Monday, September 30, 2013

Sulitnya On Time dalam Group Tour

Dreamland Traveller Moment


Sulitnya On Time dalam Group Tour
            Waktu adalah uang. Demikian orang bijak menyikapi betapa pentingnya waktu yang kita miliki untuk melakukan banyak hal bermanfaat selama kita hidup. Tak heran rasanya jika sebagian besar negara maju sangat menghargai waktu dengan menepati setiap janji sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sayangnya budaya tepat waktu ini jauh dari budaya bangsa kita. Budaya “jam karet” senantiasa melekat dan mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
            Hal ini terjadi tatkala Dreamland berada pada Hong Kong Trip. Saat itu, Dreamland dan rombongan sedang berada di Shenzhen untuk mengikuti full day city tour. Acara pertama adalah mengunjungi toko giok. Oke, Dreamland dan rombongan pun diantar ke sana karena merupakan kewajiban bagi tur untuk membawa tamu yang datang ke toko pemerintah. Nah di sinilah tragedi itu bermula. Rombongan begitu antusias membeli giok yang katanya asli itu dengan harga yang fantastis. Ada yang membeli 2 juta, 3 juta, sampai berjuta-juta. Pokoknya orang Indonesia tajir deh!
            Konon katanya giok yang asli itu mampu melindungi pemakainya dengan memecahkan diri untuk menghindarkan pengguna dari kemalangan. Dreamland sih tidak berminat membeli karena tidak percaya mitos dan tidak punya dana sebesar itu untuk membeli benda ini. Herannya, rombongan bisa menghabiskan waktu sampai 2,5 jam di sini! Entah karena staf pemasarannya sangat berbakat atau rombongannya pengin beli semua. Akibatnya pemandu tur sampai harus mengaba-aba agar bisa lanjut ke acara selanjutnya.
            Bayangkan kita harus pergi ke toko selanjutnya, yakni toko obat. Padahal jam sudah tersita sampai waktu makan siang hampir tiba. OMG! Setibanya di toko obat, kita diterangkan lagi ramuan herbal tradisional China yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Selain itu, dijelaskan letak bagian tubuh yang vital di telapak tangan. Pokoknya penjelasannya lama dan meyakinkan sekali oleh orang Indonesia yang sepertinya dibayar pemerintah China untuk mendatangkan uang.
            Selesai penjelasan, dokter-dokter China yang katanya hebat dan professional itu pun membagi keluarga menjadi pecahan-pecahan kecil untuk diketahui penyakitnya. Dreamland tolak mentah-mentah penawaran itu karena pernah mengalami hal serupa di Beijing dan ujung-ujungnya duit. Kan malas banget kan nanti divonis hidupnya tinggal berapa tahun lagi kalau ga makan obat blablabla yang membuat kita jadi paranoid sendiri dan beli obat.
            Di sinilah kelamaan berikutnya terjadi, 1,5 jam berlalu tanpa terasa. Beli obat saja lamanya minta ampun. Sampai-sampai ada yang membeli obat hingga 58 juta rupiah karena ingin sembuh. “Ya siapa tahu sembuh ya. Saya udah pusing dengan penyakit saya ini.” kata salah satu peserta tur ini. Pokoknya royal banget lah. Kalau Dreamland sih mendingan menyimpan 58 juta itu untuk pergi ke bagian dunia lain dibandingkan membeli obat yang belum tentu manjur. Pokoknya Dreamland yang tunggu di luar sampai kepanasan karena rombongan tidak kunjung tiba.
            Akhirnya, kami pun dibawa makan siang ke restoran yang dekat dengan Splendid China. Pemandu tur Shenzhen kami menawarkan untuk pergi ke Dong Men Market, tapi harus membayar 30 RMB atau langsung ke Splendid. Awalnya Dreamland ingin jalan-jalan langsung ke Splendid saja karena malas berbelanja, tapi karena semua rombongan ikut, masa Dreamland memisahkan diri sendiri kan dianggap aneh atau tidak solider. Dreamland pun akhirnya ikut ke Dong Men Market bersama-sama.
            Perjalanan selama 45 menit pun terasa begitu membosankan. Akhirnya Dreamland pun tiba di Dong Men Market untuk berbelanja. Pemandu tur memberitahu untuk berkumpul di dekat KFC jam 18.00 karena show akan dimulai pukul 19.00. Langsung deh semua rombongan semangat jalan ke sana kemari karena kompleks belanja Dong Men Market ini sangat besar dan luas. Dreamland pun melihat jam dan melakukan estimasi waktu jalan-jalan agar tidak merugikan rombongan lainnya jika tersesat.
            Nah awalnya semua berjalan lancar. Dreamland pun tepat waktu datang berkumpul jam 18.00. Tapi ada 2 anggota rombongan yang entah ke mana. Pemandu tur pun mulai panik karena sudah molor 20 menit tapi tidak kunjung berkumpul. Anggota keluarga yang tersesat ini pun sibuk menelepon A dan B, tapi nomornya tidak aktif. Semua mulai panik dan pemandu tur mulai stres bolak-balik mencari mereka. Akibatnya kita sampai menunggu 1 jam cuma demi A dan B yang tersesat di pasar ini!
            Ujung-ujungnya A dan B datang ke tempat berkumpul sambil bersimbah airmata karena takut ditinggal. Wajar mereka menangis karena mereka akan pulang kembali ke Hong Kong hari ini, sementara Dreamland masih di Shenzhen. Jelas Dreamland sangat kesal karena insiden ini. Memang Dreamland juga sempat tersasar di pasar ini, tapi Dreamland melihat ciri KFC tempat berkumpul itu sangat khas dekat mal. Memang KFC di Dong Men Market ini ada 3 dan membingungkan, tapi setidaknya jika kita buta arah harusnya jangan mengakses lokasi ini sangat jauh. Semua rombongan tur pun rugi waktu kalau sudah begini!
            Dengan waktu yang sudah sangat terlambat, pemandu tur pun mengatakan kita akan langsung menonton show di Splendid China. Sesampainya di Splendid China, kita semua berlari ke lokasi acara. Miniatur suku minoritas China yang indah pun tidak bisa dipotret karena hari yang sudah sangat gelap. Dreamland benar-benar merasa dirugikan karena keterlambatan ini. Belum lagi show yang sudah berjalan setengah jalan jadi terasa nanggung. Padahal jika menonton dari awal, show ini sangatlah bagus. Dreamland sangat kecewa.
            Lagi-lagi masalah ketepatan waktu. Wajar Dreamland sangat marah karena tidak mampu mengeksplorasi Splendid China dengan maksimal. Apalagi waktu Dreamland di sini sangat terbatas. Kalau tahu begini kan Dreamland tidak akan ikut ke Dong Men Market saja sekalian. Meskipun Dreamland ikut land tour only, tapi tetap saja jika bergabung dengan turis Indonesia pasti bawaannya molor saja. Entahlah apakah jam tangan mereka rusak atau tidak mau tahu dengan kepentingan orang lain.
            Memang begitu sulit on time dengan turis Indonesia apalagi jika dalam bentuk rombongan yang berjumlah besar!

