Bisnis
Esek-esek di Petaling Street
Bisnis
esek-esek rasanya tidak bisa dipisahkan dari denyut nadi sebuah kota. Sebut
saja, Saritem di Bandung, Gang Dolly di Surabaya, Geylang di Singapore, Wan
Chai di Hong Kong, Chow Kit di Kuala Lumpur, dan masih banyak lainnya. Sebagai
lokasi yang dicap “lokasi hitam”, praktik prostitusi adalah hal yang lazim
dilakukan. Bisnis yang berkedok jasa hiburan, karaoke, pijat, dan hal lainnya
ini memang mendatangkan untung yang tidak sedikit bagi para pelakunya. Cukup
dengan 1 – 2 jam, mereka sudah mendapatkan omzet jutaan rupiah.
Rupanya
fenomena ini juga Dreamland temui tatkala Dreamland berjalan-jalan di Chinatown
Kuala Lumpur alias Petaling Street dalam Kuala Lumpur and Singapore Trip. Waktu
itu, Dreamland sedang mengantar kerabat berbelanja di Petaling Street ini untuk
mencari suvenir dan oleh-oleh. Memasuki kawasan sisi tenda-tenda penjualan,
alangkah kagetnya Dreamland tatkala ada seorang wanita yang menarik-narik
tangan Dreamland untuk jasa pijat. Untungnya tangannya langsung mengendur
tatkala ia sadar Dreamland datang bersama kerabat.
Sambil
menunggu kerabat memilih barang, Dreamland mengamati wanita-wanita ini duduk
untuk mencari mangsa yang bisa diperas uangnya. Umumnya target yang disasar
adalah pria single yang kebetulan lewat sendirian di pinggir jalan Petaling
ini. Dengan bujuk rayu dan genggaman yang terkesan agresif, mereka berharap ada
sasaran yang terpancing untuk menggunakan jasa mereka. Sepanjang pengamatan
Dreamland, ada satu pria yang kepincut dan akhirnya dibawa masuk ke hotel.
Uniknya
bisnis esek-esek ini sudah terorganisir dengan baik. Hotel yang ada di sekitar
Petaling Street ini juga terang-terangan menawarkan paket menginap dengan
hitungan 2 – 4 jam. Dengan label paket istirahat, mereka menempelkan label ini
di kaca depan hotel. Siapapun tahu rasanya apa maksud penggunaan dari kamar
hotel ini, bukan? Tarif yang tertera di brosur mungkin XX RM, tapi kan bisa
saja meningkat jadi XXX RM kalau ditambah “jasa” yang lain.
Sebagai
seorang traveler, sudah sepatutnya kita menghindari hal semacam ini, khususnya
para pria single. Bukan mustahil, jasa semacam ini digunakan untuk merampok dan
merampas seluruh harta kita tatkala sedang berjalan-jalan di suatu tempat.
Banyak kasus di mana setelah korban menggunakan jasa, ia dihipnotis, dibius,
atau disekap untuk menyerahkan uang baru dibebaskan. Hal itu patut diwaspadai
karena kita tak tahu apa yang ada dibenak orang-orang tersebut. Apalagi bisa
jadi mereka sudah bekerja sama untuk melakukan kejahatan tersebut. Lebih baik
menghindar daripada terperangkap dalam lubang buaya, bukan?
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.