Mal Serasa Milik Pribadi

Dreamland Traveller Moment

Mal Serasa Milik Pribadi

            Entah karena penduduknya sedikit atau penduduk Kuching tidak suka jalan-jalan, keberadaan mal di Kuching menjadi gedung megah tak bertuan. Tatkala Dreamland berkunjung ke Sarawak Plaza, Dreamland terkejut melihat tak ada satupun orang yang masuk untuk sekadar melihat-lihat dan berbelanja di mal ini. Kalaupun ada, itupun bisa dihitung hanya dengan satu jari tangan saja. Benar-benar sangat memprihatinkan dan merana keberadaan mal di Kuching ini.

            Tak hanya Sarawak Plaza, Tun Jugah pun mengalami hal yang sama. Tidak ada seorangpun yang masuk untuk sekadar window shopping atau membeli sesuatu. Orang-orang terkesan tidak tahu dengan keberadaan mal ini. Dreamland membayangkan bagaimana pemilik toko ini menggaji pegawai-pegawainya yang seharian menunggu kedatangan orang yang tidak pasti. Belum lagi mal yang harus membiayai operasional listrik, air, dan lain sebagainya yang Dreamland yakin tidak murah. 

            Dreamland sendiri tidak mengerti mengapa Kuching sebagai ibukota Sarawak boleh dikatakan lebih mirip kota mati dibandingkan kota keempat terbesar di Malaysia. Jalanan saja tampak lenggang, mal sepi, dan orang yang berkeliaran sangat sedikit. Tatkala pergi ke mal di Kuching, rasanya mal itu serasa milik pribadi karena hanya kitalah yang berjalan didalamnya. 

            Entah sampai kapan kondisi ini akan berlanjut sampai akhirnya mal ditutup karena tidak sanggup lagi menanggung biaya operasional yang terus membengkak, sementara pemasukan dari pengunjung tidak sebanding dengan apa yang dikeluarkan. Dreamland tidak sanggup membayangkannya.

~ oOo ~