~ oOo ~

Saturday, September 28, 2013

Hati-Hati Copet di Shenzhen

Dreamland Traveller Moment


Hati-Hati Copet di Shenzhen
            Peringatan itu sudah Dreamland dapatkan dari pemandu tur di Hong Kong. Taraf hidup yang tinggi dan sulitnya mencari nafkah di Shenzhen dan Hong Kong membuat banyak copet berkeliaran di kedua wilayah ini. Hati-hati copet di kedua negara ini bisa bervariasi dalam bentuk siapapun, baik pengemis, orang tua, maupun anak muda. Anda harus waspada dan cermat melihat gerak-gerik mencurigakan orang-orang. Apalagi jika ada dalam keramaian.
            Salah satu peserta tur hampir saja kecopetan tatkala ada 2 anak muda yang tiba-tiba mendekati terus meraba kantongnya. Untung saja tidak ada dompet yang ditaruh di sana, sehingga mereka pulang dengan tangan kosong. Ciri-ciri pencopet itu adalah anak muda yang dicat warna-warni dengan baju bermerk tiruan. Mereka akan mendekati kita pelan-pelan dan langsung berlari tatkala sudah menandai lokasi tempat barang berharga kita.
            Pastikan untuk menaruh barang berharga kita di depan. Jangan pakai perhiasan tatkala jalan-jalan di pasar yang ramai karena akan menarik para pelaku kejahatan. Pencopet di Shenzhen dan Hong Kong tahu bagaimana caranya merobek tas dengan rapi untuk mengeluarkan isinya yang berharga bahkan tatkala kita sedang berjalan sekalipun. Makanya jangan taruh tas di belakang. Selalu awasi dan cermati orang-orang di sekitar Anda.
            Ada lagi copet dengan wujud orang tua yang menggendong anak. Dia terus menerus mengikuti kita. Dreamland sih sudah tahu trik seperti itu, sehingga dengan cepat berlalu dari orang semacam ini. Hati-hati juga dengan orang yang berpura-pura terjatuh dan minta ditolong karena anak buah orang ini siap mengambil barang berharga Anda tatkala menolong orang yang jatuh ini. Banyak trik yang dilakukan pencopet agar bisa menjalankan misinya dengan baik. Jangan pasang jiwa kebaikan Anda di sini karena tidak berlaku pahala apapun, melainkan bisa berbuah petaka untuk Anda.
            Jangan jadikan jalan-jalan di Hong Kong dan Shenzhen sebagai ajang fashion show untuk memamerkan kekayaan, melainkan berpakaianlah sewajarnya agar para pelaku kejahatan tidak mengincar harta Anda. Semoga Anda terhindar dari serangan copet di kedua wilayah ini!

