Thursday, October 30, 2014

Day 7 : Sayonara Homestay dan Workshop yang Melelahkan

Dreamland Traveller


Day 7 : Sayonara Homestay dan Workshop yang Melelahkan
            Tiba saatnya bagi Dreamland dan teman-teman untuk berpisah dengan keluarga homestay. Sebelum benar-benar berpisah, Gen-san memberi kami hadiah berupa jalan-jalan terakhir kalinya ke air terjun yang ada di Senboku. Dengan menggunakan mobil, perjalanan menuju kawasan air terjun ini memakan waktu 25 menit. Sesampainya di lokasi, kami langsung berjalan menyusuri jalan setapak menuju lokasi air terjun. Tak lupa tentunya kami berfoto sepanjang perjalanan.
            Dreamland bertemu dengan banyak turis lokal di sini. Mereka menghabiskan waktu dengan berjalan kaki santai. Umumnya pengunjung dari air terjun Senboku ini adalah kaum manula yang sedang menikmati masa tua. Satu fenomena yang Dreamland temukan tatkala menatap wajah orang Jepang adalah mereka langsung memalingkan wajah ke arah lain atau menunduk. Entahlah mereka tidak terbiasa menatap muka orang lain dan memilih untuk melihat ke arah lain.
            Perjalanan menuju air terjun ini sendiri memakan waktu 20 menit dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak. Kami harus melewati berbagai pepohonan, lembah, jembatan, sebelum akhirnya benar-benar sampai ke air terjun tersebut. Satu hal yang lucu adalah Dreamland harus menggunakan bahasa tarzan untuk meminta tolong orang yang berkunjung mengambilkan foto untuk Dreamland. Setelah melihat air terjun sekilas, kami pun kembali ke mobil dengan berjalan kaki.
            Kami pun langsung beranjak dari lokasi wisata ini menuju ke rumah untuk mengambil semua barang bawaan kami. Di rumah, kami disambut hangat oleh istri Gen-san dan nenek Sakayama yang memeluk kami dengan hangat. Sedih rasanya harus berpisah, walau bagaimanapun kami harus meneruskan kegiatan selanjutnya yang masih tersisa di Jepang. Dengan lambaian tangan, kami pun berpisah dengan keluarga Sakayama dengan diantar Gen-san menuju lokasi pertemuan di Grandeaile Garden.
            Panitia membuatkan acara perpisahan, di mana kami bisa mempersembahkan tarian atau nyanyian untuk keluarga homestay. Tak hanya itu, kami juga tertawa dan gembira bersama sebelum akhirnya benar-benar berpisah. Ada teman yang sampai menangis terharu karena kebaikan dari keluarga yang menjadi tempat homestay mereka. Tentunya kenangan yang didapat dari teman yang ditempatkan dalam keluarga yang berbeda tidak sama dengan keluarga lainnya. Satu hal yang pasti adalah kami benar-benar mengenal seperti apa orang lokal Jepang itu sebenarnya.
            Setelah menikmati jamuan makan siang yang nikmat dan berpisah dengan keluarga homestay, kami pun langsung diarahkan menuju bus untuk menginap di hotel tradisional Jepang yang berbau belerang, yakni Highland Hotel Shunjuan Sanso. Perjalanan menuju hotel ini memakan waktu 1 jam. Sesampainya di hotel, kami langsung diminta membawa seluruh barang bawaan dan menata kembali koper kami untuk dibawa ke Tokyo.
            Sesudah menata koper dan beristirahat sejenak di kamar, kami pun langsung berkumpul ke ruang pertemuan bawah untuk berdiskusi soal proyek apa yang akan dilakukan setelah kunjungan ke Jepang ini. Sebagai info, Dreamland kali ini sekamar dengan 5 orang, yakni Alif, Irfan, Ilham, Farid, dan Jodi. Kami membahas tentang langkah-langkah strategis apa saja yang bisa dilakukan sesudah kunjungan ke Jepang yang sangat menarik dan berkesan ini.
            Workshop yang dilakukan ini cenderung kurang efektif karena banyaknya orang yang berpartisipasi, yakni 25 kepala dan rata-rata setiap orang mempunyai pikirannya masing-masing. Singkat kata, diskusi dilanjutkan di kamar karena ruang pertemuan akan digunakan rombongan lainnya. Berhubung jumlah kelompok yang banyak membuat banyak orang yang asyik melakukan kegiatannya masing-masing, mulai dari main HP, mengobrol, bahkan tertidur karena kurang dilibatkan.
            Diskusi pun ditunda dengan acara makan malam terlebih dahulu. Kemudian kami melanjutkan diskusi di lobby berhubung tersedianya akses Wi-Fi. Tak lupa Dreamland mengisi waktu sambil berjalan-jalan sekitar hotel untuk membeli oleh-oleh. Sayangnya lokasi hotel tradisional ini terpencil, sehingga menyulitkan untuk pergi ke suatu tempat secara mudah. Malam pun semakin larut dan diskusi pun dilanjutkan di kamar.
            Mengingat suasana diskusi yang monoton, salah satu anggota kelompok, yakni Dian justru menceritakan pengalaman bertemu di hantu di kampus dan tempat kerja. Jadilah teman yang sudah tertidur, yakni Irfan terbangun dan ketakutan sendiri. Suasana diskusi yang jadinya mencekam ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment. Singkat kata, diskusi berlanjut sampai pukul 2 pagi dan akhirnya kami semua tertidur karena kecapekan.
            Sedih rasanya harus berpisah dengan keluarga Sakayama dan besok kami akan segera kembali ke Tokyo untuk mempresentasikan temuan apa saja yang sudah kami peroleh selama berada di Jepang.

Senboku, Akita, 12 Oktober 2014

Dreamland Traveller

Catatan:
- Jepang menggunakan mata uang Japanese Yen (JPY) sebagai mata uang yang sah.
- Nilai 1 JPY saat Dreamland melakukan perjalanan adalah 115 IDR.
- Jepang mempunyai 4 musim yang berbeda setiap tahunnya, harap sesuaikan pakaian yang dibawa dengan musim yang ada.
- Setiap produk yang dibeli di Jepang dikenakan pajak konsumsi sebesar 8%.
- Hingga saat ini, WNI yang melakukan perjalanan ke Jepang harus mengajukan visa ke Kedutaan Jepang.
- Kota wisata yang terkenal di Jepang, antara lain Tokyo, Osaka, Kyoto, dan lain sebagainya.
- Transportasi yang unik di Jepang adalah shinkansen yang mempunyai kecepatan hingga 320 km/jam.
- Jepang terkenal sebagai negara yang mempunyai vending machine terbanyak di dunia dengan banyaknya variasi barang yang dijual.
- Perhatikan jenis sampah yang dibuang harus sesuai dengan kategori tong sampah yang diminta.
- Aktivitas yang bisa dilakukan di Jepang adalah onsen di pemandian umum, berjalan kaki di keramaian Tokyo, belanja di Daiso atau toko 100 Yen, dan berbagai macam aktivitas lainnya.
- Umumnya orang Jepang tidak bisa berbahasa Inggris, pastikan untuk mengetahui berbagai istilah dasar agar tidak kesulitan ketika bertanya.
- Orang Jepang adalah orang yang sangat ramah, suka menolong, dan perhatian terhadap turis asing.
- Patuhi aturan yang ada di Jepang agar kita bisa menikmati liburan di Jepang secara aman dan maksimal.
- Waktu di Jepang mempunyai perbedaan waktu 2 jam lebih cepat dibandingkan Jakarta (GMT + 9).

~ oOo ~

No comments:

Post a Comment

Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.