Sunday, December 16, 2012

Day 3 : Menggali Persatuan Lewat 188.000 Rupiah

Dreamland Traveller


Day 3 : Menggali Persatuan Lewat 188.000 Rupiah
Pagi pun kembali datang di Kota Hujan ini. Seperti biasa, Dreamland Traveller kembali bersiap-siap untuk mengikuti sesi hari ini dengan penuh semangat. Setelah mandi, berganti pakaian, dan sarapan, Dreamland memulai sesi pengenalan diri. Hasil dari tes psikologi yang diisi kemarin sudah keluar. Kami bisa melihat bagaimana kecenderungan tipe belajar kami, apakah visual, auditori, ataukah kinestetik? Kami juga mendapatkan hasil tes DISC, yang menunjukkan kecenderungan sikap dan perilaku dalam kondisi biasa, terdesak, atau potensial. Tes yang sangat bermanfaat.

Acara pun dilanjutkan dengan games kekompakan, di mana setiap peserta KEM 2012 ditutup matanya dengan karton dan diikat dengan tali rafia satu dengan yang lainnya di bagian pinggang. Dengan rasa bingung, takut, dan waspada, kami melewati setiap tantangan dan arahan panitia menuju tempat yang telah ditentukan. Senang rasanya mengetahui rute yang kami tempuh ternyata sangatlah mudah, hanya saja menjadi sangat sulit karena kami tidak dapat melihat. Betapa lucunya melihat tingkah laku kami ketika mencari jalan dengan mata tertutup lewat foto-foto panitia.
Setelah makan siang, sesi yang berat pun dimulai. Kami mendapat materi dari Rahman Tolleng yang membawakan sesi “Babakan Sejarah Politik Indonesia”. Sebagai salah satu tokoh politik yang sepuh dan mempunyai banyak pengalaman, Pak Rahman menceritakan lika-liku perjuangan politik yang dihadapinya selama masih menjadi mahasiswa. Kita harus menatap ke depan politik Indonesia dengan menengok situasi saat ini berkaca ke belakang agar menjadi dunia politik yang ideal, pesan Rahman Tolleng mengakhiri sesinya.

Rasa frustrasi dan stres pun Dreamland alami tatkala mengikuti sesi berikutnya, yakni “Menjadi Indonesia: Dasar-Dasar Filosofis” yang dibawakan oleh Rocky Gerung. Dengan cara penyampaian yang agak unik, yakni mempermainkan kursi, dosen filsafat Universitas Indonesia ini menyampaikan pemikiran kritisnya tentang Indonesia. Bagaimana cara kita memaknai Indonesia dan apa pentingnya? Semua materi ini dibawakan dengan bahasa filsafat yang membuat Dreamland pening.
Untungnya sesi istirahat segera tiba dan Dreamland segera mengistirahatkan pikiran yang penuh oleh kata-kata Rocky Gerung. Selanjutnya, sesi dimulai dengan kejutan baru. Kami diminta berbaris di luar aula terlebih dahulu yang telah ditata rapi oleh panitia. Cukup menarik ketika memasuki ruangan, kami ternyata akan bermain games analisa sosial. Setiap orang diberikan Rp 188.000,00, di mana kita diminta bertukar uang dengan peserta lainnya. Peserta yang memiliki akumulasi uang terbanyak, dialah yang menang.

Kami pun mulai bertukar uang satu dengan yang lainnya. Pertukaran yang aneh pun terjadi. Ada yang menukar 1.000 dengan 100.000, ada pula yang menukar 50.000 dengan 5.000. Dengan peraturan bunga yang diberikan panitia, peserta pun berlomba-lomba menukarkan uangnya. Permainan pun dihentikan panitia dan peserta diklasifikasikan berdasarkan perolehan uang yang dimiliki, yakni golongan kaya, menengah, dan miskin.
Kami memulai kembali games ini kembali sebanyak 3 sesi. Sesi kedua kami masih menggunakan strategi yang sama. Akibatnya, pembagian kelas pun masih terjadi. Kami yang memiliki uang terbanyak mendapatkan makanan yang mewah. Sementara yang sedang dan miskin mendapatkan makanan yang sedang dan ngampar di lantai. Akhirnya, sesi final pun tiba. Kami pun mulai mengatur strategi agar dapat menghasilkan keadilan di Bumi Pertiwi ini. Kami pun menukarkan kembali uang agar jumlahnya sama seperti yang kami dapatkan sebelumnya, yakni Rp 188.000,00.
Hal ini ternyata cukup efektif untuk membuat panitia yang berperan sebagai pemerintah kelabakan. Kami pun memutuskan untuk makan bersama-sama sebagai rakyat jelata. Sembari makan, games ini mengajarkan kami semua bahwa persatuan itu membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak. Pihak yang kaya mau merendahkan diri dan pihak yang miskin mau dibantu, sehingga mempunyai kehidupan yang layak dan sama rata.
Seandainya saja, Indonesia semudah mengembalikan 188.000 rupiah, betapa indahnya kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita takkan pernah mengalami kesenjangan sosial karena semua orang saling bahu membahu dalam menolong sesamanya. Begitu banyak pelajaran yang Dreamland dapatkan hari ini dan akan berguna untuk bekal di masa yang akan datang.

Bogor, 22 November 2012

Dreamland Traveller

Catatan:
- Kemah Menjadi Indonesia 2012 bertema “Menggali Gagasan Kepemimpinan dan Patriotisme Kaum Muda”
- Kemah Menjadi Indonesia 2012 diselenggarakan oleh Tempo Institute yang disponsori oleh Garuda Indonesia dan General Electric (GE)
- Peserta KEM 2012 adalah 30 penulis esai terbaik se-Indonesia yang diseleksi oleh juri yang memiliki kompetensi di bidangnya.

~ oOo ~ 

No comments:

Post a Comment

Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.