~ oOo ~

Thursday, September 26, 2013

Tipe Belanja Turis Indonesia

Dreamland Traveller Moment


Tipe Belanja Turis Indonesia
            Belanja adalah salah satu aktivitas yang paling disukai turis Indonesia. Tak heran rasanya jika belanja selalu menyita banyak waktu dalam rangkaian acara tur dimanapun  di seluruh dunia jika ada turis Indonesia didalamnya. Nah Dreamland akan menyimpulkan beberapa tipe belanja orang Indonesia yang pasti ditemukan hampir di semua tempat wisata. 
            Turis Indonesia itu kalau berbelanja suka bergerombol. Meskipun toko yang menjual barang serupa banyak, biasanya turis Indonesia tumplek di satu toko. Semua sibuk mencari barang dan oleh-oleh di toko yang sama. Tentu hal ini sangat menguntungkan pemilik toko jika orang Indonesia singgah didalamnya. Biasanya berbelanja suka diikuti dengan aktivitas ngerumpi, seperti saling tanya ini bagus ga? 
            Turis Indonesia itu mudah dibohongi. Saat dibawa ke toko pemerintah, baik toko giok maupun obat, banyak sekali turis yang membeli produk tersebut karena diklaim asli. Kerabat Dreamland yang tertipu dan membeli sejumlah item merasakan tidak ada manfaat dari produk yang dibeli dari China ini. Akhirnya barang tersebut hanya ditaruh sebagai pajangan dan tidak berfungsi apapun. Ingat, petugas toko pemerintah China ini sangat terlatih untuk menyakinkan konsumen terutama asal Indonesia agar membeli dalam jumlah yang besar.
            Turis Indonesia itu royal kalau berbelanja. Pokoknya kalau lihat toko saja pasti bawaannya harus beli ini dan itu. Semua harus dibeli. Akibatnya bagasinya selalu kelebihan muatan dan menjadi masalah saat pulang nanti. Kuantitas barang yang dibeli pun tidak main-main, mencapai belasan sampai puluhan karena akan dibagikan sebagai oleh-oleh pada semua kerabat. Pasti uang itu habis berjuta-juta untuk berbelanja.
            Turis Indonesia itu enggan tawar menawar. Pasar di China sebagian besar menggunakan sistem tawar menawar hingga 70%. Namun entah karena murah hati atau tidak tegaan, biasanya turis Indonesia hanya berani menawar sampai 50% saja. Padahal keuntungan pedagang itu bisa berkali-kali lipat, apalagi produk China itu rata-rata palsu semua hanya saja KWnya istimewa, sehingga menyerupai asli.
            Turis Indonesia itu suka pamer belanjaan. Pokoknya obrolan di bus itu pasti soal belanjaan kalau sesudah dari toko. Tadi saya beli itu, ini, sana, sini, atas, bawah, dan lain sebagainya sambil ditunjukkan barangnya agar terlihat elegan dan mewah. Rata-rata barang yang dibeli harganya tinggi dan kuantitasnya banyak.
            Demikian tipe belanja turis Indonesia. Adakah ciri-ciri di atas yang menyerupai tipe belanja Anda di tempat wisata?

