Day
2 : Menikmati Darling Harbour dan Vivid Sydney
Tiba
saatnya pesawat AirAsia X dengan tujuan Sydney, Australia berangkat. Yipie!
Banyak penumpang yang terlihat sudah mulai tertidur karena malam yang semakin
larut. Pesawat AirAsia X pun lepas landas dari klia2. Tidak seperti AirAsia
yang bergetar, AirAsia X sangat stabil dan tidak terasa sekali tatkala mulai
lepas landas. Kursi AirAsia X ini boleh dikatakan sedikit lebih longgar
dibandingkan kursi AirAsia pada umumnya. Jarak antar kursi masih bisa digunakan
untuk kaki melonjor walaupun terbatas.
Perjalanan
menuju Sydney, Australia ini memakan waktu 8 jam 30 menit. Waktu yang sangat
membosankan dan melelahkan tentunya. Apalagi tidak ada hiburan maupun makanan
gratis di semua penerbangan AirAsia X. Dreamland mengisi waktu dengan tidur,
membaca majalah, dan tidur lagi. Makanan sendiri akan dibagikan selama 2 kali
bagi para pemesan pre-book online dan pemesan biasa. Kira-kira pembagian
makanan pertama dimulai 2 jam setelah berangkat dan yang kedua 2 jam sebelum
landing.
Bagi
yang ingin hiburan, bisa memesan paket sewa Samsung Galaxy Tab sebesar 45 RM
(jika online) atau 60 RM (jika di pesawat). Ada juga pilihan Hot Seats agar
bisa merentangkan kaki lebih panjang dekat pintu darurat. Ada juga Quiet Zone
yang hening dan sepi bagi Anda yang ingin beristirahat dalam keheningan. Atau
jika punya budget lebih bisa memilih Premium Seat yang jelas nyaman dan sangat
menunjang perjalanan jarak jauh.
Penjualan
AirAsia X hampir sama seperti AirAsia. Kita bisa membeli makanan dan minuman
setelah penumpang pre-book dilayani semuanya. Hanya saja, layanannya sangat
lambat dan membuat perut yang keroncongan terganggu karena aroma makanannya
cepat sekali menyebar dalam kabin. Sangat disarankan booking online karena
tarifnya termasuk air minum botol 350 ml dan tentunya lebih murah. Dreamland
pesan Chicken Rice Uncle Chin seharga 13 RM di internet, sementara di buku menu
18 RM.
Setelah
makanan tiba, Dreamland makan dengan lahap. Sebelumnya Dreamland sudah mengisi
kartu imigrasi Australia yang dibagikan oleh awak kabin. Kartu imigrasi ini
boleh dikatakan sangat sederhana dan simpel. Hanya saja, ada formulir deklarasi
di halaman belakangnya yang harus diisi. Jangan membawa barang-barang segar,
seperti buah, sayur, dan lain sebagainya tanpa dideklarasi karena bisa terkena
denda yang sangat besar. Pastikan pelajari aturan tersebut sebelum masuk ke
Australia.
Petugas
pun membersihkan sampah makanan di AirAsia X, setelah itu lampu kabin
diredupkan dan Dreamland pun bisa tidur dengan nyaman. Berhubung kursinya
sangat tegak dan keras, tidur Dreamland pun jadi serba tidak enak. Kepala
sangat pegal, kaki terasa kaku, dan badan terasa sangat capek. Pokoknya
benar-benar harus menerima kalau naik pesawat AirAsia X yang murah, tapi jauh
dari kata nyaman ini.
Setelah
perjalanan hampir 6 jam, pramugari dan pramugara kembali membagikan makanan
kedua. Bagi yang membeli pre-book 2 makanan, mereka akan dilayani terlebih
dahulu. Setelah semua selesai, 1 jam sebelum mendarat, semua Samsung Galaxy Tab,
selimut, dan power bank hasil pinjam meminjam harus dikembalikan ke awak kabin.
Matahari pun mulai terlihat terang dan cerah di jendela pesawat. Hingga
akhirnya semua perjalanan pesawat melelahkan ini berakhir tatkala kita mendarat
di Kingsford Smith Terminal 1 (Sydney Airport).
