Day
3 : Menggali Persatuan Lewat 188.000 Rupiah
Pagi pun kembali datang di Kota
Hujan ini. Seperti biasa, Dreamland Traveller kembali bersiap-siap untuk
mengikuti sesi hari ini dengan penuh semangat. Setelah mandi, berganti pakaian,
dan sarapan, Dreamland memulai sesi pengenalan diri. Hasil dari tes psikologi
yang diisi kemarin sudah keluar. Kami bisa melihat bagaimana kecenderungan tipe
belajar kami, apakah visual, auditori, ataukah kinestetik? Kami juga
mendapatkan hasil tes DISC, yang menunjukkan kecenderungan sikap dan perilaku
dalam kondisi biasa, terdesak, atau potensial. Tes yang sangat bermanfaat.
Acara pun dilanjutkan dengan games kekompakan, di mana setiap peserta
KEM 2012 ditutup matanya dengan karton dan diikat dengan tali rafia satu dengan
yang lainnya di bagian pinggang. Dengan rasa bingung, takut, dan waspada, kami
melewati setiap tantangan dan arahan panitia menuju tempat yang telah
ditentukan. Senang rasanya mengetahui rute yang kami tempuh ternyata sangatlah
mudah, hanya saja menjadi sangat sulit karena kami tidak dapat melihat. Betapa
lucunya melihat tingkah laku kami ketika mencari jalan dengan mata tertutup
lewat foto-foto panitia.
Setelah makan siang, sesi yang
berat pun dimulai. Kami mendapat materi dari Rahman Tolleng yang membawakan
sesi “Babakan Sejarah Politik Indonesia”. Sebagai salah satu tokoh politik yang
sepuh dan mempunyai banyak pengalaman, Pak Rahman menceritakan lika-liku
perjuangan politik yang dihadapinya selama masih menjadi mahasiswa. Kita harus
menatap ke depan politik Indonesia dengan menengok situasi saat ini berkaca ke
belakang agar menjadi dunia politik yang ideal, pesan Rahman Tolleng mengakhiri
sesinya.
Rasa frustrasi dan stres pun
Dreamland alami tatkala mengikuti sesi berikutnya, yakni “Menjadi Indonesia:
Dasar-Dasar Filosofis” yang dibawakan oleh Rocky Gerung. Dengan cara
penyampaian yang agak unik, yakni mempermainkan kursi, dosen filsafat
Universitas Indonesia ini menyampaikan pemikiran kritisnya tentang Indonesia.
Bagaimana cara kita memaknai Indonesia dan apa pentingnya? Semua materi ini
dibawakan dengan bahasa filsafat yang membuat Dreamland pening.
Untungnya sesi istirahat segera
tiba dan Dreamland segera mengistirahatkan pikiran yang penuh oleh kata-kata
Rocky Gerung. Selanjutnya, sesi dimulai dengan kejutan baru. Kami diminta
berbaris di luar aula terlebih dahulu yang telah ditata rapi oleh panitia.
Cukup menarik ketika memasuki ruangan, kami ternyata akan bermain games analisa sosial. Setiap orang
diberikan Rp 188.000,00, di mana kita diminta bertukar uang dengan peserta
lainnya. Peserta yang memiliki akumulasi uang terbanyak, dialah yang menang.
Kami pun mulai bertukar uang satu
dengan yang lainnya. Pertukaran yang aneh pun terjadi. Ada yang menukar 1.000
dengan 100.000, ada pula yang menukar 50.000 dengan 5.000. Dengan peraturan
bunga yang diberikan panitia, peserta pun berlomba-lomba menukarkan uangnya.
Permainan pun dihentikan panitia dan peserta diklasifikasikan berdasarkan
perolehan uang yang dimiliki, yakni golongan kaya, menengah, dan miskin.
Kami memulai kembali games ini kembali sebanyak 3 sesi. Sesi
kedua kami masih menggunakan strategi yang sama. Akibatnya, pembagian kelas pun
masih terjadi. Kami yang memiliki uang terbanyak mendapatkan makanan yang
mewah. Sementara yang sedang dan miskin mendapatkan makanan yang sedang dan
ngampar di lantai. Akhirnya, sesi final pun tiba. Kami pun mulai mengatur
strategi agar dapat menghasilkan keadilan di Bumi Pertiwi ini. Kami pun
menukarkan kembali uang agar jumlahnya sama seperti yang kami dapatkan
sebelumnya, yakni Rp 188.000,00.
Hal ini ternyata cukup efektif
untuk membuat panitia yang berperan sebagai pemerintah kelabakan. Kami pun
memutuskan untuk makan bersama-sama sebagai rakyat jelata. Sembari makan, games ini mengajarkan kami semua bahwa
persatuan itu membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak. Pihak yang kaya mau
merendahkan diri dan pihak yang miskin mau dibantu, sehingga mempunyai
kehidupan yang layak dan sama rata.
Seandainya saja, Indonesia semudah
mengembalikan 188.000 rupiah, betapa indahnya kehidupan berbangsa dan
bernegara. Kita takkan pernah mengalami kesenjangan sosial karena semua orang
saling bahu membahu dalam menolong sesamanya. Begitu banyak pelajaran yang
Dreamland dapatkan hari ini dan akan berguna untuk bekal di masa yang akan
datang.
Bogor, 22 November 2012
Dreamland Traveller
Catatan:
- Kemah Menjadi Indonesia 2012 bertema “Menggali
Gagasan Kepemimpinan dan Patriotisme Kaum Muda”
- Kemah Menjadi Indonesia 2012 diselenggarakan oleh
Tempo Institute yang disponsori oleh Garuda Indonesia dan General Electric (GE)
- Peserta KEM 2012 adalah 30 penulis esai terbaik
se-Indonesia yang diseleksi oleh juri yang memiliki kompetensi di bidangnya.
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.