Tuesday, October 28, 2014

Day 5 : Lost In Kakunodate Bukeyashiki dan Telanjang di Onsen

Dreamland Traveller


Day 5 : Lost In Kakunodate Bukeyashiki dan Telanjang di Onsen
            Setelah bangun pagi, mandi, dan berganti pakaian, tiba saatnya bagi Dreamland dan rombongan untuk berpisah dengan Youth Pal Akita Hostel yang sudah ditempati selama 2 malam. Kami harus membereskan semua barang bawaan, serta berangkat menuju lokasi acara selanjutnya, yakni di Kakunodate. Perjalanan menuju lokasi ini memakan waktu 2 jam. Kami pun berangkat dari hostel menuju Kakunodate Kaba Craft Densho-kan untuk menemui walikota Senboku.
            Sepanjang perjalanan, Dreamland tertidur karena kecapekan. Kami pun berhenti di sebuah rest area untuk beristirahat sejenak sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan menuju lokasi acara. Sesampainya di Kakunodate, kami langsung menuju ke sebuah aula untuk mendengarkan ceramah dari walikota Senboku. Kami diajak untuk mengenal apa itu kota Senboku sebelum akhirnya tinggal di homestay keluarga angkat kami.
            Kami diberikan gambaran besar tentang sejarah kota Senboku, industri, karakteristik, dan daya tarik wisata Senboku bagi turis lokal maupun asing. Rupanya kota Senboku untuk terkenal dengan onsen atau pemandian air panasnya. Bahkan katanya ada sebuah onsen terbuka yang untuk mendaftar saja harus dilakukan selama 1 tahun sebelumnya. Tapi kelebihan utama kota Senboku adalah keramahan dan kehangatan orang-orang yang ada didalamnya, sehingga turis menjadi betah untuk berkunjung lagi dan lagi.
            Setelah kuliah singkat, kami pun diajak berfoto bersama, kemudian kembali ke bus untuk menuju lokasi makan siang. Perjalanan menuju lokasi makan siang memakan waktu 30 menit. Sesampainya di restoran Ogiri, kami langsung duduk dan memakan semua menu yang tersedia di meja. Entah mengapa Dreamland tidak cocok dengan miso yang selalu tersedia di meja, sehingga diberikan pada mereka yang menyukainya.
            Seusai makan siang, kami langsung kembali ke Kakunodate Bukeyashiki yang sudah Dreamland kunjungi saat mendengarkan ceramah dari walikota Senboku. Kami diajak melihat bagaimana rumah tua peninggalan samurai yang terdaftar sebagai kawasan pelestarian sejarah Jepang. Tentu Dreamland sangat senang berkunjung ke lokasi ini karena sangat otentik dan membawa kita serasa berada di era Edo.
            Sehabis mengeksplorasi kawasan Kakunodate Bukeyashiki, Dreamland pun dibawa menuju lokasi pertemuan dengan keluarga homestay. Kami berpisah dengan rombongan dan dibawa keluarga angkat menuju rumah mereka. Senang, sekaligus deg-degan karena kami tidak bisa berbahasa Jepang dengan baik. Ada sebuah kekhawatiran bagaimana kami harus berkomunikasi dan berinteraksi dengan mereka nantinya.
            Setelah perjalanan yang cukup jauh selama 1 jam, akhirnya kami sampai di rumah keluarga angkat kami. Rumahnya boleh dikatakan tidak terlalu besar, tapi nyaman dan sangat hangat. Sebagai info, keluarga angkat Dreamland adalah penjual mie soba yang sangat laris di Akita. Setelah kami menaruh barang bawaan dan istirahat sejenak, kami diajak untuk mengambil biji chestnut dan melihat ladang gandum yang dimiliki kakek Sakayama ini.
            Saat berkomunikasi, tak jarang Dreamland harus menggunakan bahasa isyarat tarzan karena keterbatasan bahasa Jepang yang dikuasai. Perlu diketahui bahwa orang Jepang rata-rata tidak bisa berbahasa Inggris, sehingga mempelajari beberapa istilah umum Jepang menjadi sebuah keharusan. Kami berempat ditawarkan onsen oleh Gen selaku anak dari nenek Sakayama. Berhubung Dreamland dan teman-teman penasaran seperti apa onsen yang sebenarnya, maka kami mengiyakan ajakan Gen tersebut.
            Sorenya, kami langsung dibawa menuju ke lokasi onsen yang terletak 20 menit dari rumah keluarga Sakayama. Setelah itu, kami masuk dalam sebuah gedung “penghakiman” yang sebenarnya sudah membuat Dreamland ketar ketir dari awal. Dreamland pun harus berganti alas kaki dari sepatu menjadi sandal untuk dipakai masuk dalam onsen. Setelah dibayarkan tiket masuknya oleh Gen, kami pun masuk ke onsen yang dipisah antara laki-laki dan perempuan.
            Begitu masuk, alangkah terkejutnya Dreamland dan teman-teman melihat banyak orang paruh baya dan kakek-kakek yang dengan santai berlalu lalang di ruang ganti pakaian tanpa busana sama sekali. Itu berarti kami juga harus mulai tidak berbusana dari ruangan ini. Kebimbangan dalam membuka baju hingga telanjang bulat dalam menikmati proses onsen ini akan Dreamland ceritakan dalam Dreamland Traveller Moment.
            Singkat kata, kami semua masuk ke pemandian sambil menutupi bagian vital dengan handuk kecil. Onsen sebenarnya sama saja dengan mandi air panas, hanya saja prosedurnya itu yang membuat malu untuk pertama kali. Kami mandi dengan sabun dan sampo dulu, kemudian barulah masuk ke kolam rendam. Setelah berendam selama 10 menit, kami pun kembali mengeringkan badan dulu sebelum akhirnya berpakaian kembali di ruang ganti. Cukup malu juga ya harus pamer pantat dan tutup-tutup kemaluan sepanjang jalan. Sementara itu, orang Jepangnya cuek saja dengan badan sendiri.
            Kami pun kembali pulang ke rumah dan sudah disambut oleh nenek Sakayama dengan makan malam. Badan kami yang sudah rileks pun membuat tubuh kami mengantuk karena enaknya onsen. Setelah makan malam dan diwawancara oleh wartawan Akita Sakigake Shimpo yang cantik, kami pun mengobrol hingga malam dengan keluarga Sakayama dengan bantuan kamus Jepang.
            Malam pun semakin larut dan kami pun undur diri untuk beristirahat. Senang sekali rasanya melihat keindahan kompleks Kakunodate Bukeyashiki dan menguji nyali dengan telanjang di onsen Jepang.