Dreamland
pun turun dari pesawat sambil merentangkan badan yang sangat pegal, setelah itu
keluar menuju konter imigrasi. Bandara Sydney ini boleh dikatakan biasa-biasa
saja. Tidak mewah, bagus, atau wah seperti dugaan Dreamland. Sederhana seperti
bandara di Thailand pada umumnya. Hanya saja, ada panduan wisata gratis yang
bisa diambil di rak yang tersedia. Panduan wisata ini berisi kupon diskon,
tempat wisata yang direkomendasikan, serta hal-hal lain yang harus diperhatikan
di Sydney.
Dreamland
pun berjalan menuju konter imigrasi. Ada pengumuman untuk Declare It
barang-barang bawaan yang diharuskan untuk diberitahu pada pihak imigrasi. Bagi
pemegang paspor tertentu ada fasilitas ePassport yang sangat praktis. Imigrasi
Sydney boleh dikatakan biasa-biasa saja. Tidak ketat atau menyeramkan. Hanya
saja kita tidak boleh main HP selama di ruangan ini karena bisa terkena denda
yang besar.
Setelah
imigrasi dan melewati baggage claim, kita semua harus mengantri untuk keluar
dan menunjukkan kartu Declare yang telah diisi. Bagi yang kedapatan membawa
barang-barang yang dilarang, akan dipisahkan ke lajur berbeda untuk diperiksa
secara intensif. Hati-hati ada anjing pelacak di sini yang siap membaui barang
bawaan yang dibawa. Sesudah semuanya usai, tiba saatnya untuk menghirup udara
segar di Sydney.
Berhubung
kunjungan Dreamland kali ini adalah menemui keluarga dan juga berlibur,
Dreamland dijemput oleh paman Dreamland yang tinggal di Sydney. Sebut saja,
Uncle. Nah Uncle langsung menyambut Dreamland dan orang tua dengan baik dan
mengantar Dreamland ke tempat parkir yang ada tepat di seberang bangunan
kedatangan bandara. Dreamland cukup terkejut tatkala melihat biaya parkir di
bandara ini setiap 30 menitnya mencapai 8 AUD! Apalagi Dreamland sudah membuat
Uncle menunggu 50 menit yang berarti membayar 16 AUD.
Singkat
kata, kami beranjak pergi dari bandara menuju rumah Uncle yang terletak di area
Burwood. Sepanjang perjalanan, Dreamland melihat begitu banyak bangunan kuno
yang ada di Sydney. Rupanya pemerintah sangat memperhatikan pemeliharaan
bangunan bersejarah ini dengan baik. Tidak seperti di Braga, bangunan kuno
justru dihancurkan dan diganti dengan yang baru. Hal ini akan Dreamland bahas
dalam Dreamland Traveller Moment.
Sesampainya
di rumah Uncle setelah perjalanan 25 menit, kami langsung disambut hangat oleh
istri Uncle. Sebut saja Aunty. Setelah meletakkan barang bawaan dan istirahat
sejenak, mereka mengajak Dreamland langsung berwisata di Sydney mengingat waktu
kami sangat terbatas dan singkat. Meskipun badan Dreamland masih capek, tapi
Dreamland harus tetap semangat karena akan mengeksplorasi tempat yang baru
dengan semaksimal mungkin. Tak lupa Dreamland dipinjamkan baju hangat mengingat
cuaca Sydney cukup dingin 14 – 16 derajat Celcius di musim winter ini.
Kami
pun memulai perjalanan dengan berjalan kaki dari rumah menuju Burwood Station.
Di Burwood Station, Dreamland membeli MyMulti Pass 2 seharga 54 AUD. MyMulti
Pass 2 ini bisa digunakan untuk mengakses berbagai moda transportasi publik
semaksimal mungkin selama berwisata di Sydney, hanya saja jangkauannya tidak
seluas MyMulti Pass 3 seharga 61 AUD yang mencakup semua.
Peron
train di Sydney biasa-biasa saja dan tidak terlalu istimewa. Sangat sederhana
dan simpel. Kita bisa melihat kereta tujuan kita di layar, sehingga tidak salah
naik kereta. Setelah kereta tiba, Dreamland masuk dan mengambil tempat duduk di
atas. Uniknya kereta Sydney adalah terdapat 2 lantai untuk keretanya. Kursinya
pun bisa dipindahkan sandarannya sesuai arah yang kita inginkan. Pokoknya
sangat menarik.
