Membudayakan
Bersih Itu Sehat
Bersih
itu sehat. Jargon yang sering diajarkan guru di sekolah saat anak-anak itu
seolah menjadi retorika belaka tatkala melihat kenyataan di lapangan yang
terjadi di Indonesia. Kebiasaan masyarakat Indonesia yang suka sekali membuang
sampah sembarangan ke jalan memang sangat mendarah daging dan membuat kota-kota
besar di Indonesia terlihat kumuh. Tak perlu jauh-jauh, beberapa waktu yang
lalu, julukan Bandung sebagai Bandung Lautan Api diplesetkan menjadi Bandung
Lautan Sampah karena banyaknya sampah yang ada di Bandung.
Malu
rasanya tatkala wisatawan asing datang ke Indonesia melihat tumpukan sampah
yang menggunung di pinggir jalan. Seolah-olah mereka bisa mencap negara kita
mempunyai budaya senang berkotor-kotor ria. Sifat malas membuang sampah ke
tempatnya ini akhirnya membuat negara kita sulit mengatasi banjir karena ulah
masyarakatnya sendiri. Jangan salahkan pemerintah jika banjir terjadi akibat
sungai meluap. Wajar sungai tak mampu menahan aliran air saat hujan tatkala ada
sampah rumah tangga, kasur, plastik, limbah, sampai berbagai macam benda
dibuang ke sungai.
Kebiasaan
lainnya yang seringkali kita temukan di Indonesia adalah buanglah sampah lewat
jendela mobil. Setiap kali berada di jalan, Dreamland selalu melihat ada saja
penumpang mobil yang membuang cangkang permen, puntung rokok, bungkus chiki,
dan lain sebagainya lewat jendela. Bilangnya sih tidak apa-apa, toh cuma sampah
kecil ini. Padahal kalau semua orang melakukan hal yang sama, hasilnya
sampah-sampah tersebut memenuhi jalanan. Ujung-ujungnya jalan jadi kumuh penuh
sampah.
Belum
lagi banyak orang yang diberi brosur di jalan membuang langsung di tempat.
Akibatnya kertas iklan tersebut memenuhi ruas jalanan secara terstruktur, sistematis,
dan masif. Kalau sudah begini, lengkaplah derita jalanan Indonesia yang penuh
dengan sampah. Ironisnya, pelaku pembuang sampahnya malah mengutuk pemerintah
yang tidak becus membereskan kebersihan kota. Padahal kalau pemerintah bisa
memberikan cermin raksasa, kita bisa melihat siapa pelaku pembuat kekotoran
kota itu secara langsung.
Bisa
itu karena biasa. Masyarakat Saigon mungkin menyadari dan mengerti bahwa bersih
itu menyehatkan. Tatkala mereka membeli jajanan di jalan, bungkus sampah dari
makanan tersebut dibuang pada tempatnya. Tak heran jika semua ruas taman,
jalan, dan fasilitas umum menjadi bersih dan terawat dengan baik. Ketersediaan
tempat sampah yang memadai dan kesadaran masyarakatnya yang tinggi membuat kota
menjadi tempat yang nyaman bagi orang yang berada didalamnya.
Setiap
pagi, petugas kebersihan Saigon rajin sekali menyapu jalanan, sehingga terbebas
dari sampah. Malu rasanya sebagai negara yang kondisi ekonominya lebih baik
dari Vietnam justru mempunyai tingkat kebersihan yang kurang dibandingkan
mereka. Ini juga sekaligus menjadi tanda tanya besar bagi pemerintah di sektor
pertamanan Indonesia, apakah mereka sudah melakukan fungsinya dengan baik atau
justru hanya terima gaji buta setiap bulannya.
Membudayakan
bersih itu sehat harus dimulai dari rumah. Orang tua harus mengajarkan
anak-anak dengan contoh, bukan sekadar kata-kata nasihat belaka. Ajarkan untuk
membuang sampah di tempatnya. Bagi pemerintah, sediakan tempat sampah yang
memadai di setiap titiknya. Jangan sampai jika masyarakatnya sudah niat, tapi
fasilitas membuangnya tidak tersedia dengan baik. Dreamland yakin sebenarnya
kita bisa asalkan benar-benar mau melakukannya.
Semoga
saja kelak jalanan dan taman di Indonesia bebas dari sampah karena masyarakat
dan pemerintah bisa bekerja sama untuk membuang sampah pada tempatnya. Semoga!
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.