Menikmati Alunan Angklung di Saung Angklung Udjo
Pertunjukan bambu dan kesenian Sunda khas Saung Angklung Udjo
ini memang sangat menarik untuk dinikmati. Pertunjukan
dibuka dengan Demonstrasi Wayang Golek yang dibawakan oleh seorang Dalang dari
Saung Angklung Udjo. Dengan narasi berbahasa Sunda, tokoh wayang yang ada
diceritakan kisah kehidupan kekinian yang sedang kita hadapi saat ini. Setiap
gerakan dan ucapan wayang itu seolah memberi pesan bagi siapapun yang melihatnya
bahwa kita haruslah berbuat baik pada sesama. Sama halnya dengan hukum sebab
akibat bahwa siapa menanam kebaikan, maka ia akan menuai kebahagiaan.
Sebaliknya, siapa melakukan kejahatan, ia akan menanggung akibat.
Sama
seperti arti filosofisnya, wayang memiliki arti bayangan atau pencerminan dari
sifat dalam jiwa manusia. Lewat pementasan wayang, kita akan bercermin pada
diri kita sendiri lewat pemahaman atau internalisasi diri. Apakah sifat kita
terwakili oleh wayang yang dimainkan? Tak heran jika wayang dapat menjadi media
yang sangat baik untuk menyadarkan kita tentang sifat dasar manusia yang buruk
dan bagaimana cara mengatasinya dengan bijak.
Acara
dilanjutkan dengan pementasan Helaran, yakni pertunjukan yang biasa dimainkan
untuk mengiringi upacara tradisional khitanan dan upacara panen padi. Belasan
pemain yang masih berusia belia riang gembira memainkan alunan angklung dengan
nada Salendro atau Pentatonis yang terdiri atas Da Mi Na Ti La Da. Dengan
lincah, para pemain menari dan memainkan alat musik secara bersamaan menjadi
perpaduan yang indah.
Selanjutnya,
penonton disuguhkan dengan beberapa tari tradisional, yakni tarian klasik
Topeng Kandaga dan Tari Merak. Tarian Topeng Kandaga menceritakan tentang kisah
Ratu Kencana Wungu yang dikejar-kejar oleh Prabu Menakjingga yang tergila-gila
padanya. Sementara itu, Tari Merak mengambarkan dan mengeksplorasi keindahan
warna burung Merak dalam bentuk tarian yang eksotis dan menawan.
Tak
ketinggalan, permainan calung, arumba (alunan rumpun bambu), dan angklung mini
yang memberikan harmonisasi nada yang sempurna. Setiap pemain dengan semangat
memainkan alat musik yang dikuasainya. Nada yang dihasilkan pun menjadi bentuk
relaksasi rohani tersendiri bagi siapapun yang mendengarkannya. Ketukan bambu
yang dibunyikan pada tempo yang pas menjadi alunan nada yang indah.
Lagu-lagu
daerah pun dibawakan dengan angklung Pa Daeng di adegan pertunjukan
selanjutnya. Lima lagu nasional, mulai dari Aceh hingga Papua pun dimainkan
dengan angklung secara serempak. “Cublak Cublak Suweng” dari Jawa Timur, “Yamko
Rambe Yamko” dari Papua, “Kicir-Kicir” dari Jakarta, dan dua lagu lainnya pun
dimainkan untuk melestarikan khazanah lagu daerah Indonesia yang tidak ternilai
harganya.
Memasuki
sesi selanjutnya, yakni angklung interaktif. Setiap penonton diberikan sebuah
angklung yang memiliki nada yang berbeda, yakni 1 hingga 1 titik. Selanjutnya,
pembawa acara akan memberikan gerakan atau isyarat tertentu yang harus diikuti
oleh nada-nada tertentu. Saat nada tersebut diisyaratkan, kita hanya perlu
menggerakkan angklung agar mengeluarkan bunyi yang diminta. Bunyi yang
dikeluarkan angklung kelak akan membentuk harmonisasi nada yang indah.
Awalnya,
setiap penonton kebingungan dan akhirnya salah membunyikan nada angklung.
Setelah beberapa kali percobaan, angklung pun dapat menghasilkan nada yang
indah dengan lagu-lagu yang populer, seperti Burung Kakak Tua dan lain
sebagainya. Terlihat bahwa permainan angklung yang baik akan tercipta tatkala
di antara pemain terdapat kekompakan sehingga melodi yang tercipta dapat
mengalir dengan indah dan terus berkesinambungan.
Acara
pun diakhiri dengan angklung okrestra dan menari bersama, di mana setiap orang
bisa mengekspresikan diri di atas pentas bersama-sama. Sungguh sebuah
pengalaman tersendiri menyaksikan pertunjukan selama 1,5 jam yang penuh dengan
dinamika dan sarat akan kekayaan budaya di ranah Sunda.
Bandung, 19 Desember 2012
Dreamland Traveller
Catatan:
- Saung Angklung Udjo memiliki 4 kali
pertunjukan setiap harinya, yakni
pagi (10.00 – 11.30),
siang (13.00 – 14.30),
petang (15.30 – 17.00), dan
malam (18.30 – 20.00).
Tarif tiket, yakni Rp 60.000,00 untuk wisatawan domestik
Rp 100.000,00
untuk wisatawan asing
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.