Day
4 : Melihat Dengan Kacamata yang Berbeda
Hari
yang baru pun telah tiba. Saatnya Dreamland mempersiapkan diri untuk menyambut
hari ini dengan penuh semangat. Acara pun dimulai tepat pukul 08.00 setelah
sarapan dengan sesi “Hak Asasi Manusia di Indonesia” yang dibawakan Papang
Hidayat dari KontraS. Sebagai aktivis HAM, beliau memaparkan beberapa upaya
yang dapat dilakukan untuk memperjuangkan HAM kaum yang tertindas. Banyaknya
pelanggaran kemanusiaan yang terjadi hendaknya menjadikan kita peka dan mau
bertindak untuk berjuang bagi keadilan.
Setelah
itu, sesi langsung dilanjutkan dengan sesi “Indonesia dan Kebhinekaannya” yang
dibawakan oleh 3 narasumber, yakni Budi Tanuwibowo dari INTI atau Indonesia
Tionghua, Ihsan Ali-Fauzi, dan seorang ustad. Setiap narasumber memberikan
perspektifnya masing-masing tentang Bhineka Tunggal Ika berdasarkan kapabilitas
mereka. Sangat menarik rasanya menyaksikan para tokoh agama dan etnis yang
berbeda duduk berdampingan untuk memberikan materi ini.
Selesai
sesi, kami pun makan siang. Acara pun dilanjutkan dengan sesi dari Danang
Widoyoko dari ICW, yakni “Indonesia yang Anti Korupsi”. Berhubung tubuh
Dreamland kurang fit, akhirnya Dreamland memutuskan untuk tidak mengikuti sesi
ini dan beristirahat. Dreamland mendapatkan perawatan akupuntur dari A’ak
Abdullah Al-Kudus. Menakutkan memang awalnya, namun karena Dreamland ingin
sembuh dan ikut dalam sesi selanjutnya, Dreamland pun memberanikan diri.
Setelah itu, Dreamland pun tertidur selama beberapa jam.
Setelah
mengistirahatkan diri satu sesi, Dreamland pun kembali mengikuti sesi
“Perspektif Gender” yang dibawakan oleh Jaleswari Pramodhawardani. Beliau
adalah peneliti LIPI yang mengamati isu-isu sosial, khususnya gender. Saat ini,
masyarakat didominasi oleh pola pikir patriarkis, sehingga perempuan kerapkali
menjadi korban diskriminasi terselubung. Selain itu, ayah harus bekerja, lelaki
tidak boleh menangis, ibu harus di dapur, dan berbagai pola pikir itu juga
menjadi perspektif gender yang masih ada di tengah masyarakat.
Kemudian,
masyarakat kita yang menganut kenormalan dari sudut pandang hetero juga
menganggap homo adalah bentuk ketidaknormalan seseorang. Kaum LGBT (Lesbian,
Gay, Bisexual, Transgender) dituntut untuk menjadi hetero, jika tidak dikucilkan.
Padahal, seorang homoseksual pun tidak memilih untuk ditakdirkan hidup sebagai
diri mereka saat ini. Mereka juga sudah menolak diri mereka sebelum lingkungan
menolak mereka. Alhasil mereka menjadi kaum yang tersudutkan karena orang-orang
yang menganut kenormalan hetero.
Andaikan
teman, saudara, atau justru anak kita sendiri tergolong LGBT, apakah kita akan
menelantarkan atau mengucilkan mereka? Pertanyaan yang ditujukan salah satu
peserta kepada narasumber ini sangat menarik untuk dikaji. Jaleswari menjawab,
“Saya akan menerima anak saya apa adanya. Saya mungkin tidak bisa membayangkan
jika anak saya menjadi gay, namun apapun kondisinya dia tetaplah anak saya.”
Beliau
menutup sesi ini dengan sebuah kesimpulan. Bukankah koruptor jauh lebih hina
dibandingkan kaum LGBT? Menghargai perbedaan bukanlah sebatas toleransi
terhadap suku atau etnis yang berlainan, melainkan juga orientasi seksual yang
berbeda. Bukankah mereka juga manusia yang sama-sama diciptakan Sang Pencipta
ke dunia ini. Sebuah perspektif menarik yang mengubah pola pikir kami semua
tentang gender.
Memang
kita harus melihat dengan kacamata yang berbeda agar kita mampu menghargai dan
menerima perbedaan yang ada di Indonesia. Sungguh sebuah refleksi yang sangat
menarik!
Bogor, 23 November 2012
Dreamland Traveller
Catatan:
- Kemah Menjadi Indonesia 2012 bertema “Menggali
Gagasan Kepemimpinan dan Patriotisme Kaum Muda”
- Kemah Menjadi Indonesia 2012 diselenggarakan oleh
Tempo Institute yang disponsori oleh Garuda Indonesia dan General Electric (GE)
- Peserta KEM 2012 adalah 30 penulis esai terbaik
se-Indonesia yang diseleksi oleh juri yang memiliki kompetensi di bidangnya.
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.