Senboku, Akita, 10 Oktober 2014

Dreamland Traveller

Catatan:
- Jepang menggunakan mata uang Japanese Yen (JPY) sebagai mata uang yang sah.
- Nilai 1 JPY saat Dreamland melakukan perjalanan adalah 115 IDR.
- Jepang mempunyai 4 musim yang berbeda setiap tahunnya, harap sesuaikan pakaian yang dibawa dengan musim yang ada.
- Setiap produk yang dibeli di Jepang dikenakan pajak konsumsi sebesar 8%.
- Hingga saat ini, WNI yang melakukan perjalanan ke Jepang harus mengajukan visa ke Kedutaan Jepang.
- Kota wisata yang terkenal di Jepang, antara lain Tokyo, Osaka, Kyoto, dan lain sebagainya.
- Transportasi yang unik di Jepang adalah shinkansen yang mempunyai kecepatan hingga 320 km/jam.
- Jepang terkenal sebagai negara yang mempunyai vending machine terbanyak di dunia dengan banyaknya variasi barang yang dijual.
- Perhatikan jenis sampah yang dibuang harus sesuai dengan kategori tong sampah yang diminta.
- Aktivitas yang bisa dilakukan di Jepang adalah onsen di pemandian umum, berjalan kaki di keramaian Tokyo, belanja di Daiso atau toko 100 Yen, dan berbagai macam aktivitas lainnya.
- Umumnya orang Jepang tidak bisa berbahasa Inggris, pastikan untuk mengetahui berbagai istilah dasar agar tidak kesulitan ketika bertanya.
- Orang Jepang adalah orang yang sangat ramah, suka menolong, dan perhatian terhadap turis asing.
- Patuhi aturan yang ada di Jepang agar kita bisa menikmati liburan di Jepang secara aman dan maksimal.
- Waktu di Jepang mempunyai perbedaan waktu 2 jam lebih cepat dibandingkan Jakarta (GMT + 9).

~ oOo ~

No comments:

Post a Comment

Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.