Day
5 : Lost In Kakunodate Bukeyashiki
dan Telanjang di Onsen
Setelah
bangun pagi, mandi, dan berganti pakaian, tiba saatnya bagi Dreamland dan
rombongan untuk berpisah dengan Youth Pal Akita Hostel yang sudah ditempati
selama 2 malam. Kami harus membereskan semua barang bawaan, serta berangkat
menuju lokasi acara selanjutnya, yakni di Kakunodate. Perjalanan menuju lokasi
ini memakan waktu 2 jam. Kami pun berangkat dari hostel menuju Kakunodate Kaba
Craft Densho-kan untuk menemui walikota Senboku.
Sepanjang
perjalanan, Dreamland tertidur karena kecapekan. Kami pun berhenti di sebuah
rest area untuk beristirahat sejenak sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan
menuju lokasi acara. Sesampainya di Kakunodate, kami langsung menuju ke sebuah
aula untuk mendengarkan ceramah dari walikota Senboku. Kami diajak untuk
mengenal apa itu kota Senboku sebelum akhirnya tinggal di homestay keluarga
angkat kami.
Kami
diberikan gambaran besar tentang sejarah kota Senboku, industri, karakteristik,
dan daya tarik wisata Senboku bagi turis lokal maupun asing. Rupanya kota
Senboku untuk terkenal dengan onsen atau pemandian air panasnya. Bahkan katanya
ada sebuah onsen terbuka yang untuk mendaftar saja harus dilakukan selama 1
tahun sebelumnya. Tapi kelebihan utama kota Senboku adalah keramahan dan
kehangatan orang-orang yang ada didalamnya, sehingga turis menjadi betah untuk
berkunjung lagi dan lagi.
Setelah
kuliah singkat, kami pun diajak berfoto bersama, kemudian kembali ke bus untuk
menuju lokasi makan siang. Perjalanan menuju lokasi makan siang memakan waktu
30 menit. Sesampainya di restoran Ogiri, kami langsung duduk dan memakan semua
menu yang tersedia di meja. Entah mengapa Dreamland tidak cocok dengan miso
yang selalu tersedia di meja, sehingga diberikan pada mereka yang menyukainya.
Seusai
makan siang, kami langsung kembali ke Kakunodate Bukeyashiki yang sudah
Dreamland kunjungi saat mendengarkan ceramah dari walikota Senboku. Kami diajak
melihat bagaimana rumah tua peninggalan samurai yang terdaftar sebagai kawasan
pelestarian sejarah Jepang. Tentu Dreamland sangat senang berkunjung ke lokasi
ini karena sangat otentik dan membawa kita serasa berada di era Edo.
Sehabis
mengeksplorasi kawasan Kakunodate Bukeyashiki, Dreamland pun dibawa menuju
lokasi pertemuan dengan keluarga homestay. Kami berpisah dengan rombongan dan
dibawa keluarga angkat menuju rumah mereka. Senang, sekaligus deg-degan karena
kami tidak bisa berbahasa Jepang dengan baik. Ada sebuah kekhawatiran bagaimana
kami harus berkomunikasi dan berinteraksi dengan mereka nantinya.
Setelah
perjalanan yang cukup jauh selama 1 jam, akhirnya kami sampai di rumah keluarga
angkat kami. Rumahnya boleh dikatakan tidak terlalu besar, tapi nyaman dan
sangat hangat. Sebagai info, keluarga angkat Dreamland adalah penjual mie soba
yang sangat laris di Akita. Setelah kami menaruh barang bawaan dan istirahat
sejenak, kami diajak untuk mengambil biji chestnut dan melihat ladang gandum
yang dimiliki kakek Sakayama ini.
Saat
berkomunikasi, tak jarang Dreamland harus menggunakan bahasa isyarat tarzan
karena keterbatasan bahasa Jepang yang dikuasai. Perlu diketahui bahwa orang
Jepang rata-rata tidak bisa berbahasa Inggris, sehingga mempelajari beberapa
istilah umum Jepang menjadi sebuah keharusan. Kami berempat ditawarkan onsen
oleh Gen selaku anak dari nenek Sakayama. Berhubung Dreamland dan teman-teman
penasaran seperti apa onsen yang sebenarnya, maka kami mengiyakan ajakan Gen
tersebut.