Kami
pun menempuh perjalanan selama 25 menit sebelum akhirnya tiba di Central.
Sesampainya di Central Station yang menjadi pusat dari moda transportasi umum
di Sydney, Dreamland diajak keluar melihat kondisi jalanan Sydney yang ada.
Jalanan Sydney sangat ramah dengan pejalan kaki. Porsi trotoar dibuat sangat
besar, sehingga sangat nyaman dan aman. Tak hanya itu, burung-burung pun bebas
beterbangan ke sana kemari karena tidak diburu seperti di Indonesia. Sangat
bagus!
Luasnya
jalan pedestrian ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.
Kawasan Central ini rupanya menjadi lokasi banyak hostel backpacker. Terbukti
dari banyaknya hostel backpacker di kawasan ini. Setelah berjalan-jalan
singkat, Uncle mengajak Dreamland mampir di sebuah kedai makan yang menjual
roti. Setelah memesan beberapa menu, Dreamland diajak makan menu ala Australia
yang ada. Tentu Dreamland menghemat anggaran karena ditraktir. Hehehe…
Bayangkan kalau Dreamland memesan menu ini bisa menghabiskan 50 AUD alias
500.000 IDR untuk sekali makan saja.
Setelah
menikmati makan siang yang berkualitas, kami semua langsung menuju ke destinasi
pertama, yakni Paddy’s Market. Pasar tradisional yang terletak di gedung yang
bersejarah dengan nama Market City ini menjual berbagai suvenir, baju, dan
aksesoris asal China dengan harga yang terjangkau. Kita bisa membeli oleh-oleh
di pasar ini. Ingat, terjangkau Australia berarti terjangkau dengan standar
Indonesia ya. Ada juga penjual buah-buahan di bagian belakang pasar yang dijual
satuan maupun kiloan.
Setelah
membeli sejumlah suvenir, Dreamland pun langsung beranjak menuju Darling
Harbour yang terletak dekat dengan Paddy’s Market. Cuaca dingin Sydney ini
untungnya tidak disertai dengan hujan. Uncle mengatakan 2 hari sebelum
Dreamland datang, cuaca selalu hujan dan tidak bersahabat. Keberuntungan dalam
cuaca ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.
Sesampainya
di Darling Harbour, Dreamland melihat ada taman bermain anak-anak kecil, pusat
informasi, IMAX, serta banyak warga Australia yang nongkrong di sini. Dreamland
pun masuk ke mal yang ada di dekat Darling Harbour dan mendengar ada bahasa
yang dikenal. Ya, rupanya akhir pekan dimanfaatkan pelajar Indonesia di Sydney
untuk jalan-jalan di Darling Harbour. Fenomena banyaknya orang Indonesia di
Sydney ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.
Setelah
puas melihat keindahan Darling Harbour, Dreamland naik ke atas dan melewati
jembatan menuju Queen Victoria Building. Bangunan kuno yang dijadikan mal
berkelas ini memang sangat unik. Terdapat jam kuno istimewa yang ada di
tengah-tengah bangunan. Jam antik ini masih berfungsi dan menunjukkan waktu
hingga saat ini. Tak hanya itu, arsitektur dan tata letak Queen Victoria
Building ini serasa membawa kita berada di Eropa.
Setelah
berkeliling Queen Victoria Building, kami langsung mengambil train menuju
Circular Quay Station dari Town Hall Station yang terletak di lantai bawah
Queen Victoria Building. Kereta sangat ramai dan penuh hari ini karena ada
festival Vivid Sydney yang digelar pemerintah Australia di sekitar Sydney Opera
House dan The Rocks. Akhirnya kami semua bisa masuk ke train setelah
berdesak-desakan. Setibanya di Circular Quay, Dreamland melihat begitu banyak
orang yang berlalu lalang. Uncle mengatakan tidak seperti biasanya Sydney
seramai ini. Mungkin karena ada festival yang digelar setahun sekali,
orang-orang Sydney tumpah ruah ke jalan.
