THB. Setelah itu, paspor dicap keluar Laos dan berkumpul lagi di bus
untuk menyeberangi jembatan persahabatan Thai – Lao. Sesampainya di Thailand,
kami diminta turun dengan barang bawaan kami untuk di CT Scan. Setelah mendapat
cap dan diperiksa barang bawaan, kami masuk kembali ke dalam bus untuk
melanjutkan perjalanan ke Udon Thani.
Perjalanan
bus dari Nong Khai ke Udon Thani memakan waktu 1,5 jam. Sesampainya di terminal
bus Udon Thani, awalnya Dreamland mau dikerjain oleh supir tuk-tuk. Rupanya hotel
Dreamland sangat dekat dengan stasiun bus, sehingga bisa ditempuh dengan jalan
kaki. Peristiwa ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment. Setelah
Dreamland bertanya ke sana kemari, akhirnya sampai juga di Asia Backpackers
Udon Thani yang ternyata sangat amat dekat.
Dreamland
langsung check-in dan diterima oleh pemiliknya yang berasal dari Inggris.
Rupanya dia ekspatriat yang kini menetap di Thailand. Setelah mendapat kunci
kamar, Dreamland istirahat sejenak di kamar dengan kipas angin ini. Sesudah
itu, Dreamland pun berjalan-jalan ke Central Plaza Udon Thani yang terletak
dekat sekali dengan hostel ini. Sesampainya di Central Plaza, Dreamland melihat
mal ini sangat sepi dan kurang pengunjung.
Dreamland
melihat-lihat sekilas mal ini dari atas sampai bawah. Seperti mal pada umumnya,
terdapat bioskop, restoran, tempat bermain, supermarket, dan food court yang
bervariasi di mal ini. Uniknya ada konter bank yang beroperasi hingga malam di
mal ini. Hal ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment. Sesudah
puas berkeliling, Dreamland makan nasi ayam seharga 45 THB. Dreamland pun
kembali ke hostel setelah puas berkeliling Central Plaza Udon Thani ini.
Sesampainya
di hostel, Dreamland langsung ke kamar untuk beristirahat dan bermain Wi-Fi.
Senang sekali rasanya bisa menjelajahi Vientiane walau hanya dalam waktu 3 jam
saja.
Nong Khai, Vientiane, Udon Thani, 7 Juli 2014
Dreamland Traveller
Catatan:
- Kurs 1 THB saat Dreamland melakukan perjalanan
adalah 370 IDR.
- Thailand terkenal sebagai negara pariwisata yang
handal, murah, dan mudah bagi para wisatawan.
- Kita bisa pergi ke Vientiane, Laos melalui Nong
Khai di Timur Laut Thailand atau ke Poipet, Kamboja melalui Aranyaprathet di
Timur Thailand dengan kereta api yang ada di stasiun Hua Lam Phong.
- Kawasan Indochina sangat mudah dikunjungi dengan
berbagai moda transportasi, mulai dari pesawat, bus, hingga kereta api.
- Objek wisata yang terkenal di Bangkok, Thailand,
antara lain Wat Pho, Wat Arun, Royal Palace, Chao Phraya River, MBK Mall, Siam
Paragon Mall, Siam Discovery Mall, Platinum Mall, Chatuchak Weekend Market, dan
lain sebagainya.
- Objek wisata yang terkenal di Siem Reap, Cambodia,
antara lain Angkor Wat, Angkor Thom, Ta Phrom, Bayon Temple, Banteay Srie, Wat
Thmei, Floating Village, Old Market, dan lain sebagainya.
- Objek wisata yang terkenal di Vientiane, Laos,
antara lain Phat That Luang Pagoda, Patuxay, Sisaket Museum, Wat Si Muang,
Talat Sao Mall, Mekong River, Black Stupa, dan lain sebagainya.
- Vientiane menerima uang THB sebagai alat
pembayaran, disamping LAK (Lao Kip) sebagai mata uang resmi negara Laos.
- Cambodia menggunakan mata uang US Dollar dan
Cambodia Riel (CAR) sebagai alat pembayaran.
- Kurs 1 USD saat Dreamland melakukan perjalanan
adalah 11.800 IDR.
- 1 USD setara dengan 4.000 Riel Cambodia.
- 1 THB setara dengan 200 LAK (Lao Kip)
- Warga negara Indonesia bebas visa untuk memasuki
Thailand, Laos, dan Kamboja tanpa ada biaya tertentu.
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.