Day
2 : Uniknya Perbatasan Darat Thailand – Kamboja di Aranyaprathet dan Poipet
Dengan
sisa rasa lelah dan capek yang masih belum hilang, Dreamland pun mulai
bersiap-siap pukul 04.00 untuk menuju stasiun kereta api Hua Lam Phong.
Dreamland pun mandi dan berganti pakaian, kemudian membeli sarapan yang ada di
dekat stasiun kereta api. Setelah itu, Dreamland langsung menuju konter
pembelian tiket untuk membeli kereta api jurusan Bangkok – Aranyaprathet pukul 05.55
dengan tarif 48 bath. Dreamland pun langsung naik ke kereta yang sudah bersiap
dan mencari tempat duduk yang nyaman untuk perjalanan selama 6 jam.
Akhirnya
kereta api pun berangkat dari stasiun kereta Hua Lam Phong menuju
Aranyaprathet. Perjalanan selama 6 jam pun terasa begitu membosankan. Dreamland
bolak-balik tidur bangun dan pemandangan di sepanjang jalan cenderung sama,
yakni ladang hijau yang begitu asri dan sawah yang subur. Selain itu, berhubung
keretanya kelas 3, sehingga kursinya pun ala kadarnya dan membuat punggung
terasa pegal. Penjual berlalu lalang menjajakan makanan dan minuman. Kondektur
kereta berlalu lalang memeriksa karcis yang sudah dibeli oleh penumpang.
Semakin
menuju ke Aranyaprathet, jalanan yang ada semakin berdebu dan banyak sari
tanaman beterbangan di kereta. Selain itu, stasiun kereta yang disinggahi pun
semakin lama semakin jelek. Ada stasiun yang hanya berupa gubuk kayu, namun
kereta tetap berhenti untuk mengangkut dan menurunkan penumpang di rute yang
dilalui. Menjelang tiba di Aranyaprathet, ternyata ada petugas yang memeriksa
paspor sejumlah orang, terutama imigran asal Kamboja yang pulang kembali ke
negaranya.
Begitu
sampai di Aranyaprathet, Dreamland merasa sangat senang dan lega karena
akhirnya bisa berdiri dan merenggangkan badan yang sudah super pegal selama 6
jam perjalanan. Supir tuk-tuk dari berbagai arah langsung menawarkan perjalanan
ke perbatasan dengan tarif 100 bath awalnya. Dreamland pun tidak mau dan
akhirnya menawar harga hingga sepakat di 80 bath. Ternyata dari stasiun kereta
api Aranyaprathet menuju perbatasan masih ada jarak 6 km lagi! Dreamland pun
naik ke tuk-tuk dan akhirnya menuju ke perbatasan Thailand-Kamboja.
Kota
perbatasan Aranyaprathet ini boleh dikatakan sangat gersang. Tidak ada
pertokoan besar, tetapi hanya ada kios-kios kecil yang menjual barang
sekadarnya. Sesampainya di perbatasan, Dreamland langsung ditunjukkan jalan
menuju imigrasi Thailand dan Kamboja. Tapi jangan salah perjalanan Dreamland
ternyata dikuntit oleh sejumlah orang tak dikenal. Peristiwa ini akan Dreamland
ceritakan lebih lanjut dalam Dreamland Traveller Moment ya.
Dreamland
pun masuk ke kantor imigrasi untuk mendapatkan cap, setelah itu berjalan kaki
agak jauh menuju imigrasi Kamboja di kota Poipet. Di sepanjang jalan menuju
imigrasi Kamboja, berdiri dengan megah berbagai kasino yang siap menguras turis
yang mempunyai banyak uang. Mungkin strategi pemerintah Kamboja untuk
mendirikan kasino di sini agar orang Thailand yang negaranya tidak mempunyai
kasino bisa bermain di sini. Kasino bisa dijadikan salah satu pemasukan negara
oleh pemerintah Kamboja.
Setelah
itu, Dreamland pun tiba di imigrasi Kamboja yang berbeda jauh dengan imigrasi
Thailand. Dreamland masuk ke sebuah ruangan yang panas dengan sebuah kipas
angin yang menyala. Sebagai warga negara Indonesia, kita tidak membutuhkan visa
untuk memasuki Kamboja, sehingga hanya dengan dicap saja, kita sudah resmi
berada di Kamboja. Cihuy, akhirnya Dreamland tiba di Kamboja juga. Sehabis dari
imigrasi, terdapat shuttle bus gratis
menuju terminal bus untuk meneruskan perjalanan ke Siem Reap atau destinasi
lainnya.
Orang
Kamboja boleh dikatakan sangat fasih berbahasa Inggris, sehingga Dreamland
tidak kesulitan ketika bertanya atau berbicara dengan sejumlah orang lokal.
Setelah shuttle bus membawa cukup
banyak orang, kami pun berangkat menuju terminal bus. Di terminal ini, kita
akan ditawarkan berbagai rute dengan moda transportasi yang tersedia, mulai
dari taksi yang paling mahal, sampai bus yang paling murah.
Ternyata ada sepasang bule yang
menunggu di sini dan berbicara dengan Dreamland untuk naik minivan. Minivan
sendiri akan berangkat jika terdapat 10 orang yang mendaftar, akhirnya Dreamland
mengiyakan saja untuk ikut serta dengan tarif 10 dollar Amerika. Hanya berbeda
1 dollar dengan bus. Dreamland dan bule tersebut pun menunggu tamu lainnya yang
akhirnya ikut serta dalam minivan menuju ke Siem Reap. Akhirnya minivan pun
berangkat dan membawa kami semua menuju Siem Reap selama 3 jam perjalanan.