~ oOo ~

Tuesday, September 17, 2013

Rapuhnya Mentalitas Turis Indonesia

Dreamland Traveller Moment


Rapuhnya Mentalitas Turis Indonesia
            Lagi-lagi soal peserta tur asal Indonesia. Bisa itu karena biasa. Nah ketika kita sudah terbiasa dilayani, kita akan tidak biasa jika harus melakukan segala sesuatunya sendiri. Hal ini terlihat saat Dreamland berada pada rangkaian Hong Kong Trip. Saat itu, kami semua menyeberangi perbatasan Hong Kong menuju Shenzhen. Perbatasan Hong Kong – Shenzhen ini sangat ramai oleh orang China Daratan yang pulang kembali ke habitat mereka. Tak heran jika kita harus menjaga barang bawaan kita di sini.
            Saat kita sudah selesai melakukan pemeriksaan imigrasi, kita harus berjalan kaki naik turun tangga akibat eskalator tidak jalan. Rombongan Dreamland rata-rata membawa koper yang sangat besar dan berat. Akibatnya mereka kesulitan ketika berjalan dan menuruni tangga. Ya sudah Dreamland bantu bawakan salah satu koper karena Dreamland hanya memakai tas ransel saja. Mereka terlihat sangat terengah-engah dan merasa tur ini tidak bagus. “Rasanya kayak pengin mati saja.” kata salah satu peserta tur.
            Kejutan besar terjadi tatkala kita semua sudah menuruni tangga menuju tempat parkir bus. Ada salah satu peserta tur yang marah besar dan berteriak, “Brengsek! Ini tur macam apa. Kita disuruh naik turun tangga. Saya capek tahu! Apa-apaan ini tur kok seperti ini.” katanya sambil mendorong kopernya yang sangat berat. Semua peserta tur terkesima dan terdiam kebingungan. Pemandu tur Shenzhen pun membantu peserta tur ini membawa barang bawaannya agar tidak histeris. 
            Sesampainya di bus, peserta tur ini menangis terisak dan menelepon sanak saudaranya ke Indonesia karena tidak puas dengan jasa tur premium yang sudah mereka bayar. Wajar mereka ke Hong Kong dengan menggunakan pesawat terbaik Cathay Pacific, selain itu menginap di hotel bintang 5 Hong Kong yang harganya mencapai 3 jutaan satu malamnya. Astaga, itulah dia jika terlalu sering dilayani. Kita tidak akan siap menghadapi hal yang tidak terduga selama berada dalam rangkaian tur dan bisa mengalami kekecewaan yang sangat besar.
            Cerita lain, tatkala rombongan pulang berbelanja dari Lou Hu Market di Shenzhen. Rombongan peserta tur ada yang memilih naik taksi. Padahal jarak tempat perbelanjaan dan hotel sangatlah dekat dan tidak jauh menurut ukuran Dreamland. Tapi mereka tetap malas berjalan karena sudah capek kaki jalan-jalan belanja dan akhirnya memilih naik taksi. Ya sudahlah terserah padahal sudah Dreamland bujuk agar sama-sama berjalan kaki agar lebih hemat. Tapi anehnya kok tidak pegal ya naik turun eskalator di Lou Hu Market yang luas itu sambil bawa belanjaan seabrek? That’s a question!
            Lain halnya tatkala ada 2 peserta tur yang tersesat di Dong Men Market. Akibat keasyikan belanja dan lupa arah, mereka akhirnya menghambat semua rangkaian acara tur. Sambil menangis terisak karena takut tidak bisa pulang, mereka meminta maaf pada semua peserta tur yang dirugikan. Astaga! Padahal ketenangan dan kejelian adalah kunci penting tatkala kita tersesat. Dreamland yang sempat tersesat saja pelan-pelan menelusuri jalan awal hingga akhirnya sampai di KFC tempat berkumpul.
            Itulah pentingnya sering berjalan-jalan agar kita siap menghadapi berbagai hal yang tidak terduga dan tidak lekas menyerah tatkala mengalami sedikit hambatan. Kita tidak bisa membeli keberanian, tetapi bisa mempelajari keberanian lewat semakin seringnya kita bepergian ke luar negeri secara mandiri!

~ oOo ~