Sorenya,
kami langsung dibawa menuju ke lokasi onsen yang terletak 20 menit dari rumah
keluarga Sakayama. Setelah itu, kami masuk dalam sebuah gedung “penghakiman”
yang sebenarnya sudah membuat Dreamland ketar ketir dari awal. Dreamland pun
harus berganti alas kaki dari sepatu menjadi sandal untuk dipakai masuk dalam
onsen. Setelah dibayarkan tiket masuknya oleh Gen, kami pun masuk ke onsen yang
dipisah antara laki-laki dan perempuan.
Begitu
masuk, alangkah terkejutnya Dreamland dan teman-teman melihat banyak orang
paruh baya dan kakek-kakek yang dengan santai berlalu lalang di ruang ganti
pakaian tanpa busana sama sekali. Itu berarti kami juga harus mulai tidak
berbusana dari ruangan ini. Kebimbangan dalam membuka baju hingga telanjang
bulat dalam menikmati proses onsen ini akan Dreamland ceritakan dalam Dreamland
Traveller Moment.
Singkat
kata, kami semua masuk ke pemandian sambil menutupi bagian vital dengan handuk
kecil. Onsen sebenarnya sama saja dengan mandi air panas, hanya saja
prosedurnya itu yang membuat malu untuk pertama kali. Kami mandi dengan sabun
dan sampo dulu, kemudian barulah masuk ke kolam rendam. Setelah berendam selama
10 menit, kami pun kembali mengeringkan badan dulu sebelum akhirnya berpakaian
kembali di ruang ganti. Cukup malu juga ya harus pamer pantat dan tutup-tutup
kemaluan sepanjang jalan. Sementara itu, orang Jepangnya cuek saja dengan badan
sendiri.
Kami
pun kembali pulang ke rumah dan sudah disambut oleh nenek Sakayama dengan makan
malam. Badan kami yang sudah rileks pun membuat tubuh kami mengantuk karena
enaknya onsen. Setelah makan malam dan diwawancara oleh wartawan Akita Sakigake
Shimpo yang cantik, kami pun mengobrol hingga malam dengan keluarga Sakayama
dengan bantuan kamus Jepang.
Malam
pun semakin larut dan kami pun undur diri untuk beristirahat. Senang sekali
rasanya melihat keindahan kompleks Kakunodate Bukeyashiki dan menguji nyali
dengan telanjang di onsen Jepang.
Senboku, Akita, 10 Oktober 2014
Dreamland Traveller
Catatan:
- Jepang menggunakan mata uang Japanese Yen (JPY)
sebagai mata uang yang sah.
- Nilai 1 JPY saat Dreamland melakukan perjalanan
adalah 115 IDR.
- Jepang mempunyai 4 musim yang berbeda setiap
tahunnya, harap sesuaikan pakaian yang dibawa dengan musim yang ada.
- Setiap produk yang dibeli di Jepang dikenakan
pajak konsumsi sebesar 8%.
- Hingga saat ini, WNI yang melakukan perjalanan ke
Jepang harus mengajukan visa ke Kedutaan Jepang.
- Kota wisata yang terkenal di Jepang, antara lain
Tokyo, Osaka, Kyoto, dan lain sebagainya.
- Transportasi yang unik di Jepang adalah shinkansen
yang mempunyai kecepatan hingga 320 km/jam.
- Jepang terkenal sebagai negara yang mempunyai
vending machine terbanyak di dunia dengan banyaknya variasi barang yang dijual.
- Perhatikan jenis sampah yang dibuang harus sesuai
dengan kategori tong sampah yang diminta.
- Aktivitas yang bisa dilakukan di Jepang adalah
onsen di pemandian umum, berjalan kaki di keramaian Tokyo, belanja di Daiso
atau toko 100 Yen, dan berbagai macam aktivitas lainnya.
- Umumnya orang Jepang tidak bisa berbahasa Inggris,
pastikan untuk mengetahui berbagai istilah dasar agar tidak kesulitan ketika
bertanya.
- Orang Jepang adalah orang yang sangat ramah, suka
menolong, dan perhatian terhadap turis asing.
- Patuhi aturan yang ada di Jepang agar kita bisa
menikmati liburan di Jepang secara aman dan maksimal.
- Waktu di Jepang mempunyai perbedaan waktu 2 jam
lebih cepat dibandingkan Jakarta (GMT + 9).
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.