Dreamland
langsung menuju ke dermaga tempat berlangsungnya Vivid Sydney 2014. Di sini
ribuan orang sudah menunggu momen-momen permainan cahaya cantik di Sydney Opera
House dan kawasan The Rocks digelar. Dreamland pun menunggu dan akhirnya
festival dimulai. Gedung Sydney Opera House berganti kulit dan warna menjadi
sebuah sajian pertunjukan menarik dan istimewa. Cahaya demi cahaya memberikan
sensasi tersendiri bagi siapapun yang melihatnya. Setelah menikmati pertunjukan
selama 15 menit, Uncle pun mengajak Dreamland ke sebuah restoran yang ada di
sekitar dermaga untuk makan malam.
Sayangnya
semua tempat fully booked dan terpaksa kita berjalan ke sana kemari untuk
mencari makan. Sembari itu, Dreamland berjalan-jalan langsung ke The Rocks. The
Rocks sendiri hampir mirip dengan Braga, hanya saja bangunannya sangat terawat
dengan rapi. Kawasan pedestrian ini diisi dengan pedagang jalanan yang
menjajakan makanan. Suasana sangat ramai, sehingga Dreamland memutuskan untuk
melihat-lihat saja makanan yang dijual. Setelah itu, Uncle mengajak kami pergi
ke sebuah restoran yang ada di The Rocks. Restoran ini ada dibawah tanah. Di
sini kami makan pizza, makanan Italia, dan fish and chip.
Setelah
makan malam, kami kembali berjalan-jalan di sekitar area Vivid Sydney.
Dreamland melihat ada 2 bule berkostum unik yang mempromosikan Ghost Tours.
Keunikan warga Australia dalam mempromosikan pariwisata tur aneh dan unik ini
akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment. Setelah itu, ada
festival pawai keliling di The Rocks. Suasana The Rocks dengan pengamen jalanan
dan lain sebagainya akan Dreamland bahas lebih lanjut dalam Dreamland Traveller
Moment.
Setelah
puas berjalan-jalan, tiba saatnya bagi kami semua untuk kembali pulang ke rumah
karena sudah sangat lelah. Dreamland langsung kembali ke Circular Quay Station
menuju ke Burwood Station. Setelah menempuh perjalanan 30 menit, akhirnya
Dreamland sampai di Burwood. Kemudian kami berjalan kaki 800 m sambil tiba
kembali di rumah. Sesampainya di rumah, Dreamland mandi, istirahat, dan nonton
TV bersama sebelum akhirnya tidur dan mempersiapkan diri untuk esok hari
menjelajahi Sydney.
Senang
rasanya bisa merasakan euforia Vivid Sydney 2014 yang digelar 23 Mei – 9 Juni
2014 ini!
Kuala Lumpur, Malaysia, Sydney, Australia, 7 Juni
2014
Dreamland Traveller
Catatan:
- Australia menggunakan mata uang Australia Dollar
(AUD) sebagai alat pembayaran yang sah.
- Nilai 1 AUD saat Dreamland melakukan perjalanan
adalah 10.650 IDR.
- Sydney adalah kota terbesar dan terpadat di
Australia yang menjadi destinasi wisata utama wisatawan di seluruh dunia.
- Ikon utama Sydney adalah Sydney Bridge dan Sydney
Opera House.
- Berbagai tempat wisata yang bisa dikunjungi di
Sydney, antara lain Sydney Bridge, Sydney Opera House, The Rocks, Darling
Harbour, Queen Victoria Building, Hyde Park, Blue Mountains, Jenolan Caves,
Bondi Beach, Manly Beach, Sydney Tower Eye, Featherdale Wildlife Park, Taronga
Zoo, Luna Park, Royal Botanic Garden, dan lain sebagainya.
- Taraf hidup di Sydney sangat tinggi, yakni
mencapai 80 – 120 AUD setiap hari untuk makan, transportasi, dan penginapan.
- Vivid Sydney 2014 adalah festival cahaya yang
digelar di Sydney pada 23 Mei – 9 Juni 2014.
- Terdapat berbagai moda transportasi umum yang ada
di Sydney, mulai dari trains, ferry, dan bus.
- Makanan hemat di Sydney berkisar antara 6 – 10 AUD
sekali makan.
- Winter di Australia cukup dingin dan disertai
dengan hujan, jangan lupa membawa payung dan memakai jaket yang tebal agar
tetap hangat.
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.