Rindangnya
Taman Kota di Saigon
Tatkala
Dreamland berada di Saigon, taman kota menjadi pemandangan umum yang Dreamland
temui sepanjang berjalan kaki dari satu objek wisata ke objek wisata lainnya.
Taman kota yang letaknya sangat strategis, antara Reunification Palace dan
Notre Dame Cathedral ini sangat luas dan nyaman bagi pedestrian yang ingin
beristirahat sejenak di bawah rindangnya pepohonan yang ada di Saigon.
Dengan
penataan dan tata letak yang sangat apik, taman kota di Saigon ini dibentuk
sedemikian rupa, sehingga terkesan sangat asri. Meskipun letaknya di dekat 2
jalan besar, kita bisa duduk santai di kursi taman yang telah disediakan
pemerintah Vietnam. Tak hanya itu, meskipun taman kota ini banyak dikunjungi
penduduk lokal, Pedagang Kaki Lima (PKL) tidak serta merta membludak dan
membuat sampah berceceran di mana-mana.
Tempat
sampah pun diletakkan berjejer di sepanjang jalan dengan rapi. Trotoar yang
disediakan pemerintah pun sangat besar dan nyaman. Tak heran rasanya jika
berjalan kaki di Saigon menjadi sebuah pengalaman yang langka kita jumpai di
Indonesia. Jika Saigon mampu memanusiakan masyarakatnya dengan menyediakan
taman kota untuk tempat berkumpul dan bersosialisasi dengan orang lain. Taman
kota di Indonesia mungkin mempunyai fungsi “berbeda” dengan fungsi taman kota
yang semestinya.
Pepohonan
rindang dibiarkan menjadi payung alami bagi orang yang sedang duduk di taman.
Ada gelandangan yang sedang tidur nyenyak dibawah rindangnya pepohonan yang
ada. Tak ketinggalan ada petugas kebersihan yang selalu bertugas setiap paginya
untuk membersihkan sampah daun dan plastik yang ada di taman. Wajar rasanya
jika setelah capek berjalan-jalan, keberadaan taman kota ini membuat Dreamland
bisa mengisi kembali energi dengan duduk santai sambil menikmati suasana jalan.
Berbeda
rasanya dengan taman-taman di Indonesia pada umumnya, khususnya di Bandung dan
Jakarta yang tidak dikelola dengan baik. Semak-semak liar dibiarkan tumbuh
subur, penerangan jalan di taman remang-remang, dan banyak sampah makanan yang
dibiarkan menumpuk tanpa dibersihkan. Akibatnya, taman kota menjadi rusak,
kumuh, bahkan dikerubungi lalat. Belum lagi saat malam hari taman justru dijadikan
tempat melakukan perbuatan yang tidak senonoh karena sepi dan kurang ada
penerangan. Taman kota menjadi diasosiasikan negatif karena dikondisikan
seperti itu.
Andai
saja taman kota bisa difungsikan seperti semestinya layaknya di Saigon, kita
mungkin tak perlu terlalu kampungan saat melihat taman-taman kota di luar
negeri yang sangat tertata dan terawat dengan baik. Surabaya mungkin sudah
memulai langkah awal yang baik untuk membangun taman sebagai ciri khas kota
yang ramah terhadap warganya berkat upaya Walikota Surabaya, Ibu Risma. Semoga
saja kota-kota besar lainnya menyusul agar taman kota bisa menjadi objek wisata
tersendiri saat akhir pekan bagi keluarga Indonesia!
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.