Jalanan yang ada di sepanjang jalan
menuju Siem Reap sangat lurus dan mulus. Tidak ada lubang sama sekali, sehingga
perjalanan menjadi begitu nyaman. Hanya saja sepanjang pinggir jalan di
Kamboja, ladang pertanian begitu gersang. Tanahnya begitu tandus dan tidak ada
kehidupan tanaman hampir di semua ladangnya. Sangat berbeda jauh dengan tanah
di Thailand yang begitu subur dan makmur. Dreamland diberhentikan di sebuah
toko makanan oleh supir untuk ke toilet dan sebuah peristiwa pun terjadi. Nanti
akan Dreamland ceritakan lebih lanjut dalam Dreamland Traveller Moment. Satu
lagi keunikan dari mobil di Kamboja adalah setirnya berada di sebelah kiri,
bukan kanan seperti di Indonesia.
Akhirnya sesampainya di Siem Reap,
Dreamland diberhentikan di sebuah tempat yang sangat asing. Anehnya perjanjian
awal saat Dreamland diberitahu akan diantar sampai ke penginapan, justru harus
naik tuk-tuk lagi untuk sampai penginapan. Selain itu, orang-orang di sini juga
memaksa kami semua untuk ikut tur yang disediakan agar tidak kena ongkos
tuk-tuk. Semua bertambah aneh lagi. Perdebatan yang terjadi antara Dreamland
dan staf akan Dreamland bahas di Dreamland Traveller Moment.
Akhirnya, Dreamland pun terpaksa
menyewa sebuah tuk-tuk menuju penginapan karena jalanan yang sangat asing
dengan harga yang mahal, yakni 3 dollar. Jalanan yang ada di Siem Reap ini
sangat berdebu dan membuat mata cepat perih. Sesampainya di Hak’s House yang
merupakan penginapan yang telah Dreamland booking
sebelumnya, supir tuk-tuk tetap memaksa untuk ikut tur 1 hari bersamanya dengan
dalih dia tidak mempunyai pekerjaan. Capek deh! Dreamland pun meninggalkan
supir tuk-tuk tersebut karena pekerjaan dia telah usai.
Setelah check-in, diberi kunci kamar, dan beristirahat sejenak, Dreamland
pun memutuskan untuk berjalan kaki menuju Old Market untuk membeli makan malam
dan berbelanja sejenak. Sepanjang jalanan menuju Old Market, jalanan yang ada
sangat berdebu. Penduduk setempat rata-rata menggunakan sepeda, sepeda motor,
dan tuk-tuk. Hanya Dreamland saja yang berjalan kaki. Perjalanan dari
penginapan menuju Old Market ini memakan waktu selama 15 menit jalan kaki.
Sesampainya di Old Market,
Dreamland melihat konsep pasar yang hampir serupa dengan Chatuchak Weekend
Market dan Pasar Klewer hanya saja dengan ukuran yang lebih kecil. Barang yang
dijual di sini, antara lain suvenir, perhiasan, buah, sandal, dan berbagai
keperluan lainnya. Setelah puas berbelanja dan melihat-lihat, Dreamland makan
di sebuah restoran masakan Khmer dan memesan nasi goreng. Rasanya ternyata sangat
hambar dan tidak enak.
Sore pun berganti malam. Dreamland
pun berjalan melihat Art Center Market, di mana berbagai lukisan dan kerajinan
Kamboja dijual. Di sini juga terdapat jasa pemijatan dengan kisaran harga 4 –
10 dollar. Setelah puas melihat-lihat, Dreamland pun kembali ke penginapan dengan
berjalan kaki. Sepanjang jalan, ternyata banyak rumah yang tidak mempunyai
lampu, sehingga jalanan menjadi sangat gelap. Akibatnya, Dreamland sempat
tersesat dan harus bertanya pada penduduk lokal.
Dreamland pun akhirnya sampai di
penginapan dengan kaki yang sudah amat pegal. Setelah mengisi air minum gratis
yang tersedia, Dreamland pun segera masuk ke kamar untuk beristirahat dan
mempersiapkan diri esok hari untuk mengikuti tur 1 hari dari supir tuk-tuk yang
Dreamland booking di guesthouse seharga 12 dollar. Senang
rasanya merasakan pengalaman melintasi 2 negara via jalur darat dengan kondisi
yang berbeda!
Bangkok, Thailand, Siem Reap, Kamboja, 26 Mei 2013
Dreamland Traveller
Catatan:
- Aranyaprathet adalah kota paling timur dari
Thailand yang berbatasan langsung dengan Poipet sebagai kota paling barat dari
Kamboja.
- Mata uang yang digunakan di Kamboja adalah US
Dollar dan Kamboja Riel.
- 4.000 Kamboja Riel (KHR) setara dengan 1 US
Dollar.
- Kamboja tidak mempunyai transportasi umum yang
teratur layaknya di Bangkok.
- Tuk-tuk adalah transportasi yang umum digunakan di
Kamboja untuk mengakses berbagai tempat wisata.
- Terdapat berbagai tempat penyewaan sepeda dengan
harga 1 US Dollar untuk disewa 1 hari.
- Dua wilayah yang paling populer di Kamboja adalah
Siem Reap dan Phnom Penh.
~
oOo ~
Thanks sevenliv3asia :)
ReplyDeleteThanks for your apreciation sevenliv3asia :)
ReplyDeleteGan dreamland.. Imigrasi di Aran dan pipet tutup jam brp ya??
ReplyDeletebtw bu Hayati bego ya.. udah jauh2 ke Hongkong masih ga cukup gajinya + menderita pula