Sunday, March 23, 2014

Bisnis Esek-esek di Petaling Street

Dreamland Traveller Moment


Bisnis Esek-esek di Petaling Street
            Bisnis esek-esek rasanya tidak bisa dipisahkan dari denyut nadi sebuah kota. Sebut saja, Saritem di Bandung, Gang Dolly di Surabaya, Geylang di Singapore, Wan Chai di Hong Kong, Chow Kit di Kuala Lumpur, dan masih banyak lainnya. Sebagai lokasi yang dicap “lokasi hitam”, praktik prostitusi adalah hal yang lazim dilakukan. Bisnis yang berkedok jasa hiburan, karaoke, pijat, dan hal lainnya ini memang mendatangkan untung yang tidak sedikit bagi para pelakunya. Cukup dengan 1 – 2 jam, mereka sudah mendapatkan omzet jutaan rupiah.
            Rupanya fenomena ini juga Dreamland temui tatkala Dreamland berjalan-jalan di Chinatown Kuala Lumpur alias Petaling Street dalam Kuala Lumpur and Singapore Trip. Waktu itu, Dreamland sedang mengantar kerabat berbelanja di Petaling Street ini untuk mencari suvenir dan oleh-oleh. Memasuki kawasan sisi tenda-tenda penjualan, alangkah kagetnya Dreamland tatkala ada seorang wanita yang menarik-narik tangan Dreamland untuk jasa pijat. Untungnya tangannya langsung mengendur tatkala ia sadar Dreamland datang bersama kerabat. 
            Sambil menunggu kerabat memilih barang, Dreamland mengamati wanita-wanita ini duduk untuk mencari mangsa yang bisa diperas uangnya. Umumnya target yang disasar adalah pria single yang kebetulan lewat sendirian di pinggir jalan Petaling ini. Dengan bujuk rayu dan genggaman yang terkesan agresif, mereka berharap ada sasaran yang terpancing untuk menggunakan jasa mereka. Sepanjang pengamatan Dreamland, ada satu pria yang kepincut dan akhirnya dibawa masuk ke hotel.
            Uniknya bisnis esek-esek ini sudah terorganisir dengan baik. Hotel yang ada di sekitar Petaling Street ini juga terang-terangan menawarkan paket menginap dengan hitungan 2 – 4 jam. Dengan label paket istirahat, mereka menempelkan label ini di kaca depan hotel. Siapapun tahu rasanya apa maksud penggunaan dari kamar hotel ini, bukan? Tarif yang tertera di brosur mungkin XX RM, tapi kan bisa saja meningkat jadi XXX RM kalau ditambah “jasa” yang lain. 
            Sebagai seorang traveler, sudah sepatutnya kita menghindari hal semacam ini, khususnya para pria single. Bukan mustahil, jasa semacam ini digunakan untuk merampok dan merampas seluruh harta kita tatkala sedang berjalan-jalan di suatu tempat. Banyak kasus di mana setelah korban menggunakan jasa, ia dihipnotis, dibius, atau disekap untuk menyerahkan uang baru dibebaskan. Hal itu patut diwaspadai karena kita tak tahu apa yang ada dibenak orang-orang tersebut. Apalagi bisa jadi mereka sudah bekerja sama untuk melakukan kejahatan tersebut. Lebih baik menghindar daripada terperangkap dalam lubang buaya, bukan?

~ oOo ~

No comments:

Post a Comment

Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.